After Five Years

Mei 15, 2022

Pemandangan Kapal-Kapal di Pelabuhan Parepare

Setelah lima tahun engga pulang ke Parepare, akhirnya aku bisa pulang juga di tahun 2022. Terakhir kali aku pulang ke sana itu tahun 2017. Udah lama juga ya? Sampai-sampai aku lupa Makassar-Parepare itu berapa jam. Ternyata bisa ditempuh 2 jam kalau perjalanan lancar (kalau macet bisa sampe 4 jam sih).

 

Aku emang bukan dilahirkan di Parepare, bukan pula dibesarkan di kota itu, tapi aku paling merasa di rumah kalau aku lagi di Parepare. I feel so home and I feel like I was belong there.

 

Lima tahun engga bertemu kota itu, banyak yang berubah, tapi banyak juga yang tetap sama. Suasana rumah itu tetap sama... selalu bikin aku nyaman. Entah kapan terakhir kali aku merasa senyaman itu. Rasanya bersyukur banget, begitu kakiku sampai di depan pintu rumah, Nenekku langsung menyambut dan memelukku. Aku sendiri udah lupa kapan terakhir dipeluk seperti itu… Selama aku tinggal di Jawa, no one ever hugged me.  

 

Lalu, aku masuk ke ruang tengah dan finally bertemu Ibuku setelah 4 tahun. Terharuuu banget. Panjang banget perjalanan buat bisa ketemu Ibu lagi. After a long time, I am home. Terakhir kali aku ketemu Ibu itu waktu aku masih kuliah semester 1 di Bintaro tahun 2018. Ternyata udah lama juga… tau-tau ketemu lagi sama Ibu, anaknya alhamdulillah udah lulus kuliah. Time flies so fast.

 

Di hari itu juga, aku ketemu tante-tanteku yang juga udah lama engga ketemu. Aku ketemu Kakekku juga, agak maleman, karena pas aku sampai Kakekku masih di masjid. Aku juga ketemu Om-ku. Jujur aja, aku engga pernah dipeluk sebanyak itu selama lima tahun and it feels nice. Ternyata rasanya dipeluk senyaman itu ya. 

 

Kurang lebih di Parepare selama 7 hari karena 3 hari sisanya aku di Makassar.

 

Lima tahun engga ketemu dan sekalinya ada waktu, cuma diberi waktu satu minggu.


But it’s okay, because that’s just the way life works. Sometimes hellos are shorter than goodbye.

 

Kangen? Banget. Jujur aja kangennya belum dibayar tuntas. Masih pengen bisa ngerasain masakan Ibu. Masih pengen bisa ketemu keluargaku di sana. Katanya rindu harus dibayar tuntas, tapi kalau ini rindu harus dibayar mencicil. 

 

Walau begitu, aku tetap bersyukur banget. Dan bahagia bisa ngerasain berkumpul bersama keluarga di Parepare. Kangennya terobati.

 

Sometimes it’s kinda hurt waktu aku berpikir aku melewati lima tahun tanpa pulang. Kayak kemana aja aku selama ini??? Yah tapi mau gimana lagi. I couldn’t afford the plane ticket when I was in college or in senior high school. Because what could I do that time?

 

Pasca berenang di Pantai Lumpue

Pantai Lumpue, Parepare

Selama di Parepare, aku sempat pergi ke Pantai Lumpue alias pantai yang deket-deket aja. Jujur, aku happyyyy banget bisa berenang di laut lagi setelah sekian lama! Kayaknya terakhir kali aku berenang di laut tuh pas aku di Bulukumba (2017). Tapi agak sedih di pantai itu ada banyak sampahnya, sampai aku harus bolak-balik ke daratan buat kumpulin sampah dari laut. Aku berenang dari jam 10 sampai jam 12 siang sama sepupu-sepupuku. 

 

Terus setelah puas berenang di pantai, sorenya aku sekeluarga pergi jalan-jalan ke Lejja yang ada di Kabupaten Soppeng buat menginap semalam, acara kumpul-kumpul keluarga. Sebenarnya di Pantai Lumpue pun itu ada acara arisan keluarga dan kumpul keluarga. Jujur aja, banyak yang engga aku kenal karena mon maap aku udah ga pulang 5 tahun. Tapi aku tetep seneng bisa silaturahmi sama keluarga besar <3 Ketemu saudaranya Nenek dan sepupu-sepupunya Ibu yang ternyata buanyak banget. 

 

Perjalanan dari Parepare ke Lejja memakan waktu 4 jam, melewati Kabupaten Sidrap (Sidenreng Rappang) dan Kabupaten Soppeng. Sampai sana jam 8 malam dan kami menginap di villa low-budget yang ada di pinggir pemandian air panas. Dari dulu keluargaku emang suka banget jalan-jalan dan explore ke tempat yang baru kaya gini. Rasanya tiap kali aku ke sini, selalu ada aja mini adventure ke tempat baru di Sulsel.

 

Tahun 2016, nginep semalam di Tana Toraja dan di sana melihat Kete Kesu dan Gua Londa. Terus tahun 2017, nginep semalam di Bulukumba dan pergi ke Pantai Apparalang, Pantai Tanjung Bira, dan pantai yang sepiiiiii banget di dekat tempat menginap. Dan sekarang tahun 2022, nginep semalam di Lejja. (Sebenernya pas aku engga pulang, keluargaku juga banyak acara liburannya tapi yah aku di Jawa)

 

Seru banget sih tidur sama-sama di villa low-budget yang bentukannya kayak rumah panggung dan letaknya di pinggir hutan-hutan gitu. Terus paginya sehabis subuh langsung berendam air panas karena Lejja itu memang wisata alam air panas. Sebenarnya tahun 2016, pun aku pernah ke sini sama sepupu-sepupuku tapi waktu itu engga sampai berendam karena aku mager.

 

Villa Yuliana, Kabupaten Soppeng

Siangnya mampir ke rumah adeknya Kakek di Soppeng. Sebelum sampai di rumah Ji’di (panggilan buat adeknya Kakek), aku sekeluarga mampir ke semacam cagar budaya yang namanya Villa Yuliana. Villa-nya itu horror banget tapi cantik bentukannya. Kata Omku, villa itu dulunya buat Ratu Belanda tapi begitu udah dibangun, ternyata Ratu-nya engga jadi tinggal di situ.


Kelelawar di tengah kota!

 

Terus aku juga liat kelelawar banyak banget bergelantungan di pohon-pohon!!! SUMPAHHH. Kukira selama ini kelelawar itu tidurnya di gua atau tempat gelap macam di film Batman, tapi ternyata mereka tidur di pohon tengah kota! Banyak banget kelelawar yang bergelantungan di pohon-pohon tapi pas kufoto hasilnya blur karena aku terlalu takjub (dan mobilnya jalan terus).

 

Setelah mampir di rumah Ji’di, pulang lagi ke Parepare. Ngelewatin jalan di pinggir persawahan, ngelewatin jalan rusak, dan mampir sebentar di pinggir jalan buat makan buah lontar sama minum tuak (air buah lontar). Pas pertama liat tuak, kukira tuak tuh miras, ternyata bukan :’) Rasanya segerrr banget.

 

Buah Lontar dan kerupuk gatau namanya tapi enak

Tuak (bukan miras)

Sesampainya di Parepare, capek juga tapi masih belum kerasa karena aku bener-bener berusaha menikmati waktuku di sana. Waktu bersama keluarga yang susah banget buat kudapatkan selama ini. Dua hari kemudian, aku balik ke Makassar. Di Makassar itu ada rumahnya Tante, makanya kalau liburan di Makassar pasti stay-nya di sini.


Oh iya sebelum pulang ke Makassar juga, sehari sebelumnya, sempat ke Ladoma, Bacukiki. Ibu dan tante-tanteku pun juga baru tau ada sungai berbatu-batu di Parepare. Sayangnya tempatnya belum begitu terawat karena katanya baru dibuka lagi setelah pandemi. Tapi enggapapa lah, lumayan buat denger suara aliran sungai dan duduk-duduk di atas batu besar sambil main air. 


Sungai berbatuan di Ladoma, Kec. Bacukiki, Parepare

 

Hari Jumat, aku kembali lagi ke Makassar. Selama di Makassar, aku cuma sempat main ke Mall Panakkukang :’) karena hari Sabtu-nya aku udah capek banget sedangkan hari Minggu aku harus balik ke Banjarbaru. Pas balik ke Banjarbaru, aku ngalamin delay dua kali di Makassar dan Surabaya. Hmmm... Harusnya Banjarbaru bikin penerbangan yang langsung ke Makassar dong, jangan yang ada transit-transitnya. 

 


**



Jadi begitulah liburan singkat di Parepare dan Makassar. Aku bakal selalu kangen dua kota itu. Kangen dengerin orang-orang yang semuanya ngomong pakek Bahasa Bugis. Ya walaupun aku engga bisa terjemahin, kadang aku bisa mengerti apa yang diomongin (dengan cara nebak-nebak). Kangen kotanya. Kangen keluargaku. Kangen sepupu-sepupuku. Kangen Kakek dan Nenek. Dan tentunya, kangen Ibuku, yang sudah melahirkan aku ke dunia <3

 

I wish I could go back there and stay there. I wish I could explore more cities in South Sulawesi. Someday.