Naskah Drama
Agustus 28, 2013Tokoh-Tokoh
- Anindya
Putri Kintani
Tokoh utama di drama ini. Nama panggilannya
Nindya. Sifatnya heboh dan periang. Hobinya membaca buku, menggambar, dan
bermain game. Walau suka bermain game, Nindya tidak pernah lupa untuk belajar.
- Mesya
Aizhira
Sering disapa Mesya. Mesya adalah sahabat
karibnya Nindya. Hobinya hampir sama dengan Mesya yaitu menggambar. Sifatnya
sedikit pendiam tetapi Mesya adalah anak yang ramah dan pintar.
- Ayumi
Frizta Septiana
Panggilannya Ayumi. Ayumi juga merupakan
teman dekat Nindya dan Mesya. Sifatnya
ramah. Juga bijaksana. Hobinya menulis, karena cita-citanya ingin
menjadi penulis dan belajar. Ciri-cirinya dia memakai kacamata.
- Miko
Alvaro
Salah satu teman laki-laki Nindya dan Mesya.
Hobinya menyanyi dan menonton film. Oleh karena itu, di kelas dia salah satu
murid yang paling tahu tentang film-film terbaru. Sifatnya periang, tapi dia
gampang terpengaruh.
- Karina
Rehansyah
Di kelas, Karin adalah salah satu murid yang
cukup feminin. Hobinya membaca buku cerita. Sifatnya kadang sedikit
menyebalkan. Waktu kelas 7, Karin, Mesya, dan Nindya adalah sahabat karib.
Tapi, di kelas 8, persahabatan ini terpecah.
- Lilitha
Geofani
Panggilannya Litha. Di antara teman-teman
Nindya, Litha adalah anak yang paling tomboy. Memang, kadang gerakannya kasar,
tetapi dia anak yang baik. Hobinya bermain bola dan bercerita hal-hal yang
lucu. Sifatnya tomboy dan lucu.
- Caramel Kudou
Namanya memang unik. Sering disapa Karel. Di
drama ini, dia adalah murid baru di sekolah Nindya dan kawan-kawan. Dia
pindahan dari Jepang. Ayahnya adalah orang Jepang dan Ibunya adalah orang
Indonesia. Dia lahir di Tokyo, Jepang.
Babak
1
Pagi itu di sekolah, bel pertanda
jam pelajaran belum berbunyi. Jadi, Nindya, Mesya, dan Ayumi yang kebetulan
datang cukup pagi berjalan-jalan di taman sekolah sambil mengobrol.
Nindya:
Kalau pagi-pagi begini, suasana enak ya?
Ayumi:
Iya. Terus, sekolah juga belum terlalu ramai.
Mesya:
Oh iya, kok Litha belum datang juga ya?
Nindya:
Bener juga ya... Biasanya dia datang yang paling pertama.
Mesya:
Mungkin dia bangun terlambat. (Tertawa kecil)
Ayumi:
Tapi pasti sebentar lagi dia datang.
Tiba-tiba
ada yang mengejutkan mereka dari belakang.
Litha:
DORRR!!!
Nindya:
Litha! Jangan ngagetin kita, dong!
Litha:
(Menyeringai nakal)
Ayumi:
Baru aja kita aja kita ngomongin kamu, tahu-tahu datang.
Litha:
Memang kalian ngomongin apa?
Nindya:
Oh, bukan apa-apa, kok…
Mesya:
Iya.
Litha:
Eh, kenapa ya beberapa hari ini ada yang berbeda dari Karin?
Mesya: Emang dia kenapa?
Nindya:
Kamu enggak sadar ya tentang sifat Karin yang berubah?
Litha:
Iya. Dia tuh kayak menjauhi kita.
Tiba-tiba
Miko datang ke tempat mereka sedang berjalan-jalan.
Miko:
Pagi!
Ayumi,
Nindya, Mesya, & Litha: Pagi juga!
Miko:
Kalian sedang bicara tentang apa?
Nindya:
Tentang perubahan sifat Karin.
Mesya:
Iya, beberapa hari ini dia seperti tidak ramah kepada kita.
Litha:
Dia seperti menjauhi kita.
Ayumi:
Eh, kalian jangan bicara begitu!
Litha:
Tapi itu kan kenyataan.
Ayumi:
Tapi tetap tidak boleh!
Miko:
Oh iya! Tadi aku lihat Karin dan Okta sedang duduk di dekat tempat mading
sekolah!
Nindya:
Kalau begitu, yuk kita ke sana!
Ayumi:
Ayo!
Mesya
& Litha: Hmmm… Baiklah… (Dengan suara terpaksa)
Babak
2
Nindya, Mesya, Ayumi, Miko, dan
Litha pergi menemui tempat Karin dan Okta sedang duduk yaitu di kursi dekat
mading sekolah. Karin sedang membaca buku novel.
Nindya:
Hai Karin! Pagi!
Karin:
(Tersenyum) Hai Nindya! Pagi juga!
Miko:
Kamu lagi apa?
Karin:
Oh, cuma membaca buku novel, kok...
Nindya,
Mesya, Ayumi, Miko, dan Litha ikut duduk di kursi itu.
Litha:
Ceritanya seru, enggak?
Karin:
Seru. Mau pinjam?
Litha:
Boleh.
Mesya:
Cerita tentang apa itu?
Karin:
Cerita tentang persahabatan di sekolah.
Tiba-tiba
bel tanda jam pelajaran dimulai berbunyi dengan keras.
Mesya: Yaaah! Udah masuk! Yuk ke kelas!
Yang
lain mengangguk setuju.
Babak
3
Pelajaran dimulai. Sebelum
pelajaran dimulai, Ibu Guru memberitahu bahwa mereka akan mendapat satu teman
baru dari luar negeri yaitu dari Jepang. Lalu, murid baru itu, pun, masuk ke
kelas. Murid baru itu tersenyum lalu memperkenalkan diri.
Karel:
Selamat pagi teman-teman! Perkenalkan, nama saya Caramel Kudou. Panggil saja
saya Karel. Saya pindahan dari Jepang. Saya harap, kita bisa berteman dengan baik.
(Sedikit gugup karena belum terbiasa dengan Bahasa Indonesia)
Lalu,
Karel pun dipersilakan untuk duduk di tempat duduk yang kosong yaitu di dekat
tempat duduk Nindya dan Mesya.
Setelah itu pelajaran pun dimulai.
Jam istirahat. Nindya, Mesya,
Ayumi, dan Litha mendekati tempat duduk Karel. Mereka ingin berkenalan lebih dekat dengan
Karel.
Nindya:
Hai Caramel! Kenalin ya, nama aku Anindya Putri Kintani. Panggil aja Nindya. (Tersenyum
sambil berjabat tangan)
Karel:
Iya. Senang bisa kenalan denganmu. Panggil aku Karel aja ya…
Nindya:
Siiip.
Mesya:
Aku Mesya Aizhira alias Mesya. (Tersenyum sambil berjabat tangan)
Karel:
Senang kenalan denganmu, Mesya.
Ayumi:
Aku Ayumi Frizta Septiana. Panggil aja Ayumi.
Litha:
Aku Lilitha Geofani. Aku Litha. Ingat baik-baik namaku, ya!
Karel:
Iya. Semoga saja aku bisa mengingat kalian semua.
Nindya:
Pasti bisa, dong… Oh iya, memang benar kamu pindahan dari Jepang?
Karel:
(Tersenyum malu-malu) Iya.
Mesya:
Kamu bisa bicara pakai bahasa Jepang?!
Karel:
(Mengangguk pelan)
Litha:
Kalau begitu coba kenalkan diri pakai bahasa Jepang.
Ayumi:
Iya-iya.
Karel:
Hm, baiklah. Konichiwa! Watashi no namae Karel desu.
Nindya:
Artinya apa?
Karel:
Artinya… Hai! Nama saya adalah Karel.
Nindya,
Mesya, Ayumi, & Litha: Oooh…
Kebetulan
sekali, sehabis istirahat. Ternyata mereka tidak pelajaran alias jam kosong.
Jadi, selama jam kosong, mereka berempat asyik belajar bahasa Jepang dengan Karel.
Babak
4
Seperti biasa, Nindya dan Mesya
pulang sekolah bersama-sama dengan berjalan kaki. Biasanya dengan Ayumi
juga.Tetapi, hari ini dia pulang dijemput oleh Kakaknya.
Nindya:
Karel anaknya seru juga ya?
Mesya:
Iya. Dia tidak sombong.
Nindya:
Bener. Biasanya kan, murid baru itu kadang ada yang sombong. Tapi Karel enggak.
Padahal dia pindahan dari Jepang. Keren ya?
Mesya:
Iya. Bisa-bisa dia jadi sahabat kita. (Tersenyum)
Nindya:
Mesya… Aku mau kasih tahu kamu sesuatu.
Mesya:
Apa? Kasih tahu apa?
Nindya: Tapi, ini rahasia kita berdua, ya… Jangan kasih tahu ke lain dulu. Oke?
Mesya:
Oke. Apa rahasianya?
Nindya:
Aku... Aku mau pindah ke Malang, Jawa Timur.
Mesya:
(Tercengang) Pindah? Tapi, kamu di sini baru sebentar!
Nindya:
(Tersenyum) Ma’af, ya… Tapi, aku harus pindah.
Mesya:
Jangan pindah, Nindya… Pindahnya kapan?
Nindya:
Mungkin hari Sabtu depan.
Mesya:
(Menatap Nindya)
Nindya:
Ma’af, ya…
Babak
5
Semenjak hadirnya Karel di kelas
8A, Karin dan Miko semakin menjauhi Nindya, Ayumi, dan Mesya. Sepertinya
sekarang Karin akan merebut Litha.
Karin:
Pagi Litha! Nanti jam istirahat, kita pergi ke kantin bareng ya! (Tersenyum)
Litha:
(Tersenyum terpaksa) Tapi, nanti saya mau ke kantin dengan Nindya dan
Mesya.
Karin:
Sudah. Dengan aku aja, ya? Nindya pasti maunya sama Mesya aja!
Litha:
Enggak, kok! Kata siapa?
Karin:
Kata aku. Mereka pasti maunya berdua terus.
Litha:
Ish! Apa sih, maksudmu?
Karin:
Tapi nanti jadi ke kantin denganku, ya?
Litha:
Tidak!
Karin:
(Menarik tangan Litha) Lebih baik jangan ganggu Nindya dan Mesya!
Litha:
Aku tidak menganggu mereka. Itu mereka datang! (Menunjuk keluar jendela
kelas)
Nindya:
Pagi!
Mesya:
Kalian berdua sedang apa?
Karin:
(Melepas Litha) Bukan apa-apa.
Mesya:
Bohong! Tadi kamu menarik Litha!
Nindya:
Iya! Aku juga lihat!
Karin:
Kalian yang salah lihat. Tadi aku hanya memegang Litha. Memang tidak boleh?
Karel:
(Memasuki kelas) Pagi… Loh? Ada apa?!
Litha:
Tidak ada apa-apa. (Tersenyum)
Karel:
Jangan ditutupi. Tidak apa-apa, kok... Cerita saja.
Mesya:
Tadi Karin mau merebut Litha!
Karel:
(Menatap Karin) Benarkah?
Karin:
Tidak! Aku kan teman kalian juga kan?! (Suaranya meninggi)
Nindya:
Tapi, kamu merebut Miko! Sekarang Miko tidak mau bermain dengan kami lagi!
Karin:
(Menatap sinis Nindya) Aku tidak peduli dengan hal seperti itu, Anindya…
Nindya:
(Berjalan mendekati Karin)
Ayumi:
Hey! Stop! Stop! (Baru memasuki kelas) Kalian sedang apa?!
Litha:
Ini salah Karin!
Ayumi:
(Menatap Karin dan Nindya) Kalian bertengkar?
Karin:
Tidak.
Nindya:
Ya!
Ayumi:
(Menatap tajam Karin) Nindya, lebih baik kita keluar saja. (Sambil
menaruh tas di bangkunya)
Nindya:
Iya. Kita ke taman, yuk! Nanti sepulang sekolah, aku mau memberitahumu sesuatu.
Memberi tahu Karel dan Litha juga.
Babak
6
Sepulang sekolah Nindya, Mesya,
Ayumi, Litha, dan Karel keluar dari kelas menuju kursi di dekat mading. Setelah
sampai, mereka pun duduk di situ.
Nindya:
Teman-teman… Aku mau memberitahu kalian sesuatu… (Menghela napas panjang)
Ayumi:
Kenapa, Nin? Ada masalah? Ayo cerita.
Nindya:
Bukan, kok… (Tersenyum) Mesya sudah tahu tentang ini.
Yang
lain menatap Mesya.
Mesya: Iya. Aku sudah tahu.
Karel: Kenapa? Ada apa?
Litha: Ayo beritahu kami.
Nindya: Aku… Aku mau pindah ke Malang…
Ayumi: HAH? Kamu enggak bercanda, Nin?
Nindya: (Matanya berkaca-kaca) Iya. Aku serius,
Ayumi…
Karel: Nindya… Aku kan baru 1 minggu bisa berteman
denganmu…
Nindya: Sorry ya, Karel… Aku juga masih ingin
berteman denganmu dan kalian semua.
Litha: Kapan pindahnya?
Nindya: Hari Sabtu… Besok.
Karel: HAH?
Litha: Serius?!
Ayumi: Nindya! Kamu beneran?!
Nindya: (Mengangguk kecil sambil berusaha tersenyum)
Iya.
Aku beneran akan pindah ke Malang.
Tiba-tiba muncul Karin,
Karin: Nindya! (Berlari menuju Nindya dengan
mata berkaca-kaca)
Nindya: Karin?
Karin: Nindya… Ma’afkan aku…
Nindya: Kamu enggak salah apa-apa, kok… (Tersenyum)
Ayumi: Nindya, kami pasti akan kangen sama kamu.
Mesya: Iya Nindya… Jangan pindah, please…
Litha: Kelas akan jadi kuburan kalau enggak ada
kamu, Nin…
Nindya: Hahaha… Bisa aja kamu, Lith… Aku harus
pindah karena Ayahku pindah tugas. Aku juga bakal kangen sama kalian…
Miko: (Tiba-tiba muncul) Nindya! Jangan
pindah!
Karel: Kita pasti bisa ketemu lagi, suatu saat… Iya
kan, Nin?
Nindya: Pasti.
Karin: Nindya, ma’af ya… Aku udah jahat sama kamu.
Aku kira, kamu hanya mau main dengan Mesya aja…
Nindya: Kamu enggak jahat. Teman-teman, kalian
semua adalah sahabat terbaikku. Kita ini adalah Best Friend Forever!
Pesan: Sahabat adalah orang yang menemanimu di saat
sedih dan saat senang. Sahabat itu seperti pelangi. Dan ingat, pelangi itu
tidak abadi tetapi pelangi akan selalu teringat oleh kita akan warnanya yang
indah. Sama halnya dengan sahabat, sahabat itu tidak abadi, tapi akan selalu
teringat di hati kita seperti pelangi. Ingat saja ibaratnya sahabat itu adalah
orang yang mengingatkanmu caranya terbang.
SELESAI
0 comments