FanFiction: My Annoying Brother

Oktober 12, 2014

Eomma~” 

Seorang anak laki-laki menarik-narik tangan eomma-nya sambil cemberut. Eomma-nya yang sedang membaca buku menutup bukunya sebentar. “Apa, Sayang?” 

“Aku tidak mau punya dongsaeng!” kata anak laki-laki itu dengan nada keras. 

Mrs. Cho mengelus kepala anaknya dengan lembut. “Kyuhyunnie, kalau punya dongsaeng itu asyik loh,” ucapnya. 

“Tapi eomma… Aku kan tidak suka anak kecil,” kata Kyuhyun lagi, kini ia menggembungkan pipinya membuat eomma-nya sangat gemas. 

“Memangnya Kyuhyunnie bukan anak kecil?” Mrs. Cho tersenyum geli melihat ekspresi Kyuhyun yang terlihat sangat sebal. Kedua alis anak itu bertautan. 

“Iya sih… Tapi punya dongsaeng kan tidak enak?” Raut wajah anak itu melunak sedikit. 

“Pokoknya besok lihat saja besok, oke? Punya dongsaeng itu asyik kok,” Mrs. Cho tersenyum lembut kepada anaknya yang baru berumur 4 tahun itu. Saat ini, beliau tengah mengandung anak keduanya dan besok adalah hari kelahiran anak keduanya itu. “Kyuhyun-ah, sekarang tidur ya? Sudah jam 9.” 

Kyuhyun masih cemberut. Ia tidak mengindahkan perkataan eomma-nya. Melainkan melipat kedua tangannya di depan dadanya sambil duduk di samping eomma-nya dengan wajah gusar. 

Mrs. Cho menghela napas. Ia sangat sabar menghadapi anak laki-lakinya yang mempunyai sifat keras kepala itu. “Kyuhyunnie… Jangan marah, dong…”

Kyuhyun menarik napas panjang. “Iya deh…” katanya dengan nada tak ‘ikhlas’. 

“Nah gitu, dong…” Mrs. Cho tersenyum lagi lalu mencubit pipi anaknya pelan. Ia tahu Kyuhyun sebenarnya tidak ikhlas mengucapkan kata-kata tadi. Tapi ia tetap percaya Kyuhyun pasti bisa menjaga dongsaeng-nya kelak. 

**

4 tahun kemudian…

“Henry-ah, kalau jalan hati-hati!” 

Anak laki-laki bernama Henry itu tersenyum lebar sambil melompat-lompat di atas trotoar jalan. Saat ini Henry, Kyuhyun, dan eomma mereka berdua, sedang dalam perjalanan menuju sekolah. Hari ini adalah hari pertama Henry bersekolah di TK dan hari ini adalah hari pertama Kyuhyun sekolah setelah melewati liburan semester 2 yang panjang. 

“Henry awas, hampir saja kepeleset!” Mrs. Cho sedikit kewalahan menghadapi anak bungsunya yang sangat hyperactive itu. Akhirnya Mrs. Cho menggendong anak bungsunya itu agar tidak melompat kesana-kemari lagi. Pagi ini jalanan benar-benar ramai, ia khawatir anak bungsunya itu akan terpeleset atau jatuh.

Berbeda dengan Henry, Kyuhyun berjalan dengan wajah cemberut. Dari tadi ia tidak diajak bicara oleh eomma-nya, ia pun menjadi sebal. 

Eomma eomma! Mobilnya banyaaak!” kata Henry dengan aksen cadel. “Henly suka!” 

Ne, eomma juga,” kata Mrs. Cho sambil tersenyum ke arah Henry yang masih berumur 4 tahun. “Kyuhyun-ah?” 

Kyuhyun mengangkat wajahnya. “Ne, eomma,” jawabnya. Akhirnya ada juga yang mempedulikan dirinya. Ia pun tersenyum. 

Eomma duluan ya, oke?” 

Kyuhyun kembali menekuk wajahnya. “Ne,” jawabnya singkat. Jalan menuju TK yang akan dituju Henry berbeda dengan sekolah Kyuhyun, sekolah Henry lebih jauh dari pada sekolah Kyuhyun. 

“Belajar yang rajin ya, Kyu?” Mrs. Cho mengelus kepala Kyuhyun sebentar karena tiba-tiba Henry bergerak-gerak lagi ingin turun dari gendongan eomma-nya.

Ne,” jawab Kyuhyun singkat. Lalu ia berbelok menuju sekolahnya. Dari pertigaan tadi, sekolahnya hanya berjarak 100 meter. Ia berjalan masih sambil cemberut. Mood-nya hari ini benar-benar buruk. 

**

Sepulang sekolah, Kyuhyun langsung menuju ruang makan. 

“Kyuhyunnie, ganti baju dulu baru makan!” perintah eomma-nya yang sedang berada di dapur bersama Henry. 

"Eomma... Mau main..." Henry menarik-narik baju eomma-nya dengan manja. 

Kyuhyun menatap Henry dengan sebal. Menurutnya, sedari pagi Henry hanya bisa menyusahkan orang lain. Setelah mengganti baju seragamnya dengan baju rumah ia makan bersama Henry. Henry duduk di sampingnya. Saat makan Henry suka sekali memainkan makanannya. Ia mengaduk-aduk nasi sayur di piringnya. 

Ya Henry! Jangan bandel!” kata Kyuhyun gusar karena beberapa nasi terciprat ke tangannya. Ia menajauhkan kursi makannya dari kursi makan Henry. 

Eomma eomma! Kyu hyung yang nakal!” kata Henry sambil menunjuk Kyuhyun.

“Henry, makan yang bener dong…” Mrs. Cho mengelap pipi Henry dengan tissue. Karena pipi anak itu sangat belepotan.

Dalam hati Kyuhyun senang Henry dimarahin tapi… 

“Kyuhyun! Jangan bentak Henry lagi. Dia kan masih kecil,” kata Mrs. Cho sambil menyuapi Henry. 

Kyuhyun melengos. “Iya iya…” Dengan tidak berselera ia memandang makan siangnya hari ini. Sayur bayam dan ayam goreng. Tanpa sepengetahuan eomma-nya ia menyingkirkan sayurnya dan hanya memakan ayam gorengnya. 

“Kyuhyun, makan sayurnya,” kata Mrs. Cho yang membuat Kyuhyun terperanjat. 

“Iya…” jawab Kyuhyun dengan tak bersemangat. Ia benar-benar sangat benci dengan makanan berwarna hijau itu. Diam-diam ia mengambil tissue, lalu membuang sayur bayamnya ke tissue itu. Ia tersenyum memuji dirinya karena ia punya ide yang bagus agar tidak disuruh makan sayur. 

Eomma! Kyu hyung membuang sayurnya!” 

Kini Mrs. Cho melihat ke arah Kyuhyun sepenuhnya. “Kyuhyun… Jangan buang-buang makanan,” katanya. 

“Aish…” Kyuhyun melihat Henry dengan kesal. 

Eomma-nya mengambil sayuran lagi untuk Kyuhyun lalu dengan terpaksa Kyuhyun memakan sayurnya sambil menutup mataㅡitu triknya agar tidak merasakan rasa sayur. “Aku sudah makan! Eomma aku mau main!” Dengan bersemangat Kyuhyun berlari cepat menuju garasi untuk mengambil sepedanya. Ia tak sabar ingin bermain sepeda bersama teman-temannya di lapangan. 

“Kyu hyung! Henly mau ikut!” kata Henry. 

Mata Kyuhyun terbelalak. Apa jadinya jika adiknya ikut? 

Tiba-tiba Henry menarik-narik baju Kyuhyun ingin ikut. “Hyung hyung… Pengen ikut…” 

Andwae!” kata Kyuhyun dengan kasar, ia menepis tangan Henry yang menarik-narik bajunya. 

Tanpa Kyuhyun sadari, perbuatannya tadi diperhatikan oleh eomma-nya. “Kyuhyun! Jangan kasar!” Kali ini eomma-nya benar-benar terlihat marah. 

Kyuhyun langsung menutup mulutnya. Ia paling takut kalau eomma-nya marah. Kini ia hanya diam di tempatnya berdiri di samping sepedanya yang berwarna biru.

Hyung hyung! Henly mau ikut!” kata Henry bersikeras memecahkan keheningan.

“Kyuhyun, ajaklah Henry sekali-kali,” kata Mrs. Cho. 

“Tapi eommaㅡ”

“Henly mau ikut!” 

Mrs. Cho menatap mata Kyuhyun dengan tajam. “Iya iya. Aku akan mengajak Henry,” kata Kyuhyun pada akhirnya.

“Jaga Henry baik-baik ya, Kyu,” kata Mrs. Cho sebelum Kyuhyun mengayuh sepedanya. 

Kyuhyun hanya mengangguk. 

“Yeee! Kyu hyung baik!” Henry mengecup pipi kiri Kyuhyun sebelum naik ke sepeda hyung-nya. 

Raut wajah Kyuhyun tetap cemberut pertanda ia masih berusaha mempertahankan keinginannya. Sesampainya di lapangan, ketiga sahabat akrabnya sudah menunggu. Mereka adalah Eunhyuk, Donghae, dan Zhoumi yang berasal dari China. Mereka semua adalah teman bermain sekaligus teman sekelas Kyuhyun di sekolah.

“Hey Kyu!” Eunhyuk menyapa Kyuhyun begitu Kyuhyun turun dari sepedanya. 

“Ah, apakah itu dongsaeng-mu, Kyu?” Zhoumi menghampiri Kyuhyun. 

“Aaah Kyu! Akhirnya kau datang juga,” kata Donghae sambil tersenyum imut. 

Kyuhyun diam saja. Wajahnya benar-benar terlihat sangat bad mood

Zhoumi yang sangat suka dengan anak kecil menghampiri dongsaeng Kyuhyun. “Siapa namamu?” 

Henry tersenyum hangat ke arah Zhoumi. Ia merasa Zhoumi benar-benar hyung yang baik. “Aku Henry,” jawabnya. 

“Mau main bersama kami?” ajak Zhoumi sambil memegang bola. 

“Mau!” jawab Henry polos. “Tapi, Kyu hyung mana?” wajah Henry yang tadinya ceria berubah menjadi khawatir. Ia takut ditinggali Kyuhyun sendirian. 

“Mereka di atas pohon,” jawab Zhoumi sambil menunjuk pohon yang ada di pojok lapangan itu. Dengan cepat, Henry berlari menuju pohon itu. 

Zhoumi berjalan mengikuti Henry. 

“Kyu hyuuung!” 

Kyuhyun yang tadinya sedang bercanda bersama Eunhyuk dan Donghae langsung melihat ke bawah. “Ne?” 

“Henly mau naiiik!” 

Mwo?! Jangan!” wajah Kyuhyun berubah menjadi panik. 

“Tenang Kyu, adikmu tak mungkin bisa naik,” kata Eunhyuk yang berada di dahan pohon paling atas. 

Henry mulai memanjat pohon itu dan berusaha meraih dahan yang ada di atasnya dengan susah payah. Tangan kanannya berusaha meraih dahan itu dan akhirnya berhasil tapi masalah lain menimpanya...

Ya Henry!!! JANGAAAN!!!” Tanpa pikir panjang, Kyuhyun melompat dari dahan pohon tempat ia duduk tadi. Jarak dahan pohon tadi ke tanah sebenarnya cukup tinggi tapi anak itu kelihatannya sama sekali tidak peduli dengan keselamatannya. 

KREKKK!!! 

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah!” Dahan pohon yang diraih Henry tiba-tiba patah. 

“Awaaas!” Eunhyuk dan Donghae yang berada di atas pohon ikut berteriak karena panik.

Kyuhyun langsung menangkap tubuh Henry. Kyuhyun tak menyangka adiknya seberat ini, karena tidak kuat akhirnya ia terhempas ke belakang dan jatuh telentang. Beruntung kepalanya tak terkena batu yang ada di pinggir lapangan itu tapi berimbas pada sikunya yang tergores tanah yang tidak rata. “Awww…” Ia merintih pelan. 

“Huaaa!!!” Henry yang shocked berteriak. 

Eunhyuk dan Donghae ikut turun ke bawah dengan cara aman yaitu menelusuri batang pohon. Mereka berdua tak mau mengambil resiko seperti Kyuhyun tadi.

Zhoumi yang berada jauh dari lokasi kejadian (?) langsung berlari menuju Kyuhyun dan Henry dengan panik. 

“Ahhh… Sikuku,” rintih Kyuhyun, ia berusaha menyingkirkan Henry dari atas perutnya. Lalu memperhatikan dongsaeng-nya terlebih dahulu sebelum mengecek lukanya, “Henry-ya, ada yang sakit?” Dalam hati Kyuhyun yakin Henry tak apa-apa tapi justru dirinya yang kenapa-napa. 

Henry menatap luka di siku Kyuhyun. “Ah… Hyung… Siku hyung!” Henry panik melihat darah mengalir dari siku kanan Kyuhyun. 

Kyuhyun mengernyit. “Gwaenchana, yang penting Henry tidak sakit,” kata Kyuhyun berusaha tersenyum tipis untuk meyakinkan Henry. 

Aigoo Kyu! Tadi kau nekat sekali lompat dari atas sana!” kata Donghae yang kini berada di samping Kyuhyun. 

“Kyuhyun! Darahmu harus dihentikan,” kata Eunhyuk. “Aku bawa sapu tangan, nih!” Dengan cepat Eunhyuk mengambil sapu tangan dari dalam saku celananya lalu mengelap luka Kyuhyun. 

“A-a-ah… Sakiiit…” Kyuhyun menggigit bibirnya. 

“Ah hyung… Ma’afkan Henly,” kata Henry dengan raut wajah panik. Ia mulai menangis karena sangat panik dengan keadaan Kyuhyun. 

“Tak apa, Henry-ah…” baru kali ini Kyuhyun berucap dengan lembut kepada Henry. 

“Nah selesai,” Eunhyuk selesai membalut luka di siku Kyuhyun. Tidak begitu rapih, tapi cukup untuk menahan darah Kyuhyun.

“Kyuhyun-ah, kau bisa bangun?” Kini Zhoumi yang khawatir. 

Kyuhyun berusaha berdiri dengan susah payah. Seluruh tubuhnya sakit. Apalagi kakinya, ini akibat ia nekat melompat dari pohon tadi. “S-sakit…” rintihnya pelan. 

Ya Kyu? Kau tak bisa pulang sendirian kalau begini,” kata Donghae dengan raut wajah cemas. 

Gwaenchana. Aku masih bisa mengayuh sepeda kok,” kata Kyuhyun sambil tersenyum. 

H-hyung… Ma’afkan Henly…” Henry menangis sesenggukan sambil memeluk Kyuhyun dengan erat. Kyuhyun membalasnya dengan menepuk pundak Henry pelan. 

Hyung tak apa, kok,” kata Kyuhyun. 

Eunhyuk, Donghae, dan Zhoumi ikut menenangkan Henry yang menangis. Dalam hati, Kyuhyun sedikit kesal. Dulu di antara mereka ia yang paling muda dan paling diperhatikan! Tapi sekarang, semuanya lebih mementingkan adiknya itu. 

**

Malamnya, eomma Kyuhyun dan Henry ada kepentingan mendadak dengan penerbitnya. Ya. Eomma-nya adalah seorang novelis terkenal di Korea. Novelnya selalu menjadi best seller di seluruh toko buku yang ada di Korea.

“Kyuhyunnie, mian eomma ada acara. 15 menit lagi appa akan pulang,” raut wajah Mrs. Cho sedikit cemas karena penerbit berulang kali menelefonnya. Ia juga mencemaskan kedua putranya. 

Saat ini mereka berdua sedang di teras rumah.

Ne, eomma,” jawab Kyuhyun. 

“Kyuhyunnie, jaga Henry baik-baik ya. Eomma minta tolong sekali iniii saja…” katanya lagi. Handphone-nya berdering lagi. Ia dengan cepat mengangkat telefon itu. “Ya ya. Sebentar lagi.” Telefon dimatikan. Sekarang Mrs. Cho kembali menasihati Kyuhyun. “Kyuhyunnie, kalau ada yang mau masuk dibiarkan saja oke? Jangan main api.” 

Ne ne, eomma,” jawab Kyuhyun lagi. 

“Ya. Jaga Henry baik-baik. Jangan bentak dia. Jangan pukul dia. Kunci pintu rumah ya!” 

“Iya, eomma…” 

Sebelum benar-benar pergi, Mrs. Cho mengecup puncak kepala Kyuhyun dengan sayang. Ia sangat menyayangi putra sulungnya itu. “Eomma berangkat ya, bye!” 

Bye, eomma!” 

Kyuhyun menutup pintu. Ini pertama kalinya menjaga Henry sendirian. Kyuhyun berjalan menuju ruang keluarga tempat Henry sedang asyik bermain mobil-mobilannya. Kyuhyun mengambil buku pelajarannya lalu menghempaskan dirinya di atas sofa yang empuk. 

Tapi baru beberapa menit membaca, ketenangannya terganggu. 

Hyung hyung… Bosan…” kata Henry. 

Kyuhyun melirik jam dinding yang ada di ruang keluarga. Pukul 6.17, appa-nya belum juga pulang. Ia jadi khawatir. Apalagi sayup-sayup terdengar bunyi petir sebentar lagi akan terjadi hujan deras.

“Sebentar ya, Henry… Hyung lagi belajar,” kata Kyuhyun kembali menekuni bukunya. 

Tapi Henry tetap mengganggu Kyuhyun. Anak itu menarik-narik  rambut cokelat hyung-nya, lalu mengambil pensil Kyuhyun dan mulai mencoret-coret buku tulis Kyuhyun. 

Ya Henry! Jangan coret buku hyung!” kata Kyuhyun sembari merebut pensilnya kembali dengan kasar. “Tidak boleh!” 

CTARRRRRR!!! 

Tiba-tiba terdengar bunyi petir dengan keras. Refleks, Henry memeluk hyung-nya dengan tubuh gemetar karena ketakutan. “H-hyung… Henly t-takut…” 

BRRRSSSSS…

Hujan pun turun. Kyuhyun mulai takut. Karena di luar sepertinya terjadi badai dan appa-nya belum pulang. Kyuhyun menutup korden lalu kembali ke sofa ruang keluarga. 

“Henry tenang saja oke?” ucap Kyuhyun padahal dirinya saja tidak tenang. 

CTARRRRRRRRR!!!!! 

Kali ini terdengar suara petir yang lebih keras. Henry memeluk Kyuhyun dengan lebih erat. Henry mulai menangis. “Ssshhh… Henry-ya… Jangan menangis,” untuk saat ini Kyuhyun merasa ia harus bersikap lembut kepada adik satu-satunya ini.

Hyung… Henly ngeri…” kata Henry dengan suara gemetar. 

“Ssshhh… Tak apa-apa, kok. Itu kan cuma petir,” Kyuhyun tersenyum hangat berusaha menenangkan Henry. 

Tiba-tiba… PTTTTT!!! Lampu mati. 

“Aaaaaaaaah!!!” Henry berteriak karena takut. “Hyung hyung? Hyung di mana?” Henry berteriak panik. 

Kyuhyun tak bisa melihat apa-apa tapi ia bisa merasakan tangan hangat Henry menyentuh lengannya. Ia langsung menggenggam tangan Henry agar adiknya itu tidak merasa ketakutan. 

“Sebentar ya, hyung mau ambil lampu emergency di kamar eomma,” kata Kyuhyun. 

“Ikuuut,” kata Henry. “Gendong…” Henry tak berhenti memegang tangan Kyuhyun. 

“Iya.” Kyuhyun menggendong Henry. Dalam hati, ia mengumpat karena tangannya masih pegal akibat kejadian tadi sore. 

Sungguh ribet menggendong adiknya sambil berjalan dalam gelap. Ia tak bisa melihat apa pun kecuali warna hitam. Beruntung, Kyuhyun hapal kamar eomma-nya. Begitu masuk ke dalam kamar eomma-nya, Kyuhyun melihat sebuah lampu menyala. Dan ia langsung tahu kalau itu pasti lampu emergency yang akan menyala otomatis kalau mati lampu. 

“Nah, terang kan Henry?” kata Kyuhyun kepada Henry yang menempel kepadanya seperti bayi koala. (Kkkk~)

Henry tersenyum cerah. “Ne,” jawabnya. 

Mereka berdua kembali ke ruang keluarga. Kyuhyun menurunkan Henry dari gendongannya. Jujur saja, tangannya pegaaal! 

Kini suara yang terdengar di antara mereka hanya suara hujan dan petir yang sayup-sayup terdengar. Henry memeluk boneka rillakuma miliknya sambil duduk di pangkuan Kyuhyun menatapi lampu emergency yang merupakan satu-satunya sumber penerangan di ruangan itu. (Pas nulis adegan ini, aku jadi keinget film ‘Mama’ xD Kkkk~)

Kyuhyun merinding tiap kali melihat ke arah dapur. Sebenarnya ia haus sekali, tapi ia tak berani ke dapur. 

Hyung… Bosan…” kata Henry. 

Hyung juga,” kata Kyuhyun. Ia memandang wajah Henry yang saat itu benar-benar terlihat ketakutan. Hmmm... Coba kalau tidak ada Henry, pasti ia akan sendirian di rumahh kan?

Tiba-tiba Kyuhyun teringat sesuatu. “Eh, bagimana kalau kita main bayangan?” ucapnya bersemangat. 

“Main bayangan?” Henry tidak mengerti. 

Kyuhyun mengangguk. “Iya. Main bayangan. Jadi kita bikin bayangan. Kan ada senter,” kata Kyuhyun. 

Anak itu mulai membentuk bayangan dari tangannya. Akhirnya Henry pun mau bermain bersamanya. Mereka berdua saling membuat gambar bayangan sambil tertawa. Entah kenapa saat bermain bersama Henry, Kyuhyun merasa memiliki adik itu menyenangkan juga. 

Mereka terlalu asyik bermain sampai akhirnya Henry kecapekan dan tertidur sambil bersender di bahu Kyuhyun. Ia melihat Henry sepertinya nyaman sekali bersender di bahunya. 

Ia mengelus pipi adiknya sambil tersenyum manis. “Henry-ya… Saranghae…” bisiknya lalu tanpa sadar pun ia ikut tertidur di samping adik kecilnya itu.

**

Pukul 9 p.m. tepat. Mr. dan Mrs. Cho sampai di rumah. Mereka tak menyangka kedua anak mereka telah tertidur pulas. Wajah kedua anak itu benar-benar seperti malaikat yang membuat kelelahan orang tua mereka mendadak hilang.

Mereka berpikir, akhirnya Kyuhyun bisa berbagi. Sebab sebelum Henry lahir, Kyuhyun benar-benar keras kepala dan tak pernah mau berbagi. Mereka bersyukur memiliki 2 anak seperti mereka. 

**



THE END

You Might Also Like

0 comments