Chapter 5
Suara pintu yang dibuka dengan keras
mengejutkan orang-orang yang sedang duduk melingkar di meja rapat tersebut.
Pencahayaan ruangan yang remang-remang membuat suasana tegang dan dingin. Sosok
yang baru masuk itu menutup pintu lagi dan langsung mengambil tempat di salah
satu kursi kosong. “Kalian harus hati-hati dengan anak bernama Leonard ini.
Lebih baik jangan punya urusan dengannya,” katanya memecahkan keheningan.
Salah satu yang duduk di deretan
kursi itu adalah Jeffrey. Telinganya langsung tegak begitu nama Leonard
disebut. Rasa penasaran memenuhi benaknya.
“Dan kalian harus hapus videonya
yang ada di HP ataupun grup kelas. Dan kau Victor juga harus menghapusnya dan
minta maaf langsung kepadanya,” kata Bima dengan nada gemetar. Di bawah sinar
lampu temaram, wajahnya terlihat pucat pasi.
Baru sehari menjabat sebagai ketua
OSIS, ia sudah menemukan masalah kecil. “Kenapa harus aku yang datang
kepadanya dan minta maaf?”