Not a Very Special Day
April 27, 2016
Not a Very Special Day
Hari ini berlangsung seperti
biasa. Berangkat sekolah seperti biasa, pelajaran seperti biasa, jam istirahat
seperti biasa, dan sebagainya. Tapi ada yang berbeda sore harinya. Well, bukan kejadian yang sangat
istimewa, tapi kejadian biasa yang terjadi pada orang yang sedang ulang tahun. Kejadian
biasa yang terjadi pada anak remaja sekarang.
**
Setelah
jam pelajaran terakhir selesai, tak banyak anak yang langsung pulang ke rumah.
Termasuk cewek berkerudung itu. Begitu sang guru pergi meninggalkan kelas, ia
langsung pergi ke masjid sekolah untuk shalat Ashar.
Sesudah
shalat, ia kembali lagi ke kelas dan langsung mendapati suasana yang berbeda.
“Mau
ada apaan sih?” tanya cewek itu sambil memperhatikan suasana kelas yang gelap.
Sementara itu, beberapa teman sekelasnya yang lain sibuk mengumpulkan
botol-botol berisi air dan yang lain menyiapkan dua roti pizza mini dengan tiga
lilin di atas masing-masing roti itu. “Oh, buat ulang tahunnya Keanu sama Bari
ya?”
Alya
yang sedang menyiapkan dua roti pizza itu di atas karton langsung menjawab,
“Iya. Tuh, kamu mau ikutan siramin mereka?” tawarnya. Walau terkadang usil dan
suka meledek, ia cewek yang cukup perhatian dan paling rajin membuat kejutan
untuk teman sekelasnya yang berulang tahun. Apalagi dia juga dekat dengan semua
anak cowok di kelas.
“Enggak
ah,” jawab Nindya sambil menyalakan handphone-nya.
Mungkin saja ada SMS penting yang masuk. Dan benar saja, ada SMS dari sohibnya.
“Nin,
kamu mau enggak ikutan siramin Keanu sama Bari?” tanya Yoshi sambil menyodorkan
botol berisi air penuh.
Ya ampun, fotocopy-an Sejarah belum
diambil! Aishhh… batin
Nindya setelah membaca SMS dari sohibnya itu.
“Nin?”
panggil Yoshi.
“Bentar
ya, aku mau ke fotocopy-an,” jawab
Nindya sambil berlari tanpa mempedulikan Yoshi ke tempat fotocopy-an sekolah. Ia agak panik karena buku yang sedang difotocopy adalah materi untuk ulangan
Sejarah besok.
Ia
mengumpat kesal ketika mendapati tempat fotocopy-an
sekolah sudah tutup. Ia membuka handphone-nya
lagi dan langsung meng-SMS Deevaㅡbestie-nya di kelas.
Fotocopy-annya
udah tutup weh!
Sent.
Ia pun berjalan menuju ke kelasnya kembali. Tak lama
kemudian Deeva membalas pesannya.
Ya udah diambil besok.
Nindya tak membalas lagi. Tapi tak apa juga, sih…
Minggu yang lalu, gurunya bilang kalau ulangan Sejarah besok boleh open book tapi tidak boleh open internet. Lagi pula ia juga ada
buku yang lain plus catatan. Ia
memang cukup rajin mencatat pelajaran Sejarah.
“Oy oy, Keanu sama Bari mana?” tanya Sharfina pada
temannya yang lain.
“Mereka masih di deket pohon markisa (?),” jawab Rila.
“Suruh mereka ke sini,” kata Alya dari dalam kelas
lewat jendela kelas.
“Emang udah siap?” tanya Sharfina.
“Udah,” jawab Alya.
“Ini siapa yang mau ngodein mereka?” tanya Chandraㅡikut dalam
pembicaraan.
Tiba-tiba Cahyo datang. “Aku aja.”
“Emang enggak keliatan banget kalau mereka lagi
dikerjain?” tanya Sharfina.
“Iya. Entar aku bilang ke Fa’i, kalau dia harus kumpul
OSIS. Kan enggak keliatan mereka mau dikerjain,” jelas Cahyo.
Tanpa banyak bicara lagi, ia pun langsung menuju ke
pohon markisa yang berada di taman sekolah. Entah apa yang anak-anak cowok
lakukan di dekat pohon markisa…
Sedangkan anak-anak cewek yang berada di dekat kelas
sudah terlihat siap untuk mengerjai dua anak yang sedang berulang tahun. Mereka
terlihat excited mengerjai dua anak
cowok ini. Mereka sudah menyiapkan botol-botol air dan siap untuk menyiramkan
air itu ke Keanu dan Bari.
Tapi Nindya malah merasa tak begitu excited. Ia hanya duduk di bangku
panjang kelas sambil memperhatikan teman-teman sekelasnya merencanakan keusilan
untuk teman mereka yang sedang ulang tahun. Sebenarnya ia bisa saja ikut exicted, tapi jujur saja, perutnya
sedang sakit karena lapar… Bukan karena hal-hal lain. Entahlah, baru kali ini
perutnya sakit waktu lapar. Ia mulai berpikir kalau mungkin ia terkena maag. Jadi ia hanya diam saja bermain game di handphone-nya.
“Eh, mereka mulai mendektat!” kata Qyara memberi
aba-aba.
“Alya, mereka udah mau dateng,” kata Chandra pada
Alya.
“Waaah! Serius? Bentar! Lilinnya dinyalain dulu!” kata
Alya dari dalam kelas. Ia pun langsung menyalakan api di tiga lilin pada
masing-masing roti.
Tak lama kemudian, anak-anak cowok kelas X IPA 4
datang dari pohon markisa (?) Maksudnya, datang dari taman sekolah tempat pohon
markisa berada. Kelihatan mereka membawa buah markisa di tangan mereka.
Nindya pikir, anak-anak cewek lain akan langsung
menyirami Keanu dan Bari. Tapi ternyata menunggu Alya dulu.
“Boleh masuk enggak?” tanya Keanu pada Yoshi yang
bertugas menjaga pintu kelas.
“Bentar,” jawab Yoshi.
Keanu menurut saja pada Yoshi. Ia pun berdiri di dekat
kelas bersama anak-anak cowok lain.
Tiba-tiba pintu kelas terbuka… dan muncullah Alya
bersama dua roti pizza mini dengan tiga lilin kecil di atas masing-masing pizza
mini! Roti pizza mini itu berperan sebagai kue ulang tahun Keanu dan Bari.
Serentak anak-anak cewek sekelas menyanyikan lagu Happy Birthday untuk dua anak cowok yang sedang ulang tahun itu.
“Happy birthday
to you~ Happy birthday to you~ Happy birthday, happy birhtday~ Happy birthday
to you~”
Dan setelah bernyanyi… anak-anak cewek yang sudah
berkomplot itu langsung menyiramkan air ke Keanu dan Bari. Bahkan Cahyoㅡketua
kelas X IPA 4ㅡikut
menyiram air ke Bari dan berakhir dengan Bari menabrak pohon yang ada di depan
kelas! Anak-anak sekelas tertawa melihat Bari yang menabrak pohon.
Sementara anak cowok lainnya ikut menyiram air ke
Keanu dan Bari. Mereka juga mulai melempar buah-buah markisa ke satu sama lainㅡbukan
hanya Keanu dan Bari saja. Sepertinya Taka yang mengumpulkan paling banyak
markisa. Ia melempar buah-buah markisa itu ke Bari.
Nindya
ikut tertawa melihat pemandangan ‘pe-a’ di depannya. Salah satu hal kenapa ia
sangat suka dengan kelasnya. Solid dan gesrek!
Kini
Keanu dan Bari berdiri di rerumputan yang ada di depan kelas. Mereka sudah
disiram air habis-habisan. Kedua cowok itu dikerubungi anak sekelas dan Alya
berada di hadapan mereka membawa dua roti pizza.
Tiba-tiba
saja mereka menyanyi lagiㅡtapi kali ini dengan lirik yang diubah.
“Happy birthday Bari, Keanu! Happy birthday
Bari, Keanu! Happy birthday Bari-Keanu~ Happy birthday Bari, Keanu!”
Di akhir
lagu mereka menyoraki kedua anak cowok yang sedang berulang tahun yang ke-16
itu. Kemudian secara berebutan, anak sekelas mengucapkan ‘HBD’. Hanya HBD,
bukan happy birthday atau selamat
ulang tahun. Beberapa yang lain ada yang mengucapkan ‘WYATB’ alias wish you all the best dan ada yang
mengucapkan harapan-harapan untuk mereka. Semuanya diucapkan bersamaan
membuatnya terdengar sangat ribut.
“Wooo
Bari nangis ya?” kata Cahyo ketika melhat Bari membersihkan mata dengan
tangannya.
“Hahahaha…
Bari nangis!” sorak yang lainnya.
Sebenarnya
Bari bukan menangis, tapi hanya membersihkan air yang tadi menyiprat ke
matanya. “Terharu,” kata Bari sambil nyengir.
Mereka
tertawa lagi.
“Sekarang
tiup lilinnya!” kata Alya memimpin.
“Tiup
lilinnya~ Tiup lilinnya~ Tiup lilinnya sekarang juga~ Sekarang~ ju~ga~
Sekarang~ ju~ga~!”
Bari
dan Keanu meniup lilinnya bergantian. Mereka berdua hanya nyengir ketika
mendapati akan diberi kejutan ulang tahun seperti ini. Ulang tahun mereka
memang ada di tanggal yang sama yaitu 26 April. Walaupun mereka disiram air
habis-habisan dan diciprati buah markisa, mereka tetap nyengir senang.
“Wahaha…
Itu biji markisanya kayak upil,” celetuk Tria yang membuat anak lain tertawa.
Bari
langsung membersihkan biji-biji markisa yang menempel di seragam OSIS-nya. Ia
juga ikut tertawa mendengar celetukan Tria barusan.
“Nah,
sekarang foto yuuuk!” kata Alya.
Anak-anak
sekelas langsung mengumpul di atas rumput dan bersiap untuk berfoto. Beruntung
ada anak kelas lain yang mau sukarela memotret kenangan ini. Mereka pun
mengambil beberapa kali foto dengan berbagai pose.
“Sekarang
apa lagi?” tanya Alya.
Aryo
langsung menjawab, “Makan laaah!”
Anak
kelas itu langsung mengerubungi Keanu dan Bari kemudian mengambil roti pizza
mini itu bergantian. Untung saja kali ini mereka tidak begitu anarkis soal
makanan…
Acara
ulang tahun sederhana itu berakhir dengan makan roti pizza mini bersama. Mungkin
lebih tepatnya menjawil roti pizza mini itu. Walaupun ini hanyalah perayaan
ulang tahun sederhana, suasana seperti ini tak akan pernah mereka lupakan
selamanya. Kejadian yang hanya terjadi sekali di masa putih abu-abu mereka.
Untuk sesaat, mereka melupakan ulangan harian, remidial, nilai, tugas, dan pelajaran.
Mereka hanya merasakan kebahagiaan karena bisa berkumpul, tertawa, dan berbagi
kebahagiaan. Hidup ini hanya sekali! Nikmati, syukuri, dan jangan lupa berbagi
kebahagiaan! ;)
SELESAI
Cerita ini diambil hari Selasa, 26 April 2016. Dan di kelasku memang
benar ada dua orang yang ulang tahun ^^ Perayaannya persis seperti di atas xD
Karena ini cerita based on true story.
0 comments