I'm Not!
April 13, 2016
I’m Not!
Pukul
5.00 p.m.
Cewek
berkerudung itu setengah berlari menuju kelasnya yang berada di dekat ruang
podium sekolah. Ia baru saja kumpul organisasi, padahal ia masih ada tugas
kelompok. Terpaksa ia meninggalkan tugasnya selama kurang lebih sejam. Ia
merasa tidak enak karena meninggalkan tugas kelompok tanpa keterangan, karena
tadi ia pergi begitu saja tanpa meninggalkan pesan.
Aishhh… Jangan-jangan kelas udah
sepi! batinnya
ketika melihat deretan kelas lain yang mulai sepi.
Ia
pun mempercepat langkahnya dan ketika sampai di kelas… ternyata masih banyak
teman-teman sekelasnya yang lain yang juga masih mengerjakan tugas kelompok PK.
Masih ada Bari, Keanu, Cahyo, Yuuto, Taka, Deeva, Alya, Nisa, Qyara, Feby, Kamila,
Chandra, Tria, dan Sharfina. Ia mengembuskan napas lega sekaligus menggerutu
dalam hati.
Tahu begitu aku jalan santai aja
tadi, ucapnya dalam
hati.
Ia
berjalan menuju bangkunya dan melihat pekerjaannya masih tergeletak di atas
meja. Ia pun langsung memanggil Bariㅡyang merupakan teman sekelompok PK-nya. Seharusnya anggota kelompoknya ada 4, tapi 2 yang lain sedang ada ekskul.
“Bari!
Kamu udah mulai ngerjain?” panggilnya pada Bari yang sedang duduk di bangku
dekat jendela. Muka cewek itu terlihat kesal karena Bari sepertinya belum
menyentuh tugas kelompok mereka. Tugas PK kali ini yaitu membuat percobaan
prinsip motor listrik. Ia kesal karena kotak untuk menempatkan alat-alat
percobaan tugas PK itu masih sama seperti sebelum ia meninggalkan kelas.
Tiba-tiba
saja Bari berjalan mendekat sambil memegang batre yang sudah direkatkan dengan
dua paper clip di masing-masing
sisinya. “Nih udah,” ucapnya sambil menyodorkan batre itu.
Nindyaㅡnama
cewek ituㅡlangsung tersenyum puas melihat pekerjaan Bari. “Sekarang apa? Batrenya ditempelin
ke gabus kan?” tanya cewek itu sambil menunjuk gabus yang sudah ditata rapih di
dalam kotak untuk menempatkan alat-alat percobaan. Ia yang menata gabus-gabus
itu.
“Iya.
Tapi ini mau dicoba dulu bisa atau enggak,” kata Bari dengan nada datarnya.
Nindya
mengangguk saja. “Ya udah. Terus aku ngapain?”
Belum
menjawab pertanyaan cewek itu, Bari langsung pergi begitu saja ke bangku
tempatnya duduk tadi meninggalkan Nindya yang bingung mau mengerjakan apa. Hhhh… Menyebalkan! Harusnya kasih tahu dong,
tugasku ngapain setelah menata gabus!
Ia
pun hanya duduk sambil memperhatikan anak-anak lain yang sedang sibuk. Ada yang
sedang memotong gabus, merekatkan batre, mencoba percobaan, menata alat-alat
percobaan… Sepertinya hanya ia yang tidak melakukan apa pun.
Karena
bosan, ia pun berjalan menghampiri kelompok lain. “Punya kalian udah bisa?”
tanya cewek bermata sipit itu.
“Belum,
ini baru mau dicoba,” jawab Nisa.
“Magnetnya
mana?” tanya Keanu pada Nisa yang duduk di sampingnya. Mereka sekelompok dalam
tugas PK ini.
“Eh,
kalian dapet dari mana magnet kayak gitu?” tanya Nindya langsung karena ia baru
ingat kalau kelompoknya kekurangan magnet.
“Nemu,”
jawab Keanu.
Nindya
mendengus tertawa mendengar jawab Keanu. “Yang bener aja…” ucapnya.
“Serius
nemu,” jawab Keanu lagi.
“Ooo....”
Karena
bingung mau ngapain lagi, akhirnya Nindya mendudukan dirinya di bangku yang ada
di dekat kelompok Nisa dan Keanu.
“Hey
Nindya!” sapa Alya tiba-tiba membuat Nindya kaget.
“Apaan
sih, Al?” jawab Nindya.
Alya
dengan senyum isengnya langsung berkata, “Waaah! Kamu lagi ngeliatin Keanu
yaaa?”
“Enggak,”
jawab Nindya sambil mengernyit.
“Keanu,
lihat deh! Nindya lihatin kamu! Kamu suka sama dia kan? Eh bukanㅡtapi
sayang Nindya kaaan?”
Alya tertawa melihat ekspresi Nindya yang kesal.
“Enggak!
Alya apaan sih?!” Nindya kesal karena ia terus saja diledek dengan Keanu.
“Hahahaha!
Udah deh… Kalian itu cocok banget!” kata Alya yang disambut tawa anak lain.
“Iya kan, Keanu?”
“Cocok
dari mana sih?!”
“Pokoknya
kalian cocok!” kata Alya sambil tertawa.
“Keanu
itu cocoknya sama Nisa,” elak Nindya ketus.
“Enggaaak!
Keanu sama Nindya,” kata Nisa tiba-tiba ikut meledek Nindya.
“Tuh
kan, Nisa aja bilang gitu,” kekeh Alya senang.
Karena
kesal, Nindya pun langsung berdiri dari bangkunya dan menuju bangku lain yang
jauh dari Alya. Ia bahkan bisa melihat Deevaㅡsohibnyaㅡjuga
tertawa mendengar perkataan Alya barusan. Beruntung, sehabis itu Alya pergi keluar kelas
karena ia mau pulang. Ia hanya ingin iseng saja pada Nindya sebelum pulang.
Wajahnya selalu terlihat puas melihat muka kesal Nindya.
Ugh, dasar nyebelin! Aku enggak ada
hubungannya sama Keanu!
Sudah
pukul 5.15 p.m. Nindya sudah ingin pulang. Ia ingin cepat-cepat sampai rumahnya
dan makan karena dari tadi perutnya kelaparan. Akhirnya ia pun memanggil
Bari yang baru saja lewat di depannya untuk mengambil cutter. Cowok itu mau memotong kabel yang akan diambil tembaganya
untuk dijadikan alat percobaan tugas PK kali ini.
“Keanu…”
Tanpa sengaja, Nindya malah menyebut nama Keanu waktu memanggil Bari. “Eh…
Bari!”
“HOOO
Nindya!” sorak teman-teman sekelas serentak membuat pipi Nindya terasa panas.
“Cieeeee...”
Teman-teman lain ikut menyorakinya.
“Wah
wah, ternyata alam bawah sadar Nindya memanggil nama Keanu!” kata Cahyo yang
ternyata ikut meledek cewek itu. Nindya tak menyangka ketua kelas X IPA 4 akan
ikut meledek dirinya.
“Ih
apaan sih? Aku enggak!” elak Nindya yang merasa malu. Argh… Sial! Kenapa sih aku malah manggil Keanu?!!!
Keanu
yang merasa namanya disebut hanya menoleh, “Ada apa sih?”
“Gini
loh, Nindya mau manggil Bari, tapi yang kepanggil malah Keanu,” jelas Qyara
yang disambut tawa anak sekelas.
Nindya
yang merasa terpojokan di kelas langsung mengambil tas sekolahnya. “Udah ah!!! Aku
mau pulang!” ucapnya keras-keras sambil berjalan keluar kelas. Namun baru
beberapa langkah keluar kelas, ia berbalik lagi dengan wajah cemberut. Ia
terlalu sebal dan malu karena diledek teman sekelas. Tanpa sadar ia
menggembungkan pipinya karena kesal.
Ia
lupa kalau ia belum izin ke Bari. “Bari, kamu kerjain sisanya ya! Aku mau
pulang!”
Kali
ini ia pun langsung melangkahkan kakinya ke gerbang sekolah lewat gerbang
utama. Fiuuuh… Ia merasa beruntung Alya sudah pulang. Coba kalau Alya melihat
kejadian barusan, pasti akan lebih heboh dan akan dijadikan topik pembicaraan
selama seminggu! Berhubung Alya sangat suka dengan hal-hal seperti ini. Ia
pasti akan sangat heboh membicarakan ini kalau melihat kejadian barusan.
Nindya
menggelengkan kepalanya ketika membayangkan hal itu. Ia tak menyangka sorenya
akan seperti ini. Ah, lebih baik ia pulang, makan, lalu mengerjakan tugas.
SELESAI
NB: Cerita ini berasal dari kejadian nyata yang
kualami di kelas hari ini -_- (Selasa, 12 April 2016) Serius! Kejadian ini
benar-benar memalukan dan nyebelin! ><
0 comments