­

Review Film Bonnie and Clyde (1967)

Maret 09, 2025


 

Review Bonnie and Clyde (1967)


Notes: I watched the movie and wrote this review in 2023 but I post it in 2025 lol. I think, this review is better to be put here rather than rotten in my folder. To make it more "vintage", I wrote this in courier font style.



Aku baru aja selesai nonton Bonnie and Clyde — film yang pertama kali tayang di tahun 1967. Film ini bercerita tentang pasangan sejoli yang suka merampok bank dan mencuri mobil. Pasangan sejoli itu adalah Bonnie Parker dan Clyde Burrow. Bonnie tadinya bekerja sebagai waitress di café. Sedangkan Clyde adalah mantan narapidana yang berhasil keluar dari penjara.

 

Mereka bertemu tanpa sengaja saat Clyde mau mencuri mobil orangtuanya Bonnie. Bonnie yang memergoki Clyde malah tertarik sama cowok ga jelas itu. Bonnie pun ikut pergi dengan Clyde dan mengikuti Clyde merampok bank. Selama merampok, mereka selalu tidak segan-segan menyebut nama mereka keras-keras. Tapi kemudian mereka melarikan diri dengan mobil manapun yang mereka temukan di parkiran.

 

Aku heran. Kayaknya zaman dulu mobil engga ada kuncinya ya? Jadi kalo naik ya udah naik aja ga perlu pakek kunci.

 

Bonnie ternyata jatuh cinta sama Clyde dan ga peduli lagi sama kehidupannya sebelumnya. Mereka pun berulang kali merampok untuk mendapatkan uang dan terus melarikan diri sampai akhirnya Clyde jadi buronan polisi karena ada seorang penjaga warung yang mengingat wajahnya saat Clyde merampok warung tersebut.

 

Saat mereka melarikan diri, mereka bertemu kroni kecil mereka bernama C. W. Moss. Pasangan sejoli ini bertemu C. W. karena mobil mereka rusak dan butuh montir. C. W. Moss ini emang kayaknya paham tentang mobil padahal enggak. Dia juga mantan narapidana di bawah umur. Bonnie dan Clyde mengajaknya ikut perampokan dan dia nurut aja. Dan perampokan-perampokan berikutnya selalu dilakukan bertiga. Semenjak saat itu, nama mereka selalu diberitakan sebagai “Bonnie dan Clyde dengan mitra kecilnya”.

 

Pelarian demi pelarian dilakukan. Tiba-tiba Clyde mengajak Bonnie bertemu abangnya yang bernama Buck Barrow. Buck ini juga mantan narapidana (kayaknya banyak banget yah mantan napi di cerita ini) dan dia sudah menikah dengan Blanche.

 

Awalnya mereka berlima ingin settle down di suatu tempat dengan tenang. Tapi tiap kali mereka menetap di satu penginapan selama beberapa malam, mereka selalu diserbu polisi dan terjadi tembak-tembakan.

 

Setiap kali diserbu polisi, mereka selalu berhasil kabur. Nama mereka pun jadi makin besar. Sekarang mereka dikenal sebagai Barrow Gang di berita. Mereka tetap melakukan perampokan bahkan ke bank yang sudah bangkrut.

 

Setelah merampok, biasanya mereka langsung dikejar polisi. Kejar-kejaran mobil jaman dulu seru juga ternyata. Ga kalah seru sama Fast and Furious dan sangat menghibur.

 

Blanche ini tadinya nyebelin banget. Suaranya selalu melengking tinggi. Awalnya dia juga denial kalau dirinya terseret jadi buronan. Dia juga selalu cekcok dengan Bonnie. Pernah suatu malam di penginapan, Blanche berteriak terlalu keras karena diserbu polisi. Polisi yang dengar teriakannya ya langsung nyari sumber suaranya lah.

 

Selama diserbu dan dikejar, Blanche ini jerit terus tanpa henti. Semuanya udah sebel tapi tetap harus tembak-tembakan dengan polisi dan harus cari jalan keluar dari penginapan itu.

 

Itu sebabnya Bonnie sangat sebal sama Blanche. Tapi akhirnya mereka bisa jadi bestie juga karena karakter Blanche yang tadinya penuh moral sekarang udah engga lagi karena lingkungannya.

 

Mereka berlima selalu berhasil kabur dari kejaran polisi. Tapi tentunya itu engga bertahan lama. Suatu malam saat mereka berhenti, tiba-tiba polisi melakukan baku tembak. Buck tertembak dan dia terluka parah. Dia kehilangan banyak darah. Blanche juga hampir kehilangan penglihatannya. Bonnie dan Clyde juga kena tembak. Nah di sini aku mulai merasa ceritanya tiba-tiba berubah menjadi sangat dark. Padahal scene-scene sebelumnya selalu penuh komedi dan bikin ketawa.

 

Hanya tersisa C. W. Moss yang tidak terkena tembakan sama sekali. Ia pun membawa Bonnie dan Clyde mencari pertolongan. Oh iya setelah baku tembak yang mengenaskan itu, Buck meninggal sementara Blanche ditangkap polisi dan diinterogasi.

 

Bonnie dan Clyde dibawa ke rumah keluarganya Moss. At first, bapaknya C. W. Moss menerima keberadaan partner in crime itu dengan tangan terbuka. Motifnya karena dia berterima kasih ada yang mau berteman dengan putranya yang aneh.

 

Selama tinggal di rumah itu, Bonnie dan Clyde memulihkan diri dari luka tembakan. Jujur aja, aku udah khawatir mereka bakal meninggal setelah kena luka tembak berhari-hari. Tapi ternyata mereka survive dan sembuh dari luka tembakan itu. Mereka menikmati hari-hari tenang mereka dengan membaca berita tentang perbuatan kriminal mereka dan piknik di tengah padang rumput.

 

Di lain sisi, pasangan sejoli itu enggak tau kalau bapaknya C. W. Moss yang bernama Malcolm Moss mulai muak sama Bonnie dan Clyde. Ia menyuruh anaknya supaya berhenti mengikuti pasangan gila itu. Tapi C. W. Moss agak enggan berhenti mengikuti Bonnie dan Clyde. Setelah dipaksa ayahnya berkali-kali, ia pun menurut.

 

Saat Bonnie dan Clyde ke kota untuk jalan-jalan, tiba-tiba polisi muncul. Clyde pun menyuruh Bonnie masuk ke mobil untuk kabur meskipun saat itu C. W. Moss belum kelihatan.

 

Mereka pun melarikan diri dari kota dan berniat menjemput C. W. Moss sesudahnya. Begitu sampai di rumah keluarga Moss, Bonnie dan Clyde melihat Malcolm mengangkat tangan untuk memberi isyarat minta pertolongan. Clyde pun turun dan berniat membantu Malcolm pompa ban.

 

Tapi… ternyata itu jebakan. Beberapa menit kemudian, polisi mengepung dan baku tembak terjadi. Malcolm berhasil tiarap lebih dulu untuk menyelamatkan diri. Sementara, Bonnie dan Clyde ditembak berkali-kali oleh para polisi itu.

 

Mereka pun terluka parah karena luka tembak dan tidak bertahan.

 

End.

 

Begitulah ending-nya. Sangat tidak terduga padahal dikirain mereka bakal survive dan bisa settle down jauh dari kehidupan kriminal lagi. Yah tapi realitanya, hal itu mustahil juga. Mereka itu penjahat. Nama mereka selalu masuk halaman utama berita dan polisi memburu mereka.

 

Menurutku, ceritanya lumayan seru. Pas awal nonton aku merasa kayak apaan sih film jadul. Syutingnya masih belum modern. Settingnya juga jadul banget. Dan beberapa kali film yang aku tonton ini agak macet. Tapi ternyata aku malah terhanyut ke dalam ceritanya dan penasaran sama cerita Bonnie dan Clyde ini.

 

Aku kasih score 4/5 buat film ini karena ternyata bikin aku ngakak pas bagian kejar-kejarannya. Terus akting aktor dan aktrisnya lumayan bagus! Aku jadi ngebayangin jaman dulu pasti Bonnie ini jadi standar kecantikan dan menurutku Clyde ini yah lumayan ganteng buat tahun segitu.

 

Terus selama aku nonton ini aku kayak mikir… orang-orang yang ada di film ini pasti udah jadi buyut. Tapi di film ini, mereka masih tergambar sebagai anak kecil, remaja, bahkan ada juga scene yang nunjukin adek bayi. Ada juga mbah-mbah. Aku yakin mbah-mbah yang ada di film ini lahirnya tahun 1890-an.

 

Ternyata seru juga ya nonton film jadul. Tanpa sadar aku menikmati nonton film jadul. Rasanya aku kayak masuk ke dunia yang sangat berbeda dari kehidupanku. Aku jadi ngebayangin kalau misalnya aku hidup di jaman itu. No technology, no gadget, no handphone. Just letter, telegram, and ancient telephone.

 

Dan di masa itu segalanya belum secepat sekarang. Aku yakin di masa itu belum banyak polusi, jalanan belum banyak yang diaspal, hutan masih asri, dan alam masih utuh.

 

Dan ga ada deadline yang suka ngejar-ngejar kali ya? Yang kalo telat langsung dichat berkali-kali.

 

Wkwkwk kok aku jadi ngomongin ini yah? Ini mah curhat

 

Anyway, ini film jadul tertua kedua yang pernah aku tonton. Film jadul pertama yang kuntonton itu Asrama Dara — film Indonesia tahun 1958.

 

Next, aku mau nonton film jadul apa lagi yah?

 

Aku berencana mau coba nonton Dracula and Van Helsing (1931) kalo ada waktu luang hehehe.

You Might Also Like

0 comments