Naskah Drama: The Dark Shade

Januari 17, 2016

Hai readers~ Kali ini aku bawa naskah drama. Selain suka nulis cerita dan FF, aku juga (kadang) suka nulis naskah drama. Ini naskah drama yang baru-baru ini kubuat sama temenku. Genre drama ini Horror. Naskah ini boleh dipakai kalian, tapi jangan lupa cantumkan nama penulisnya ya. INGAT! Hargai penulis!

The Dark Shade




Story byNanda and Fellyta
Genre: Horror, Mystery, Romance
Cast:

Main Cast:
-     Nayla
Nauval Samudera

Other Cast:
-     Adam
Azela
Vania
Tere
Miya
Dames





Summary:

/Bagaimana kalau tiba-tiba ada hantu yang datang kepadamu?
Menatap matamu dengan tatapan yang dingin…
Lalu tersenyum kepadamu…
Dan ia mempercayai rahasia terbesarnya kepadamu?
Tapi ingat.
Dia hantu./

**

Adegan 1

Pada suatu sore, di kelas X IPA 4… Beberapa anak belum pulang seperti Nayla yang masih mengerjakan tugasnya. Tugas itu harus dikumpulkan paling lambat sepulang sekolah. Tapi sepertinya ia sudah melewati batas waktu. Sekarang waktu sudah menunjukan 16.05 WIB. Miyateman sebangku Naylayang sudah menyelesaikan tugas dari tadi masih berada di sekolah menemani Nayla sambil bermain HP.

Miya: Nay, kamu udah denger Horror Smada terbaru?
Nayla: Hah?
Miya: Cerita tentang hantu cogan. Nih aku baru baca di ask.fm.
Nayla: Ga penting deh…

Tiba-tiba Damesteman sekelas merekamuncul tanpa diundang.

Dames: Eh iya iya… Aku juga kemarin lihat pakek baju putih, rambutnya tuh panjaaang! Matanya melotot… Mukanya rusak! Ih nyeremin deh!
Miya: Loh? Aku lagi cerita apa coba?
Dames: Kunti kan?

Krik krik krik krik…

Nayla: Ah, kalian makin ngaco! Aku pergi deh! Mau ngumpulin tugas!
Miya: Ey bentar dulu! Aku kan belum mulai cerita.
Nayla: Anyway udah sore. Ceritanya di WA aja ya. Oke?
Miya: Ya udah… Aku juga mau pulang. Bye!
Nayla: Bye!

Adegan 2

Malam harinya di kos Nayla. Pukul 20.10 WIB… Nayla baru saja belajar untuk Ulangan Harian Biologi besok. Ia pun berniat untuk refreshing dengan membuka HP. Begitu HP-nya menyala, notifikasi langsung memenuhi layar HP-nya. Ia mengabaikan sebagian besar dari notifikasi itu.

Tiba-tiba ia teringat perkataan Miya tadi sore tentang hantu cogan (?) Ia pun membuka aplikasi WA dan mengirim pesan ke Miya.

Kamu mau cerita apa?’

Tak sampai beberapa menit kemudian, Miya membalas:

Kamu penasaran…?

Iya nih! Cepetan, keburu aku ngantuk.’

Jadi… Beberapa tahun yang lalu ada siswa Smada yang meninggal di sekolah. Dia mati secara misterius dan mayatnya belum ditemukan sampai sekarang.

Lah terus?’

Ada desas-desus, katanya cowok itu ganteng. Kalau mau cerita lebih lanjut, kamu bisa cari di Ensiklopedia Smada.

Apa? Ensiklopedia Smada? Emang ada?

Ga tau sih… Kan itu kata Kakak Kelas di ask.fm.

‘-_- Udah ah. Aku ngantuk. Mau tidur.

Ya udah… Padahal aku masih mau cerita soal Ensiklopedia Smada…

Nayla sudah terlanjur mematikan HP-nya. Kelopak matanya sudah berat. Ia pun pergi tidur dan tenggelam dalam dunia mimpi.

Adegan 3

Keesokan harinya di sekolah…

Miya: Hai Nay! Gimana cerita horrorku?
Nayla: Ga serem.
Miya: Bohong banget. Tadi malem aja kamu sampe ga bales WA-ku.
Nayla: Aku bales kok.

Nayla mengambil HP-nya dan membuka aplikasi WA lantas menunjukan chat-nya dengan Miya.

Nayla: Tuh, aku selalu bales kan?

Miya bingung.

Miya: Loh? Kok enggak ada yang tentang Ensiklopedia Smada…?
Nayla: Kamu emang enggak ngomongin itu kan?
Miya: Ih aku ngomongin loh tadi malem!
Nayla: Hah?
Miya: Iya, Nay! Yang tentang Ensiklopedia Smada! Kan tadi malem aku cerita, kalau Ensiklopedia Smada itu buku tentang…

Tiba-tiba bel berbunyi. Guru Biologi datang dan ulangan dimulai. Siswa yang absennya genap keluar, sementara siswa yang absennya ganjil mengerjakan ulangan lebih dulu. Miya yang berabsen genap keluar dulu meninggalkan Nayla yang berabsen ganjil.

Adegan 4

Sepulang sekolah, Nayla pergi ke perpustakaan sendirian. Ia sedang ingin sendiri. Sesampainya di perpustakaan, ia menjelajahi rak novel dan mengambil salah satu novel. Kemudian ia memilih duduk di lantai karena dingin dan membaca novel itu.

Detik-detik berlalu… Nayla tenggelam dalam novel yang sedang ia baca. Tiba-tba saja…

GABRUKKK!!!

Sebuah buku tebal jatuh di dekatnya. Nayla terkejut. Ia menoleh dan memandang buku tebal itu. Kemudian mendongak, mencari sumber jatuhnya buku itu. Tapi nihil. Tak ada siapa-siapa di atasnya. Tebal buku itu mungkin setebal kamusatau mungkin lebih tebal. Warna sampulnya cokelat kusam dan robek di sana-sini.

Nayla: Buku apaan tuh…?

Ia membaca judul buku itu.

Nayla: Ensiklopedia Smada…?

Nayla langsung mundur karena terkejut. Tapi ia juga penasaran dengan  buku itu. Rasa penasarannya lebih besar dari rasa takutnya. Tangannya terjulur ke depan dan mengambil buku itu. Ia membuka halaman pertama itu. Tapi belum selesai membaca paragraf pertama… bel tanda pintu gerbang ditutup berbunyi.

Nayla memasukkan buku misterius itu ke dalam tasnya dan langsung pulang.

Adegan 5

Sesampainya di kos… Nayla menaruh tasnya. Kemudian ia pergi membersihkan diri. Setelah selesai melakukan rutinitas sepulang sekolah, ia mengambil buku tugas. Tapi sesuatu mengalihkan perhatiannya. Ia melihat buku tebal misterius di atas meja belajarnya.

Nayla: Loh? Perasaan tadi masih di tas?

Nayla membuka halaman pertama buku itu. Tanpa sadar ia terhanyut dalam buku itu. Buku itu menceritakan sejarah Smada dan beberapa cerita horror yang benar-benar terjadi di Smada.

Nayla merinding ketika membaca tahun dibuatnya buku aneh ini.

Nayla: 1973. Tua banget… Siapa ya penulis buku ini?

‘Nauval Samudra’

Nama itu tertera di bagian belakang buku itu dengan tulisan warna merah darah.

Nayla semakin merinding.

Tiba-tiba ia teringat ada PR Matematika Wajib yang belum ia kerjakan. Ia pun menutup buku itu dan beralih ke buku tugas Matematika-nya.

Adegan 6

Di kantin sekolah saat jam istirahat pertama… Nayla sedang bersama Miya, Dames, dan Tere. Ia sedang asyik mengobrol tentang sesuatu, tapi tiba-tiba Adam menepuk pelan pundak Nayla.

Nayla tersentak. Ia langsung menoleh ke belakang. Ternyata Adam yang menepuk pundaknya…

Adam: Nayla… Hati-hati… Ada yang mengikutimu…
Nayla: Kamu ngomong apa sih, Dam?
Adam: Aku enggak bercanda. Nyawamu sedang terancam…
Tere: Adam kayaknya kebanyakan nonton film horror deh…
Adam: Aku serius. Dari kemarin, ‘orang itu’ ngikutin kamu terus, Nay. Bahkan dia yang mindahin buku kamu kemarin.

Nayla terdiam dan tak membantah ucapan Adam yang tidak masuk akal. Tapi dari mana Adam tahu soal bukunya yang berpindah secara misterius. Oh iya, Adam memang seorang anak Indigo. Dia selalu menyendiri walau begitu ia anak yang pintar di kelas.

Adam: ‘Orang itu’ pengen ketemu kamu, Nay.
Nayla: What?
Dames: Orang itu-orang itu apaan sih?
Adam: Anak laki-laki dari tahun 1973. Dulu dia anak Smada.
Nayla: 1973?
Miya: Mendingan kita balik ke kelas. Ga usah ladenin Adam. Dia kebanyakan main game setan.
Adam: Aku cuma memperingatkan.

Nayla tak menanggapi ajakan Miya. Ia justru fokus pada perkataan Adam. Namun ia menurut saja ketika Miya menarik tangannya menuju kelas. Ini aneh sekaligus membingungkan, batin Nayla. Ah, aku ga peduli!

Adegan 7

Saat berjalan keluar dari kantin, Nayla bisa melihat ada sosok memakai jas hitam di dekat ruang Mapara. Sosok itu memakai celana seragam sekolah dan jas hitam seperti jas OSIS. Sosok misterius itu juga memakai topi berwarna hitam. Dia mengangkat kepalanya dan menatap mata Nayla saat Nayla memandangnya.

Jantung Nayla berdegup kencang lebih karena ketakutan. Dan sisanya… karena wajah sosok itu… handsome. 

Adegan 8

Dames: Naylaaa!
Nayla: A-apa…?
Dames: Kamu melamun?

Nayla menggeleng. Tapi ia bohong. Baru saja ia tenggelam dalam lamunannya yang aneh tentang sosok misterius tadi.

Nayla: Enggak, kok.
Miya: Kamu aneh, deh…
Nayla: Aneh gimana?
Tere: Tadi waktu ngelewatin ruang Mapara, pandangan mata kamu kosong.
Nayla: Kamu mulai kayak Adam.
Tere: Serius! Kamu kayak ngeliatin apa gitu…
Nayla: A-aku enggak ngeliatin apa-apa kok.

Bel berbunyi pertanda pelajaran akan dimulai kembali. Nayla merasa bersyukur. Paling tidak ia tak perlu dikepoin terus oleh ketiga teman akrabnya.

Adegan 9

Sepulang sekolah, Nayla pergi ke Perpustakaan. Ia berniat untuk mengerjakan tugas Fisika di sana. Sesampainya di Perpustakaan, Nayla mengambil buku tugasnya dan langsung mengerjakan. Menit-menit berlalu… Tanpa sadar 30 menit sudah berlalu dan tugas Fisika-nya sudah hampir selesai.

Nayla: Aduh kurang 5 nomor, nih…

Ia pun beranjak berdiri dan menjelajahi rak buku pelajaran. Ia mencari-cari buku Fisika karena buku Fisika yang ia miliki kurang lengkap. Setelah menemukan buku yang ia cari, ia kembali ke tempat duduknya dan melihat buku tugasnya…

Nayla: Loh? Kok udah keisi? Perasaan tadi belum.

Nayla bingung. Kemudian dia bergumam lagi

Nayla: Apa tadi aku udah ngerjain ya? Ya udahlah. Pulang aja.

Nayla membereskan buku-bukunya dan pergi pulang.

Adegan 10

Sesampainya di kosan…

Tere: Nayla, kamu Fisika-nya udah belum?
Nayla: Udah, dong…
Tere: Ih aku lihat dong!
Nayla: Boleh. Nih…

Nayla mengambil buku tugas Fisika dari tasnya. Lalu dia memberikan buku itu ke Tere.

Tere: Makasih...
Nayla: Ya. Aku masuk kamar dulu ya. Mau ganti baju.
Tere: Oke.

Adegan 11

Di kamar Nayla…

Begitu masuk ke kamar, HP-nya bergetar pertanda ada SMS masuk. Ia pun membuka SMS itu. Ternyata SMS dari nomor tak dikenal. Isi SMS itu:

‘Hai Nayla! Gimana Tugas Fisikamu? –NS-‘

Nayla: Dari siapa nih…? NS?

Nayla membalas.

‘Ma’af, ini nomornya siapa ya?’

Tak sampai semenit kemudian, balasan datang.

‘Tugas Fisika-mu gimana?’

Nayla: Hah? Siapa sih ni orang?

Nayla membalas lagi.

‘Kamu siapa ya? Cewek apa cowok?’

‘Cowok.’

Nayla: Tereee!
Tere: Iya apa?
Nayla: Kamu tahu nomor yang belakangnya 848?
Tere: Enggak. Emang kenapa?
Nayla: Kamu tahu orang yang inisialnya NS?
Tere: Narendra Sekar kan? Temen sekelas kita?
Nayla: Ih masa sih? Orang dia bilangnya cowok!
Tere: Hah? Dari kelas lain kali…
Nayla: Udah ah, aku ga mau mikirin. Aku mau tidur!
Tere: Okeee… Oh iya buku Fisika-mu di aku dulu ya!

Adegan 12

Keesokan harinya pelajaran berlangsung seperti biasa. Tak ada hal yang menarik, tak ada yang istimewa. Saat jam istirahat, murid-murid pergi ke Koperasi, ada juga yang pergi ke Kantin. Pelajaran pun dimulai kembali. Pelajaran Sejarah, tiba-tiba ulangan. Murid-murid kelas X IPA 4 langsung kaget, tapi beruntungnya ulangan dibolehkan Open Book.

Hari ini sepulang sekolah Nayla berniat untuk pergi bersama Miya naik motor ke Gramedia. Miya sudah lebih dulu ke tempat parkiran. Sebelum berjalan ke parkiran, Nayla pergi ke toilet dulu. Setelah pergi ke toilet, Nayla berjalan menuju parkiran lewat Masjid Sekolah.

Saat Nayla berjalan melewati Mapara, ia merasa deg-degan. Ia takut akan melihat sosok berjas itu lagi. Dan benar saja prediksi-nya. Sosok itu berdiri di tempat yang sama dengan posisi yang sama. Ia menatap Nayla dan tangan sosok itu menunjuk ke arahnya dan mengisyaratkan Nayla untuk mengikutinya.

Dames: Nayla!!!

Nayla yang tadinya hendak mengikuti langkah sosok misterius tadi, langsung menoleh ke arah Dames.

Nayla: Hey! Aku duluan ya.

Dames mau bertanya kemana Nayla mau pergi. Tapi Nayla sudah lebih dulu pergi ke arah parkiran. Ia heran sosok tadi sudah lenyap.

Nayla berlari menuju parkiran dan langsung menemui Miya.

Nayla: Hey Miya! Kamu tadi lihat ada cowok pakek jas hitam ke sini enggak?
Miya: Hah? Anak OSIS?
Nayla: Bukan!
Miya: Tadi enggak ada kok yang pakek jas hitam. Ada sih tadi lewat cowok tasnya warna hitam ada garis hijaunya.
Nayla: Tapi dia enggak bawa tas!
Miya: Ah kamu salah lihat kali. Masa pulang engga bawa tas?
Nayla: Ih beneran! Tadi ada cowok pakek jas hitam jalan ke sini! Aku pernah lihat dia di depan ruang Mapara!
Miya: Hah? Anak Paspara?
Nayla: Enggak tahu juga sih… Dia anak apa? Udah ah, yuk langsung ke Gramed.
Miya: Okeee.

Mereka pun langsung pergi ke Gramed.
Adegan 13

Di kosan…

Nayla sudah mengerjakan tugas, lalu ia mengecek HP. Ada SMS masuk dari nomor yang belakangnya 848.

‘Hai Nayla! Hari ini kamu manis. Tadi ke Gramed ya? Sama teman kamu. –NS-‘

Nayla: Hah? NS lagi? Kok dia tahu sih?

‘Kok kamu tahu? Kamu sebenarnya siapa?’

‘Kamu mau tahu aku?’

‘Udah deh enggak usah basa-basi. Kalau kamu engak mau kasih tahu siapa kamu, mending enggak usah SMS aku.’

‘Ha ha ha… Besok ke Perpustakaan, sepulang sekolah. Tapi kamu harus datang sendirian. –NS-‘

‘Kenapa harus sendirian?’

Tak ada balasan. Nayla semakin dibuat bingung.

Adegan 14

Sepulang sekolah esok hari…

Dames: Nay, nanti kita ngerjain tugas yuk!
Nayla: Tugas apa?
Dames: Ituloh… Tugas Biologi yang penelitian.
Nayla: Oh iya ya! Kita belum ngerjain!
Dames: Nah maka dari itu. Nanti di rumahku, kita ngerancang mau meneliti apa.
Nayla: Ah tenang aja, itu kan tugas buat 2 bulan lagi. Terus juga nanti aku ada urusan.
Dames: Ya udah deh...
Nayla: Aku mau ke Perpus dulu. Bye!

Adegan 15

Sesampainya di perpustakaan…

Nayla merasa deg-degan. Ia berjalan memasuki perpustakaan dengan langkah pelan. Ia penasaran tapi juga takut dengan pengirim pesan bernama NS itu. Jangan-jangan NS itu kakak kelas, pikir Nayla menduga-duga.

Nayla menjelajahi perpustakaan, namun ia tak menemukan siapa-siapa kecuali penjaga perpustakaan. Akhirnya Nayla memutuskan berjalan ke rak bagian novel daripada berjalan tidak jelas di tempat itu. Ia mengambil novel asal karena pikirannya sedang tak fokus. Ia kepikiran pengirim bernama NS itu terus. Setelah mengambil novel, ia berjalan ke bagian belakang dan mengambil posisi duduk di lantaiposisi favoritnya.

Tak seperti biasanya. Ia tak bisa tenggelam dalam novel yang dipegangnya. Dan lagi, novel yang ia ambil ternyata tak bagus.

Ia pun berdiri dan saat berdiri tiba-tiba saja sosok berjas hitam itu datang…

Udara dingin seolah memenuhi Perpustakaan dan membuat Nayla merinding. Nayla menatap sosok itu tanpa berkedip. Lagi-lagi jantungnya berdegup kencang. Sosok itu tersenyum kalem kepada Nayla yang membuat Nayla makin deg-degan.

Nayla tak merespons. Ia terlalu terpesona… Hingga tanpa sadar novel yang ia pegang terjatuh.

Nauval melambaikan tangannya di depan wajah Nayla. Pipi Nayla langsung bersemu merah. Ia pun tersadar dan langsung mengambil novelnya yang tadi terjatuh. Dan begitu ia berdiri lagi. Sosok itu menghilang.

Nayla: Loh? Kemana dia?

Nayla mencari-cari sosok misterius tadi. Tapi nihil. Tak ada siapa pun di sekitarnya. Hanya dia seorang diri…

Setelah menyerah mencari, ia pun memustuskan untuk pulang.

Adegan 16

Besoknya saat jam istirahat kedua…

Vania: Eh, kamu tahu berita tentang Ensiklopedia Smada?
Azela: Oh iya! Buku itu kan yang tentang sejarah Smada?
Vania: Iya… Buku itu lagi jadi Trending Topic di ask.fm.
Azela: Iya emang. Aku jadi penasaran pengen baca buku itu.
Vania: Gimana kalau kita menyelidiki ke Perpus? Ada Kakak Kelas yang bilang, kalau Ensiklopedia Smada itu ada di Perpus… Dan cuma ada 1.
Azela: Cuma 1?
Vania: Yups. Yang lain katanya sih lagi di Revisi. Jadi cuma ada 1 dan itu yang asli.
Azela: Wuih keren! Yang asli? Kita harus dapetin yang asli.
Vania: Bener. Cusss OTW Perpus.

Adegan 17

Hari Jum’at, sebelum Keputrian. Masih ada waktu kosong. Jadi Tere yang anak ROHIS mengajak Nayla pergi ke bangsal untuk membereskan buku.

Di rak buku dekat bangsal…

Tere: Nay, bantuin beresin yang bagian ini ya?
Nayla: Oke.

Mereka pun mulai membereskan buku. Tiba-tiba Nayla melihat tumpukan berkas data siswa dari tahun 1970-1980. Lalu, ia membuka berkas-berkas itu mulai dari tahun 1970.

Saat sampai di berkas tahun 1973, Nayla menemukan nama Nauval Samudera beserta biodata singkatnya.

‘Nama: Nauval Samudera
Tempat, Tanggal Lahir: Purwokerto, 27 Februari 1957
Kelas: 3-2
Jurusan: IPA’

Tere: Udah yuk, Nay… Aku udah selesai.
Nayla: Cepet banget?
Tere: Hehe… Iya… Pengen cepet udahan.

Diam-diam Nayla mengambil data siswa tahun 1973 dan memasukkannya ke dalam tasnya.

Adegan 18

Sepulang sekolah di kosan… Nayla membuka isi tasnya dan mengambil berkas data siswa tahun 1973. Lalu, ia mengambil Ensiklopedia Smada. Dan tak lupa ia mengambil HP.

Nayla membuka Ensiklopedia Smada dan langsung ke halaman pengarang. Di situ hanya ada penjelasan singkat tentang pengarang dan tulisannya sudah agak kabur karena termakan usia. Di tulisan itu juga ada tulisan tahun 1973. Ia masih tidak percaya. Nayla mengambil laptop dan langsung mencari nama Nauval Samudera di google. Ia menemukan blog Smada. Ia membuka Data Siswa. Terus mencari nama ‘Nauval Samudera’. Dan ia langsung mendapat datanya.

Nayla: Loh…? Jadi buku ini dikarang oleh siswa dari tahun 1973?!

Nayla membaca nama yang tertera di Ensiklopedia dan berkas data siswa.

‘Nauval Samudera’

Nayla terus menggumamkan nama itu seolah sedang mengingat sesuatu. Dan…

Nayla: Ini ga masuk akal!

Ia langsung mengecek HP-nya dan membuka Kotak Pesan dari orang berinisial NS.

Nayla: Jangan-jangan… NS itu… Nauval Samudera…? Tapi dia enggak bilang kalau dia dari tahun 1973! Masa aku SMS-an sama setan sih?

Nayla bergumam lagi…

Nayla: Aku harus tanya Adam besok.

Adegan 19

Di kantin sepulang sekolah… Nayla langsung mendatangi meja tempat Adam sedang makan.

Nayla: Dam, aku mau tanya sesuatu.
Adam: Apa?
Nayla: Soal NS.
Adam: Maksud kamu anak laki-laki dari tahun 1973 itu…? Bukannya dulu kamu pernah ngejek aku ngaco waktu itu?

Nayla menghela napas. Lalu ia mengambil tempat duduk di depan Adam.

Nayla: Iya. Sekarang aku percaya. Lihat ini.

Kemudian Nayla membuka tasnya dan mengambil Buku Ensiklopedia Smada dan berkas data siswa tahun 1973. Nayla juga menunjukan SMS dari NS.

Nayla: Baca ini. Aku ngerasa NS itu Nauval Samudera. Lihat ini. Terus lihat ini juga.

Nayla menunjuk halaman pengarang Ensiklopedia Smada dan berkas data siswa tahun 1973.

Adam: Terus aku suruh apa?
Nayla: Iiih serius! Tolong bantu aku. Sebetulnya siapa NS itu? Awalnya kupikir dia temen sekelas kita atau anak Smada angkatan kita. Tapi pas lihat data-data ini, aku jadi ragu. Menurutmu gimana?

Adegan 20

Sementara itu di luar kantin…

Vania: Eh berhenti!

Vania menarik tangan Azela.

Azela: Apa sih?!
Vania: Ssst… Lihat tuh! Itu kan buku yang kita cari…
Azela: Mana-mana?
Vania: Ituuu…
Azela: Mana?

Vania langsung mengarahkan kepala Azela ke tempat duduk Adam dan Nayla.

Vania: Tuh!
Azela: Eh iya… Tapi kamu yakin itu buku yang kita maksud?
Vania: Iyalah! Baca ya! Tuh judulnya Ensiklopedia Smada. Terus juga ya, bukunya tuh udah kucel, banyak sobek-sobeknya, dan kertasnya burem, sesuai sama ciri-ciri yang disebutin Kakak Kelas di ask.fm! Kamu baca enggak sih?
Azela: Iya iya iya iya…!
Vania: Ssst… Jangan keras-keras!
Azela: Ya ma’af…
Vania: Kita harus ambil buku itu.
Azela: Tapi gimana caranya?
Vania: Gampang. Tinggal ambil di tasnya Nayla besok pas dia keluar dari kelas. (Bisik-bisik.)

Adegan 21

Sepulang sekolah… Nayla, Miya, Tere, dan Dames pergi menuju koperasi. Nayla ingin membeli nasi bungkus untuk dimakan di kelas, karena sehabis ini ia akan ekskul. Sedangkan Miya, Tere, dan Dames pulang.

Di kelas… Vania dan Azela siap-siap beraksi.

Azela: Sekarang?
Vania: Iya! Mumpung mereka lagi pada pergi.

Mereka mendatangi bangku Nayla dan membuka tas milik Nayla. Mereka langsung menemukan Ensiklopedia Smada.

Vania: Hahaha! Buku ini milik kita!
Azela: Sip. Cepetan disembunyiin. Mereka bentar lagi balik tuh…
Vania: Dengan buku ini, kita bisa famous!
Azela: Yoi!

Tapi Nayla sudah kembali ke kelas dan berdiri menatap Vania dan Azela.

Nayla: Hey itu buku aku!

Vania dan Azela kaget.

Vania: Apaan sih? Jelas-jelas ini buku Perpus! Hellooo!
Azela: Iya. Kamu enggak usah ikut campur deh!
Nayla: Tapi itu buku aku!
Vania: Udah-udah… Ngaku aja… Kamu pasti pengen famous dengan buku ini kan? Jujur deh!

Nayla maju berusaha merebut Ensiklopedia Smada. Tapi Vania menarik buku itu dan mengangkatnya tinggi-tinggi. Nayla tidak menyerah. Ia masih terus merebut buku itu. Nayla hampir menggapai buku itu tapi malah menghantam tangan Vania hingga akhirnya buku itu terjatuh ke lantai dengan bunyi yang keras.

Tiba-tiba udara dingin seolah memenuhi ruang kelas, angin berembus dengan kencangnya sehingga pintu kelas tertutup. Lampu kelas mati, kipas angin mati, layar proyektor tergulung ke atas.

Buku tebal itu terbuka sendiri dan menunjukkan halaman tentang kalung berbandul Batu Akik berwarna hijau.

Vania dan Azela: Aaaaa!
Azela: Van, pergi aja yuk dari sini… Apaan coba? Ini horror banget, iiih…!
Vania: Iya yuk pergi! Habis ini aku mau lagsung update ask.fm Story Horror Smada! Hiii…

Vania dan Azela membuka pintu dan lari pulang. Sedangkan Nayla sendirian di kelas… Nayla ingin memungut buku itu. Tapi ia sangat ketakukan.

Tiba-tiba HP-nya berdering dengan keras pertanda ada telefon masuk. Nayla mengambil HP-nya dari saku dan melihat nomor yang tertera di layar HP-nya. 0822xxxxx848. Nayla sangat kaget. Itu nomor NS! Walau ketakutan, ia tetap mengangkat telefon itu.

Nayla: H-hallo…? I-ini siapa?

Tak ada jawaban. Hanya ada suara angin berdesir.

Nayla: H-hallo…? I-i-ini siapa? Hallo?!

Lalu… Terdengar suara bisikan...

Nauval: Hai Nayla… Jangan takut… Aku Nauval. Aku baik, kok… Aku hanya ingin meminta bantuanmu… Kamu lihat buku di depanmu? Baca halaman itu.

Tanpa sadar Nayla menurut saking takutnya.

Nauval: Sudah…? Jadi, aku ingin kamu mencari kalung itu untukku… Aku butuh kalung itu dan kehidupanmu akan tenang kembali.
Nayla: G-gimana caranya?
Nauval: Kamu harus datang ke sekolah malam ini.
Nayla: A-apa…? M-malam ini…? A-apa harus malam ini?
Nauval: Ya, karena malam ini tepat hari kematianku. Tanggal 31 Oktober 1973. Sekarang kamu mengerti kan…?

Nayla mengangguk.

Nauval: Tapi ada sebuah syarat… Datang sendirian… Lalu menuju ke pohon dekat parkiran. Di sana akan ada portal yang akan membawamu ke Dark Shade…

Telefon dimatikan. Suasana kembali tenang. Tak ada lagi suara angin. Lampu dan kipas angin kembali menyala.

Pintu terbuka dan masuklah Adam.

Adam: Nay, kamu ngapain di sini? Terus kenapa tadi pintunya enggak bisa kebuka?
Nayla: Ceritanya panjang! Nanti sore, kamu datang ke sekolah. Aku harus bicara.
Adam: Tentang NS?
Nayla: Iya!

Nayla memasukkan Ensiklopedia Smada ke dalam tas dan langsung keluar dari kelas.

Adegan 22

Nayla sampai di kosan. Lalu dia melakukan rutinitas sepulang sekolah. Kemudian mengajak Tere pergi ke sekolah lagi.

Waktu sudah menunjukan pukul 16.30 WIB. Nayla langsung menelefon Miya dan Dames untuk datang ke sekolah.

Tak lama kemudian, Miya dan Dames datang bersamaan dengan datangnya Adam.

Nayla mulai menceritakan maksudnya menyuruh mereka datang ke sekolah sampai malam. Mereka berkumpul di kelas X IPA 4. Tanpa sadar waktu menunjukan pukul 20.00 WIB.

Nayla: Eh udah mulai malam…
Dames: Kamu harus sendirian ya…? Coba aku dibolehin ikut. Aku pengen nemenin kamu. Lagian aku juga enggak takut sama yang begituan.
Nayla: Iya… Aku agak takut nih…
Adam: Udah. Kamu percaya aja. Kamu ikutin aja petunjuk NS.

Nayla mengangguk.

Miya: Jaga diri baik-baik, Nay!
Nayla: Iya… Tenang aja…
Tere: Baca Surat Yasin!                       
Nayla: Lah aku enggak hapal… Eh, udah jam 8. Aku harus cepet-cepet nyelesein masalah ini.

Adegan 23

Nayla berjalan menuju parkiran sambil membawa Buku Ensiklopedia Smada. Sesampainya di pohon dekat parkikan, Nayla menggumamkan mantra sesuai yang ada di buku sambil memejamkan mata.

‘Magnifera Indica…’

Lalu ia berjalan masuk ke pohon itu. Ajaib, ia bisa masuk ke portal itu dan menghilang. Saat Nayla membuka mata, tiba-tiba ia sudah berada di depan gerbang tepatnya di depan kelas XII IPA 2.

Dia berdiri di situ dan keadaan semakin gelap.

Tiba-tiba Nayla bisa melihat cahaya berwarna hijau. Ia mengikuti cahaya itu. Ia sangat deg-degan. Kemudian ada sosok memakai jubah hitam di hadapannya. Ia langsung menggumamkan mantra sambil mengulurkan lilinnya.

‘Rhizopus Oryzeae’

Sosok itu pergi. Kemudian Nayla melanjutkan jalanya. Ketika sampai di depan X IPA 2, ada yang menepuk pundaknya. Lalu dia menengok dan kaget. Ternyata itu sosok berjubah hitam yang lain…

Nayla membaca mantra lagi. Tapi hantu itu tidak pergi. Hantu itu malah mau mencekik leher Nayla. Ia pun membaca mantra kedua yang lebih kuat sambil mengacungkan lilin.

‘Panthera Tigris.’

Hantu berjubah hitam itu pun langsung menghilang. Nayla kembali berjalan, kali ini dengan langkah yang lebih cepat. Nayla ingin cepat-cepat mendapatkan kalung hijau itu. Ia pun sampai di depan ruang Mapara. Kemudian bertemu sosok berjubah yang lain… Kali ini ada 2 sosok…

‘Panthera Tigris.’

Salah satu hantu menghilang tapi yang satunya lagi belum menghilang.

‘Indominous Rex.’

Hantu itu pun menghilang. Nayla mempercepat langkahnya dan melewati koridor kelas X. Saat ia berlari melewati ruang-ruang kelas X, pintu-pintu dan jendela-jendela kelas itu terbuka. Suara pintu dan jendela yang terbuka itu terdengar horror. Jantung Nayla berdegup kencang. Ia sangat deg-degan.

Akhirnya ia sampai di depan pintu bangsal. Saat ia mau membuka pintu bangsal, ia mendengar suara-suara dari belakangnya. Dan saat ia menengok ke belakang ada banyak hantu berjubah hitam…

Nayla berteriak. Ia langsung cepat-cepat membuka pintu bangsal dan langsung masuk ke dalamnya dengan terburu-buru.

Sesampainya di dalam bangsal… Suasana sangat gelap… Hening. Tak ada suara-suara hantu lagi. Lilin yang dipegang Nayla mati. Nayla panik.

Ia melihat cahaya hijau di pojok bangsal. Nayla langsung berjalan mendekati cahaya hijau itu. Tapi sesuatu menahannya. Nauval muncul!

Nayla: N-Nauval?!
Nauval: Kamu tinggal ambil kalung itu.
Nayla: K-kenapa enggak kamu aja?

Nauval mempraktikan apa yang diucapkan Nayla. Ia mengulurkan tangannya ke arah kalung hijau itu. Tapi tangannya seperti kesetrum.

Nauval: Kamu lihat kan? Kalung itu, kalung manusia. Itu sebabnya aku membutuhkan bantuanmu.
Nayla: Tapi kenapa kamu memilih aku?
Nauval: Karena kamu berhati tulus.
Nayla: Tapi bukannya masih banyak orang lain di sana yang berhati tulus?
Nauval: Entahlah… Aku hanya memilihmu saat kamu berada di Perpustakaan lewat jatuhnya Ensiklopedia Smada.
Nayla: Kenapa bukan orang lain aja?!

Sejujurnya Nayla juga merasa agak kesal dengan kejadian yang menimpanya ini. Ia sangat ketakutan. Tiba-tiba Nauval berjalan mendekati Nayla.

Nauval: Turuti saja aku. Dan hidupmu akan kembali tenang seperti semula. Mengerti?

Nayla seperti terhipnotis dengan ucapan Nauval. Ia mengangguk. Nayla pun berjalan mendekati kalung itu dan mengambil kalung itu.  

Tiba-tiba… hantu-hantu berjubah hitam berdatangan menutupi kalung hijau tersebut.

Nayla hampir kewalahan menghadapi hantu-hantu itu. Ia sangat ketakutan.

Nauval: Nayla! Pakai mantra itu!
Nayla: M-mantra apa?
Nauval: Dark Shade Spell!
Nayla: A-apa?

Lilin Nayla jatuh. Hantu-hantu itu mulai memegangi tubuh Nayla. Nayla dalam keadaan terdesak, akhirnya ingat dengan Dark Shade Spell. Nayla berusaha memberontak dari hantu-hantu tersebut.

‘Stronscium!’

Hantu-hantu itu langsung menyingkir dari tubuh Nayla. Nayla mengambil lilin dengan gerakan ketakutan dan panik. Ia tak menyangka akan ada banyak hantu seperti ini. Nayla menyalakan lilin itu dengan mantra.

‘Rutherfordium.’

Lilinnya menyala. Kini Nayla bisa melihat dengan jelas hantu-hantu di depannya. Ia langsung mengucapkan Dark Shade Spell yaitu mantra yang paling kuat.

‘Amerisium Disprosium Mendelivium Lawrensium Curium Aktinium Galium Indium Osmium… Aurum!’

Di mantra terakhir, muncul cahaya-cahaya keemasan membuat hantu-hantu itu langsung pergi. Nayla menghela napas lega. Ia berlari mendekati kalung hijau.

Nayla: Dapat!

Nayla tersenyum lega ketika kalung berbandul batu hijau itu berada di tangannya. Tahu-tahu Nauval sudah ada di hadapannya. Nauval tersenyum dan menatap terima kasih ke arah Nayla. Nayla memberikan kalung itu kepada Nauval. Saat Nauval menyentuh kalung itu, perlahan tubuhnya memudar.

Nauval: Terima kasih…

Jantung Nayla bderdegup dengan kencang ketika melihat senyuman itu. Tubuh Nauval semakin memudar. Perlahan genggaman tangan mereka lepas… Nauval melambaikan tangannya pada Nayla arti ucapan selamat tinggal.

Bayangan Nauval akhirnya menghilang.

Nayla memandang kalung di tangannya. Lalu ia memakai kalung itu. Dan ia tiba di portal. Ia langsung berlari ke kelasnya untuk menemui Dames, Tere, Miya, dan Adam. Mereka sudah menunggu Nayla.

Miya: Naylaaa!

Mereka spontan berpelukan.

Dames: Nayla! Akhirnya kamu dateng juga!
Tere: Syukurlah…

Adam juga tersenyum pada Nayla.

Nayla balas tersenyum melihat teman-temannya. Ia sangat senang bisa menyelesaikan masalah ini. Ia tak sabar untuk pulang ke kosan.

THE END PART 1

Di kosan…

Nayla mengembuskan napas lega. Ia baru saja sampai dan ketika membuka pintu kamarnya. Ia sangat terkejut. Kamarnya sangat berantakan! Buku-bukunya berantakan di lantai, kertas-kertas berserakan di lantai. Tiba-tiba kalung hijau itu jatuh dari atas di hadapannya persis.

Ia langsung meraba lehernya. Ternyata kalung itu sudah tak ada lagi di lehernya. Ia bingung. Bagaimana bisa? Bukankah baru saja ada di lehernya?!

Saat ia menunduk lagi, ia melihat sebuah tulisan di salah satu kertas yang bertuliskan…

‘Kembalikan kalung itu sekarang.’

Saat Nayla mau mengambil kalung hijau itu, tiba-tiba sebuah boneka jatuh.

Nayla: AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!

CONTINUE TO PART 2…


You Might Also Like

0 comments