FF: KyuMin First Story

Mei 08, 2015

FF: KyuMin First Story




Author: Nandakyu 
Rated: General
Length: One Shot
Genre: Brothership, Comedy
Cast: Leeteuk, Heechul, Hangeng, Yesung, Kang In, Shindong, Sungmin, Eunhyuk, Siwon, Donghae, Ryeowook, Kibum, & Kyuhyun
Desclaimer: FF ini asli dari otak Admin! >< Jadi, jangan COPAS!!!
NB: Admin lagi ngayal-ngayal aja tentang KyuMin :D, ya udah akhirnya Admin tulis FF ini deh... FF ini cocok banget buat para Joyer alias KyuMin shipper! Jadi, ceritanya tuh, tentang awal kenapa KyuMin bisa jadi deket :') Hiks... Ini couple bikin galau kalo sekarang... Terus, FF ini kubuat waktu aku masih kelas 8 :3 Jadi udah lama juga FF ini mendekam di folder laptop. Kekekeke~  Pokoknya enjoy reading ya~^^
Summary:

/BRUGH!/
/Ups, sosok di balik selimut itu bangun. Aku yakin sekarang ia pasti sedang melihat ke arahku. /Aish.../

~~

-Sungmin POV-

Dia.

Dia itu magnae yang ‘aneh’. Tidak seperti kebanyakan maknae lain, yang biasanya hyper, atau menjengkelkan. Tapi, ia sangat pendiam dan juga sangat tertutup. Ketika berada di ruang tunggu/backstage, dia lebih sering diam, entah apa yang ia pikirkan. Memng sih, selama dia di sini, dia belum akrab dengan member Super Junior yang lain. Hmmm... Ya. Dia adalah sosok yang misterius.

Semenjak kedatangannya di  Super Junior, aku sudah penasaran dengannya. Aku ingin sekali tahu tentang anak itu. Tapi, begitu aku dan dia berdekatan, entah kenapa, terasa sangat canggung dan satu lagi, auranya sedikit aneh. Walaupun lebih aneh auranya Yesung hyung.

“Sungminnie hyung!”

Seseorang memanggilku dan aku sudah mengenal dengan sangat baik suara khas ini, suara Kim Ryeowook. “Ya. Ada apa?” sahutku menoleh ke arahnya yang ternyata sedang berdiri di belakangku. Sepertinya, dia yang lebih pantas menjadi magnae di antara kami. Selain wajahnya yang cute overload, tingkahnya pun manis.

“Kau melamun, hyung?” katanya sambil memperhatikan wajahku dengan seksama. HEY! Apakah wajahku sangat terbaca kalau aku sedang melamun?!

Anni!” bantahku. “Ada apa, sih?”

“Member lain sedang keluar, kau tidak ikut?” tanya Ryeowook kepadaku.  

“Ke mana?”

“Hanya berjalan-jalan saja,” jawabnya santai sambil tersenyum. Tiba-tiba seseorang lagi muncul dari... entah dari mana seseorang itu sudah berada di hadapanku. Tanpa melihat pun, aku sudah tahu kalau seseorang itu pasti Yesung hyung. Aku heran, kenapa Ryeowook bisa betah berdekatan dengan Yesung hyung? Jangan-jangan... Ryeowook disihir oleh Yesung hyung sehingga ia jadi betah berdekatan dengannya. Andwae~ Kenapa aku jadi berpikiran seperti itu ya?

Oh iya, sepertinya Yesung hyung  juga akan mengajakku pergi keluar. Aku sedikit bimbang, aku ikut tidak ya?

“Sungmin, kau tidak mau ikut kami? Kami mau pergi berjalan-jalan keluar,” kata Yesung hyung sambil menggandeng tangan dongsaeng kesayangannya, Ryeowook, sepertinya ia bisa membaca pikiranku. Ah, lagi-lagi aku berpikiran aneh seperti itu. Andwae~ Menyebalkan! Eits tapi tunggu... Kalau semua member lain sedang pergi keluar, lalu aku dengan siapa di dorm?

“Tunggu. Apa benar semua member pergi keluar?” tanyaku dengan cepat, karena Yesung hyung dan Ryeowook sudah berjalan menjauh dariku dengan memakai jaket tebal dan pelindung dingin lengkap, mereka melangkah santai menuju pintu utama dorm.

“Emmm... Ada Kyuhyun,” jawab Yesung hyung, cuek.

Sungguh aneh, kenapa anak itu tidak ikut keluar? Apa karena tidak ada yang mengajaknya? Kurasa tidak mungkin, deh... “HYUNG! Kami berangkat ya! Bye!” lagi-lagi Ryeowook mengagetkanku dari lamunanku. Ah, kenapa aku jadi sering melamun ya?

Ya! Tidak usah mengagetkanku!” kataku dengan sedikit sebal kepada Kim Ryeowook, kulihat ia terkekeh geli melihat ekspresi wajahku yang sedang cemberut tetapi tetap cute, dan pintu pun tertutup seiring dengan bunyinya yang keras. Aku sedang duduk di kursi meja makan. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan hari ini, jadi aku hanya memainkan handphone-ku dengan bosan di sini. Di ruang makan.

Sekarang kembali ke ‘misi’ku. Aku ingin mendekati anak itu, anak yang tadi kubilang adalah sosok misterius. Apa benar anak itu ada di dorm? Aku pun memanggilnya pelan, “Kyuhyun?” Tak ada jawaban.  Mungkin anak itu juga pergi, bisa saja Yesung hyung tadi membohongiku. Haha! Eh? Aku jadi bingung? Barusan aku ingin mendekati anak bernama Kyuhyun itu, tapi kenapa aku mengharapkan anak itu pergi keluar dorm? Aku aneh!

Ne?

Sebuah suara menyahut. Suara dingin itu, suara Kyuhyun. Lagi-lagi aku telah membohongi diriku. Mungkin ini kesempatanku untuk bisa mengenal lebih dekat seorang Kyuhyun. Tapi... Apa aku bisa  mendekatinya ya? Berhubung aku dan dia sangaaat jarang mengobrol. Sudah kubilang kan tadi, kalau anak itu belum mendapat teman dekat di dorm.

Aku pun berjalan menuju asal suara dingin tadi. Ternyata anak itu sedang berda di ruang tengah. Begitu aku duduk di karpet dekat sofa tepat berada di sampingnya, rasa canggung itu melanda diriku dan dirinya, mungkin. Tapi sepertinya ia tidak mempedulikannya. Aish... Apa dia tidak peka?

“Kenapa hyung tidak ikut pergi keluar?”

Aku masih diam. Perkataannya dingin dan sedikit kasar. Apa yang harus kujawab? Aish... Aku bingung dengan anak ini dan juga dengan diriku yang aneh ini! Tapi benar juga perkataannya, seharusnya tadi aku ikut pergi keluar bersama Yesung hyung dan Ryeowookkie. Tapi kalau aku ikut, aku pasti bakal menganggu mereka!  

“Em, ma-ma’af hyung. Tadi aku salah ngomong. Maksudku, kenapa hyung tadi tidak ikut keluar menikmati musim dingin?” dia menoleh ke arahku dengan ekspresi canggung. Ia mem-pause game-nya sebelum menoleh ke arahku.

“Kau juga kenapa tidak keluar?” kataku balas bertanya. Ia sepertinya mulai merasakan aura canggung yang menyelimuti kami berdua.

“Em... Tidak. Tidak apa-apa. Aku... hanya ingin di dorm,” jawabnya kaku tapi masih dingin. Bisakah ia bertingkah hangat sedikit saja?

“Kau yakin?” tanyaku berusaha menghangatkan suasana.

“Iya. Aku hanya ingin bermain game,” jawabnya tanpa senyum lalu kembali bermain game.

“Kau suka bermain game?” tanyaku penasaran. Aku baru tahu kalau ternyata dia suka bermain game.

Ia hanya mengangguk pelan dengan mata terfokus pada layar laptopnya. Oh... Jadi begitu? Itu yang ia lakukan setiap hari dengan laptopnya. Pantas saja ia begitu pendiam.

“Kalau... hyung? Kenapa tidak keluar juga?” tanyanya lagi. Oh iya, aku sampai lupa kalau aku belum menjawab pertanyaannya yang satu ini.  

“Aku hanya capek,” jawabku jujur.


“Kenapa hyung tidak tidur?” tanyanya lagi, masih canggung. “A, maksudku kenapa hyung tidak istirahat saja di kamar?”

 “Hm ya. Mungkin aku harus begitu,” jawabku lalu beranjak dari tempatku duduk tadi. Sepertinya ia sedang tidak ingin diganggu. Hmmm... Ya sudahlah, lebih baik kutingalkan saja dia.

Aku melengos. Dia benar-benar sosok yang tertutup. Tiap kali kulihat tampangnya, aku merasa ia punya sisi lain yang sangat berlawanan dengan sifatnya sekarang yang dingin. Aku penasaran dengan hal itu.

Kulihat ia sekilas sebelum aku benar-benar menutup pintu kamarku, ia sudah terhanyut dalam dunia game-nya.

-Sungmin POV End-

~~

-Author POV-

Hyung, apa baik-baik saja kalau membiarkan Sungmin hyung dan Kyuhyun di dorm berdua?” tanya Kim Ryeowook sambil duduk di kursi taman, asyik meminum hot chocolate yang dibelikan oleh Yesung.

“Entahlah,” jawab Yesung, ia juga sedang asyik meminum hot chocolate, jadi jawabannya tadi mengambang membuat Ryeowook sedikit bingung.

“Mereka berdua sama-sama sensitif,” kata Ryeowook, hot chocolate-nya sudah habis, tapi ia masih memegang gelasnya yang terasa hangat di tangannya yang tidak tertutup oleh sarung tangan.

“Iya sih...” kata Yesung, mengangguk kecil.

“HEY!”

Leeteuk berlari menghampiri Yesung dan Ryeowook, disusul oleh Kang In, couple-nya yang sedang kesusahan berlari mengejarnya di atas salju yang tebal.

“Leeteuk hyung! Aku kesusahan berjalan di sini,” keluh Kang In masih sambil berjalan.

“Salah kau tidak memakai sepatu boots!” kata Leeteuk sambil terkekeh melihat Kang In yang sedang kesusahan berjalan di atas salju hanya dengan sepatu kets. “Yesungie, mana Sungmin dan... Kyuhyun?”

“Mereka di dorm,” jawab Yesung santai, hot chocolate-nya  sudah hampir habis. “Memang kenapa?” tanyanya setelah ia menengguk hot chocolate-nya sampai benar-benar habis.

“Aish... Ada apa, sih hyung? Ada apa di antara mereka berdua? Apakah ada masalah?” tanya Ryeowook kepada Leeteuk dengan tatapan penasaran sekaligus bingung.

“Mereka sama-sama sensitif,” jawab Leeteuk.

“Itu yang tadi kukatan kepada Yesung hyung. Lantas kenapa?” tanya Ryeowook lagi, sedikit tidak sabar.

“HEEEY...” Kang In mengatur napasnya, uap keluar dari mulutnya. Ia baru saja sampai di dekat mereka bertiga. “Kalian bicara tentang apa sih? Ajak-ajak, dong...”

-Author POV End-

~~

-Sungmin POV-

Sudah hampir 30 menit aku hanya berguling-guling di atas tempat tidurku yang nyaman dan hangat. Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku sudah berusaha mendekatinya tapi ia balas dengan tatapan dingin dan ucapan dingin. Dia benar-benar tidak pantas menjadi magnae! Aku juga tidak menyangka sih... Anak itu akan menjadi bagian dari kami.

Hhhh... Ngantuuuk... Tapi aku tidak bisa tidur. Huwaaa! Mungkin jika lebih baik aku menyusul member lain. Pasti mereka sedang asyik bermain perang-perangan salju atau bermain ice skating. Memang sih... Aku sama sekali tidak bisa atau lebih tepatnya sama sekali tidak berbakat dalam bermain ice skating, tapi aku tetap saja ‘nekat’ mencobanya dan alhasil aku bolak-balik terpleset dan biasanya Eunhyuk yang membantuku berdiri, tapi ia terlalu asyik bermain bersama Donghae sehingga kadang-kadang aku dilupakan olehnya. Hhhh... Andai saja ada yang mau membantuku berdiri saat bermain ice skating. Tapi itu tidak mungkin.

Baiklah. Lebih baik aku pergi saja. Mumpung hari libur dan besok sudah harus kembali melaksankan jadwal.

Aku pun pergi memakai perisai dinginku seperti jaket yang super tebaaal, beanie berwarna pink cute, ear muffs, syal, dan sarung tangan. Setelah semua sudah siap kupakai, aku pun keluar dari kamarku.

Saat berjalan keluar menuju pintu utama dorm dan melewati ruang tengah, aku sama sekali tidak melihat anak itu. Hey?! Kemana dia? Aku jadi khawatir. Walau aku tidak menyukainya, aku tetap harus menjaganya.

Samar-samar terdengar isakan lirih... Tapi isakan siapa itu? Kurasa tidak mungkin itu suara isakan hantu atau sejenisnya. Baiklah, kuikuti saja arah suara isakan samar tadi. Kuharap itu bukan hantu! Eh, bukankah barusan aku mengatakan kalau itu ‘tidak mungkin’ suara hantu. Entahlah... Otakku mungkin sedang sedikit error.

Suara isakan itu sudah berhenti. Dan ternyata berasal dari tenda Kyuhyun. Apa jangan-jangan ia menangis? Apa ia sakit? Aku pun membuka tendanya dengan cepat. Ternyata anak itu sedang tidur dan seluruh tubuhnya ia tutupi dengan selimut tebal sampai ke kepala, jadi aku tidak bisa melihat bagaimana ekspresinya, yang terlihat hanya beberapa untaian rambut cokelatnya yang menyembul keluar dari selimut. Jadi siapa dong, yang barusan menangis? Kuperhatikan suasana tendanya yang nyaman dan cukup hangat, laptopnya masih terasa panas pertanda baru beberapa saat yang lalu, laptop ini dimatikan.

BRUGH!

Ups, sosok di balik selimut itu bangun. Aku yakin sekarang ia pasti sedang melihat ke arahku. Aish... Kenapa tadi aku bisa tersandung –suatu benda entah apa itu, aku tidak peduli– dan kenapa aku menimbulkan bunyi yang cukup keras sampai mampu membangunkan anak itu? Aku pun mengangkat kepalaku. Dan berusaha untuk duduk tegak dan...

“Sungmin hyung?” kata anak itu dengan suara tertahan, sepertinya ia ingin berteriak atau membentakku barangkali, “Kenapa masuk ke tendaku tanpa izin...?”

“Eh, kau sedang tidur kan?” jawabku kaku.

Ia hanya diam saja. Aku memperhatikan wajahnya. Ekspresinya hanya menatap dingin ke arahku. Walau begitu, aku yakin 100%, dia pasti habis menangis. “Kyuhyun...? Kau habis menangis?” tanyaku hati-hati takut membuatnya marah.

Aniii...” jawabnya lirih. Lalu ia merebahkan dirinya lagi dan menyelimuti dirinya sampai ke pipinya. “Hyung, bisakah kau keluar?” katanya dengan mata tertutup, lalu ia membalikan badannya membelakangi diriku.

Sekarang giliranku yang terdiam. Aku tidak mau keluar sampai ia menceritakan sesuatu kepadaku, maka aku pun mengindahkan perkataannya barusan. “Kyuhyun, apa kau baik-baik saja?” tanyaku pelan–dengan gerakan yang sangat perlahan–medekati dirinya.

Saat aku sudah dekat dengan posisi tidurnya, ia justru menyelimuti dirinya sampai ke kepala. Aha! Aku jadi punya ide supaya aku bisa lebih dekat dengannya. “Kyuhyun, apakah selimutmu kurang tebal? Akan kuambilkan punyaku.” Aku pun berlari keluar dari tenda Kyuhyun menuju ke kamarku, lalu dengan asal mengambil selimutku yang–kurasa–paling tebal. Setelah itu, aku pun kembali ke tendanya. Fiuuuh... Syukurlah ia tidak mengunci tendanya.

Kulihat ia masih menyelimuti dirinya sampai ke kepala. “Kyuhyun? Aku tahu, kau tidak tidur kan?” Masih tak ada jawaban. Tapi aku dengan cuek menyelimuti dirinya dengan selimut tambahan. Setelah menyelimuti dirinya dengan selimutku yang berwarna pink cute, aku pun duduk di sampingnya. Memperhatikan dirinya yang tertutupi oleh selimutku.

“Kyuhyun, kalau kau mau cerita, kau cerita saja kepada hyung. Eottheoke?” kataku, seperti sedang ber-monolog, padahal aku sedang berbicara dengan seseoarang. “Kyuhyun, kau sudah merasa hangat kan?” Tapi ia masih terdiam. Aku tetap akan berusaha berbicara sampai ia mau mengobrol denganku. 

“Aish... Bisakah kau berbicara sedikiiit saja kepada hyung? Hyung hanya ingin mendengarkan ceritamu,” tapi perkataan ini hanya kuucapkan di pikiranku saja, entah kenapa aku tak berani menyuarakan perkataan tadi.

Tiba-tiba selimut itu bergerak sedikit. Lalu sosok dari dalam selimut itu bangun. Sosok itu tidak menatapku sepenuhnya. Ia seperti melihat ke bawah. Matanya sedikit berkaca-kaca. Apa dia menangis? Apakah omonganku tadi salah? Aish... Kau kenapa Kyuhyun? Kau membuatku selalu penasaran! Dan hal ini yang membuatku sangat ingin mendekatimu, walaupun sikapmu itu sangat dingin....

Eh tunggu, ada yang berbeda, kecanggungan yang biasa menyelimuti kami berdua tiba-tiba hilang secara seketika.

WOW!

Dan... Tanpa berucap sepatah kata apa pun, ia memelukku...

Hyung...” katanya dengan suara mirip orang bergumam. “A-apakah member lain tidak menyukaiku?” katanya, nadanya datar dan berusaha terdengar cuek tapi sepertinya ia... menangis. “A-apakah aku tidak layak di sini?” katanya lagi dengan suara semakin kecil.

“Tentu tidak, Kyuhyun,” ucapku, membalas pelukannya dengan erat. Aku berusaha menenangkannya.

Tak kusangka, jadi ini yang ada di pikirannya....

Hyung tidak bebohong, kan? Bagaimana dengan pendapat member lain? A-apakah mereka sependapat denganmu?” katanya lagi, mengeratkan pelukannya.

Lalu hening. Aku memikirkan ucapannya barusan. Aish... Kyu...

“Aku tidak bebohong. Percayalah. Member lain juga sependapat denganku,” ucapku berusaha menenangkannya dengan menepuk-nepuk punggungnya pelan.

“Terima kasih, hyung,” katanya lagi, ia pun melepaskan pelukannya. Ia menghapus air matanya, lalu menatap ke arahku sambil... tersenyum hangat. Dan baru kali ini aku  melihatnya tersenyum seperti itu.

~~                                                                                                                                                                             
-Author POV-

“Lebih baik kita telepon Sungmin,” usul Shindong.

Leeteuk menekan keypad handphone-nya dengan cepat untuk menelepon Sungmin, dan ternyata–setelah terhubung– yang menjawab teleponnya adalah operator yang mengatakan kalau pulsanya habis. “Pulsaku habis,” kata Leeteuk sambil nyengir lebar.

“Aish... Kau ini hyung!” kata Shindong.

“Kalau begitu pinjam handphone-mu,” kata Leeteuk ke Shindong sambil mengulurkan tangannya siap menangkap handphone Shindong, dengan ekspresi innocent.

Ya! Pulsaku juga habis, hyung,” jawab Shindong sambil nyengir, tak kalah lebar dengan cengiran Leeteuk barusan.

“Aish kalian ini! Pakai handphone-ku!” kata Ryeowook, menengahi Leeteuk dan Shindong yang sedang berdebat tentang pulsa.

Begitu handphone Ryeowook sudah di tangan Leeteuk, ia bukannya menelepon Sungmin tetapi malah meng-SMS Sungmin. Bagaimana sih mereka ini?  

Sent.

Tak sampai 1 menit, 1 SMS masuk ke handphone Ryeowook. Leeteuk yang masih memegang handphone Ryeowook langsung dengan cepat, menekan tombol open untuk membuka SMS itu. Dan entah mengapa, member lain pun, menunggu dengan tegang.

“Apa katanya hyung?” tanya Yesung hati-hati kepada Leeteuk, tidak sabar.

“Katanya, dia oke, dia sedang bersama Kyuhyun sekarang di ski resort bersama Kyuhyun,” jawab Leeteuk dengan ekspresi heran. “Hah?”

“Apa itu benar dari Sungmin?” tanya Kang In ragu yang sedari tadi berdiri persis di samping Leeteuk.

Leeteuk mengangguk, tapi tak lama kemudian ia teresenyum memamerkan dimple-nya, “Kalau begitu ini pertanda baik,” ujarnya yang membuat member lain kebingungan kecuali Ryeowook. Ia ikut tersenyum kecil.

-Author POV End-

~~


-Sungmin POV-

“Kyu! Sudah ah!” teriakku, berusaha mengatur napas.

Sudah hampir 100 kali mungkin, aku terjatuh dari papan ski-ku. Dan sudah hampir 100 kali pula, Kyuhyun dengan susah payah membantuku berdiri karena tempat kami berpijak agak licin, jadi beberapa kali juga, ia jatuh terpeleset bersamaku. Dan akhirnya, kami pun terjatuh bersama-sama di atas salju.

“Ayo hyung! Coba lagi!” katanya memberi semangat, entah sudah ke berapa kalinya ia berkata seperti itu kepadaku. “Hyung pasti bisa!”

“Ah tidak Kyu... Lebih baik aku menontonmu bermain snowboard saja,” kataku dengan raut frustasi.

Ia hanya mengangkat bahu, “Ya sudah.” Lalu ia mengambil snowboard-nya di pinggir arena bermain ski. Aku duduk di kursi khusus untuk pengunjung dengan raut frustasi memperhatikan Kyuhyun bermain skteboard.

WOW!

Tak kusangka ia begitu lihat dalam permainan ini!

-Sungmin POV-

~~

-Author POV-

Tanpa Sungmin sadari, –Leeteuk, Kang In, Shindong, Yesung, dan Ryeowook– sudah duduk berjejer di sampingnya.

“Jadi kau sudah baikan dengan Kyuhyun?” tanya Yesung kepada Sungmin tanpa berbasa-basi terlebih dahulu sambil menepuk pundak Sungmin pelan berbeda dengan Kang In yang langung menepuk pundak Sungmin dengan keras sambil berdeham tidak jelas.

Sungmin yang sedang asyik memperhatikan dongsaeng ‘favorit’-nya itu bermain skateboard langsung terkaget-kaget karena ditepuk sekaligus oleh 2 orang.

“Ah hyung, maksud kalian apa deh?” tanya Sungmin entah kepada siapa dengan tampang innocent.
“Sudah-sudah...” kata Shindong melerai. “Sungmin, berarti kalian sudah akrab ya?” tanya Shindong kepada Sungmin sambil tersenyum-senyum tidak jelas.

“Memang iya,” jawab Sungmin kalem. Ia kembali asyik memperhatikan dongsaeng ‘favorit’-nya itu.

.

Sementara itu di depan pintu dorm, Eunhyuk dan Donghae sedang kebingungan. Karena mereka berdua lupa membawa kunci dorm. “Ah sial,” umpat Eunhyuk dengan kesal sambil melemparkan beanie-nya ke tembok. Ia pun langsung menelepon member lain tanpa memperhatikan siapa member yang ia telepon.

“Halo?” kata Eunhyuk setelah telepon sudah terhubung.

“Eunhyukkie! What happend?!” ternyata yang ditelepon Eunhyuk adalah Siwon.

“Kau di mana sekarang?” tanya Eunhyuk cepat, tidak sabaran.

“Bersama Kibum, entah di mana. Kami dalam perjalanan menuju dorm,” kata Siwon dengan santai.

Hyung, cepat pulang ya... Aku dan Donghae akan menunggu,” kata Eunhyuk lagi.

“Eoh? Ada apa sih, hyung?” sekarang Eunhyuk berbicara dengan Kibum. Sepertinya telepon diambil alih oleh Kibum.

“Aku dan Donghae-ya lupa membawa kunci dorm!”

“Wah, kukira kalian bawa kunci... Soalnya kami berdua juga lupa membawa kunci-“ kata Kibum di telepon dengan nada sedikit panik. 

Telepon langsung ditutup oleh Eunhyuk. Ia langsung menelepon member lain, kali ini ia juga asal menekan nomor telepon member lain. “Halo?” ucapnya.

“Apa Hyukie?” sahut Leeteuk, ternyata yang Eunhyuk telepon adalah Leeteuk. Ia bernapas lega.

Hyung, kumohon pulang sebentar. Aku dan Donghae lupa membawa kunci dorm!” keluh Eunhyuk di telepon.

“Oh oke. Kami akan pulang,” kata Leeteuk. Tet. Telepon ditutup.

“Eh, apa maksud ‘kami’?” kata Eunhyuk kepada Donghae yang dari tadi juga mendengarkan percakapan telepon Eunhyuk.

“Tadi kan ia pergi bersama member lain,” jawab Donghae dengan raut muka polos.

“Oh iya ya,” kata Eunhyuk sambil mengangguk-ngangguk.

“Baiklah, ayo kita menunggu,” kata Donghae, ia menyandarkan punggungnya di tembok, diikuti oleh couple-nya.

.

“Eunhyukie? Donghae-ya?” seseorang atau 2 orang lebih tepatnya, memanggil mereka berdua.

“Heechul hyung? Hangeng hyung? Jaket kalian basah sekali?!” pekik Donghae kaget melihat keadaan Hangeng dan Heechul.

“Bodoh! Cepat buka pintu!” perintah Heechul tidak sabaran.

“Kami lupa bawa kunci,” jawab Donghae cepat.

“Kenapa jaket kalian basah begitu?” tanya Eunhyuk, ikut dalam percakapan.

“Kami habis bermain ski,” jawab Hangeng mendahului perkataan tajam couple-nya. “Tapi kami berulang kali terjatuh. Kami berdua sedang iseng saja ingin belajar bermain ski.”

“Ya, dan inilah hasil pembelajaran kami,” kata Heechul sambil melepas jaketnya yang basah dan mengibaskan jaketnya dengan kesal.

.

“Eunhyuk dan Donghae terjebak di luar dorm!” kata Leeteuk memberi tahu kepada member lain.

“Kalau begitu, ayo kita pulang,” kata Ryeowook bangkit dari duduknya.

Member lain hanya mengangguk setuju. Akhirnya Leeteuk, Kang In,  Shindong, Yesung, dan Ryeowook pulang ke dorm dengan menaiki taksi.

-Author POV End-

~~

-Sungmin POV-

Member lain sudah pulang. Fiuuuh... Syukurlah, suasana jadi tenang kalau begini. Sekarang Kyuhyun sedang duduk di sampingku, semoga saja ia tidak bermain lagi, walau aku masih ingin melihat ia bermain skateboard, tapi tidak sekarang. Aku sedang ingin duduk berdua dengannya. Entah kenapa, aku merasa akrab dengannya, padahal baru hari ini aku dan dia mulai dekat. Dia benar-benar dongsaeng yang baik menurutku, walau kadang ia sedikit dingin.

“Kyuhyun...” panggilku pelan.

Ne, hyung,” sahutnya, menoleh kepadaku dengan tatapan innocent, membuatku gemas melihat wajahnya.

“Bagaimana? Mau pulang sekarang? Sudah jam 9 malam,” kataku memberi tahu, setelah melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tanganku.

Suasana area bermain ski sudah sepi. Masih ada 2 atau 3 orang yang bermain ski. Dan yang duduk di kursi khusus untuk pengunjung, hanya aku dan Kyuhyun.

“Oh iya Hyung, terima kasih ya, sudah menemaniku bermain barusan,” katanya, aku melihat sekilas senyumannya. Tiba-tiba ia menyenderkan kepalanya di pundakku. Aku tidak keberatan, aku malah senang.

“Iya. Kau hebat tadi,” ungkapku dengan jujur.

Hening lama. Tapi aku sama sekali tidak merasakan aura canggung yang biasa menyelimuti kami berdua. Aku dan dia duduk di sini, menikmati udara dingin yang menerpa wajah kami dengan lembut.

“Ya sudah. Yuk kita pulang. Di sini dingiiin,” kata Kyuhyun sambil menarik beanie berwarna biru tua yang melindungi kepalanya agar menutupi telinganya yang dingin. Lalu ia berdiri dari duduknya.

“Oke. Yuk,” ajakku, juga berdiri. Aku berdiri di sampingnya dan menyadari kalau ia lebih tinggi dariku. Ia dongsaeng favorit-ku, mulai sekarang dan bukan lagi sosok misterius.

Tanpa sadar aku menggenggam tangannya kuat-kuat.

Ternyata Kyuhyun tak sedingin yang kukira. Ia juga bisa bertingkah sebagai dongsaeng yang ‘manis dan cute’.

.

Di dorm Super Junior....

Suasana dorm sudah sepi. Eh tumben? Sekarang kan baru saja jam 10 malam. Biasanya dorm baru benar-benar sepi kalau sudah jam 11 malam ke atas. Semoga saja member lain tidak sedang mengerjai kami. Ah, tapi kurasa mereka semua sudah tidur. Hari ini hari libur yang cukup melelahkan karena semua member pergi berjalan keluar dan udara hari ini juga sangat dingin.

Aku pun melepas jaketku yang sedikit basah karena tadi saat belajar bermain ski, aku bolak-balik terjatuh. Aku pun mengganti bajuku dengan baju tidur. Setelah sudah siap untuk tidur, aku akan pergi ke tenda Kyuhyun yang berada di dekat ruang tengah. Semoga saja sekarang ia sedang tidak bermain game.

Begitu masuk di tenda anak itu, –ternyata– ia sudah berbaring dan menyelimuti dirinya dengan selimut sampai ke pipinya. Ia berbaring memunggungi diriku. Ia juga memakai selimutku, selimut dengan gambar kelinci berwarna pink. Hahaha... Jujur saja, Kyuhyun terlihat sangat cocok dengan warna pink.

“Sungmin hyung?”

Aha! Anak itu sudah menyadari kehadiranku. Ia pun berguling menghadap ke arahku lalu duduk dan menatapku dengan tatapan innocent. Aish Kyu! Jangan menatapku dengan tatapan itu. Ia jadi ingin kugigit.

Ne, Kyu? Selimutku hangat kan?” kataku, tersenyum.

“Iya. Sangat hangat malahan,” jawabnya, juga tersenyum.

 “Semuanya sudah nyaman kan?” tanyaku lagi memastikan tempat tidur Kyuhyun.

“Iya, hyung... Tenang saja.”

“Oh, ya sudah ya... Jaljayo, Kyu,” kataku setelah aku benar-benar memastikan tempat  tidurnya  sudah hangat. “Semoga kau mimpi indah.”

Hyung juga ya,” tiba-tiba ia mengecup kelopak mataku. Ahhh... Sudah kubilang kan, Kyuhyun juga bisa bertingkah sebagai dongsaeng yang cute dan manis!

“A, ma’af hyung... Aku tidak pandai berkata-kata,” katanya tiba-tiba, mengagetkanku. Ia sedikit salah tingkah. Lalu merebahkan dirinya dan menyelimuti dirinya dengan selimut pink cute milikku sampai ke pipinya yang chubby. Dan ia pun, memejamkan matanya.

Hyung juga tidak pandai berkata-kata. Jaljayo, Kyu...” kataku, tersenyum geli melihat ekspresi wajahnya saat tidur.

Aku pun keluar dari tenda Kyuhyun. Aku masih punya selimut lagi kok, walau tidak sehangat selimut yang tadi kuberikan ke Kyuhyun dan warna selimutku yang lain biru langit bergambar awan-awan. Hari ini benar-benar menyenangkan, akhirnya aku dan Kyuhyun bisa akrab. Sekarang, anak itu menjadi dongsaeng favorit-ku. Dan semua kejadian ini dikarenakan game bodohnya, tendanya, selimut pink cute milikku, dan karena salju.

Nah, selamat tidur....

SELESAI

You Might Also Like

0 comments