FF: KyuMin First Story
Mei 08, 2015
-Sungmin POV-
Dia.
Dia itu magnae yang ‘aneh’. Tidak seperti
kebanyakan maknae lain, yang biasanya
hyper, atau menjengkelkan. Tapi, ia
sangat pendiam dan juga sangat tertutup. Ketika berada di ruang tunggu/backstage, dia lebih sering diam, entah
apa yang ia pikirkan. Memng sih, selama dia di sini, dia belum akrab dengan member Super Junior yang lain. Hmmm... Ya. Dia adalah sosok yang misterius.
Semenjak
kedatangannya di Super Junior, aku sudah
penasaran dengannya. Aku ingin sekali tahu tentang anak itu. Tapi, begitu aku
dan dia berdekatan, entah kenapa, terasa sangat canggung dan satu lagi, auranya
sedikit aneh. Walaupun lebih aneh auranya Yesung hyung.
“Sungminnie hyung!”
Seseorang
memanggilku dan aku sudah mengenal dengan sangat baik suara khas ini, suara Kim
Ryeowook. “Ya. Ada apa?” sahutku menoleh ke arahnya yang ternyata sedang
berdiri di belakangku. Sepertinya, dia yang lebih pantas menjadi magnae di antara kami. Selain wajahnya
yang cute overload, tingkahnya pun
manis.
“Kau melamun, hyung?” katanya sambil memperhatikan
wajahku dengan seksama. HEY! Apakah wajahku sangat terbaca kalau aku sedang
melamun?!
“Anni!” bantahku. “Ada apa, sih?”
“Member lain sedang
keluar, kau tidak ikut?” tanya Ryeowook kepadaku.
“Ke mana?”
“Hanya
berjalan-jalan saja,” jawabnya santai sambil tersenyum. Tiba-tiba seseorang
lagi muncul dari... entah dari mana seseorang itu sudah berada di hadapanku.
Tanpa melihat pun, aku sudah tahu kalau seseorang itu pasti Yesung hyung. Aku heran, kenapa Ryeowook bisa
betah berdekatan dengan Yesung hyung?
Jangan-jangan... Ryeowook disihir oleh Yesung hyung sehingga ia jadi betah berdekatan dengannya. Andwae~ Kenapa aku jadi berpikiran
seperti itu ya?
Oh iya, sepertinya
Yesung hyung juga akan mengajakku pergi keluar. Aku
sedikit bimbang, aku ikut tidak ya?
“Sungmin, kau tidak
mau ikut kami? Kami mau pergi berjalan-jalan keluar,” kata Yesung hyung sambil menggandeng tangan dongsaeng kesayangannya, Ryeowook,
sepertinya ia bisa membaca pikiranku. Ah, lagi-lagi aku berpikiran aneh seperti
itu. Andwae~ Menyebalkan! Eits tapi
tunggu... Kalau semua member lain sedang pergi keluar, lalu aku dengan siapa di
dorm?
“Tunggu. Apa benar
semua member pergi keluar?” tanyaku dengan cepat, karena Yesung hyung dan Ryeowook sudah berjalan
menjauh dariku dengan memakai jaket tebal dan pelindung dingin lengkap, mereka
melangkah santai menuju pintu utama dorm.
“Emmm... Ada
Kyuhyun,” jawab Yesung hyung, cuek.
Sungguh aneh,
kenapa anak itu tidak ikut keluar? Apa karena tidak ada yang mengajaknya?
Kurasa tidak mungkin, deh... “HYUNG!
Kami berangkat ya! Bye!” lagi-lagi
Ryeowook mengagetkanku dari lamunanku. Ah, kenapa aku jadi sering melamun ya?
“Ya! Tidak usah mengagetkanku!” kataku
dengan sedikit sebal kepada Kim Ryeowook, kulihat ia terkekeh geli melihat
ekspresi wajahku yang sedang cemberut tetapi tetap cute, dan pintu pun tertutup seiring dengan bunyinya yang keras. Aku sedang duduk di kursi meja makan. Aku tidak tahu apa yang
harus kulakukan hari ini, jadi aku hanya memainkan handphone-ku dengan bosan di sini. Di ruang makan.
Sekarang kembali ke
‘misi’ku. Aku ingin mendekati anak itu, anak yang tadi kubilang adalah sosok
misterius. Apa benar anak itu ada di dorm? Aku pun memanggilnya pelan,
“Kyuhyun?” Tak ada jawaban. Mungkin anak
itu juga pergi, bisa saja Yesung hyung
tadi membohongiku. Haha! Eh? Aku jadi bingung? Barusan aku ingin mendekati anak
bernama Kyuhyun itu, tapi kenapa aku mengharapkan anak itu pergi keluar dorm?
Aku aneh!
“Ne?”
Sebuah suara menyahut.
Suara dingin itu, suara Kyuhyun. Lagi-lagi aku telah membohongi diriku. Mungkin
ini kesempatanku untuk bisa mengenal lebih dekat seorang Kyuhyun. Tapi... Apa
aku bisa mendekatinya ya? Berhubung aku
dan dia sangaaat jarang mengobrol. Sudah kubilang kan tadi, kalau anak itu
belum mendapat teman dekat di dorm.
Aku pun berjalan menuju
asal suara dingin tadi. Ternyata anak itu sedang berda di ruang tengah. Begitu
aku duduk di karpet dekat sofa tepat berada di sampingnya, rasa canggung itu
melanda diriku dan dirinya, mungkin. Tapi sepertinya ia tidak mempedulikannya.
Aish... Apa dia tidak peka?
“Kenapa hyung tidak ikut pergi keluar?”
Aku masih diam.
Perkataannya dingin dan sedikit kasar. Apa yang harus kujawab? Aish... Aku
bingung dengan anak ini dan juga dengan diriku yang aneh ini! Tapi benar juga
perkataannya, seharusnya tadi aku ikut pergi keluar bersama Yesung hyung dan Ryeowookkie. Tapi kalau aku
ikut, aku pasti bakal menganggu mereka!
“Em, ma-ma’af hyung. Tadi aku salah ngomong. Maksudku,
kenapa hyung tadi tidak ikut keluar
menikmati musim dingin?” dia menoleh ke arahku dengan ekspresi canggung. Ia
mem-pause game-nya sebelum menoleh ke arahku.
“Kau juga kenapa
tidak keluar?” kataku balas bertanya. Ia sepertinya mulai merasakan aura
canggung yang menyelimuti kami berdua.
“Em... Tidak. Tidak
apa-apa. Aku... hanya ingin di dorm,” jawabnya kaku tapi masih dingin. Bisakah
ia bertingkah hangat sedikit saja?
“Kau yakin?”
tanyaku berusaha menghangatkan suasana.
“Iya. Aku hanya
ingin bermain game,” jawabnya tanpa
senyum lalu kembali bermain game.
“Kau suka bermain
game?” tanyaku penasaran. Aku baru tahu kalau ternyata dia suka bermain game.
Ia hanya mengangguk
pelan dengan mata terfokus pada layar laptopnya. Oh... Jadi begitu? Itu yang ia
lakukan setiap hari dengan laptopnya. Pantas saja ia begitu pendiam.
“Kalau... hyung? Kenapa tidak keluar juga?”
tanyanya lagi. Oh iya, aku sampai lupa kalau aku belum menjawab pertanyaannya
yang satu ini.
“Aku hanya capek,” jawabku
jujur.
“Kenapa hyung tidak tidur?” tanyanya lagi,
masih canggung. “A, maksudku kenapa hyung
tidak istirahat saja di kamar?”
“Hm ya. Mungkin aku harus begitu,” jawabku
lalu beranjak dari tempatku duduk tadi. Sepertinya ia sedang tidak ingin
diganggu. Hmmm... Ya sudahlah, lebih baik kutingalkan saja dia.
Aku melengos. Dia
benar-benar sosok yang tertutup. Tiap kali kulihat tampangnya, aku merasa ia
punya sisi lain yang sangat berlawanan dengan sifatnya sekarang yang dingin.
Aku penasaran dengan hal itu.
Kulihat ia sekilas
sebelum aku benar-benar menutup pintu kamarku, ia sudah terhanyut dalam dunia game-nya.
-Sungmin POV End-
~~
-Author POV-
“Hyung, apa baik-baik saja kalau
membiarkan Sungmin hyung dan Kyuhyun
di dorm berdua?” tanya Kim Ryeowook sambil duduk di kursi taman, asyik meminum hot chocolate yang dibelikan oleh
Yesung.
“Entahlah,” jawab
Yesung, ia juga sedang asyik meminum hot
chocolate, jadi jawabannya tadi mengambang membuat Ryeowook sedikit
bingung.
“Mereka berdua sama-sama
sensitif,” kata Ryeowook, hot chocolate-nya
sudah habis, tapi ia masih memegang gelasnya yang terasa hangat di tangannya
yang tidak tertutup oleh sarung tangan.
“Iya sih...” kata
Yesung, mengangguk kecil.
“HEY!”
Leeteuk berlari
menghampiri Yesung dan Ryeowook, disusul oleh Kang In, couple-nya yang sedang kesusahan berlari mengejarnya di atas salju
yang tebal.
“Leeteuk hyung! Aku kesusahan berjalan di sini,”
keluh Kang In masih sambil berjalan.
“Salah kau tidak
memakai sepatu boots!” kata Leeteuk sambil terkekeh melihat Kang In yang sedang
kesusahan berjalan di atas salju hanya dengan sepatu kets. “Yesungie, mana
Sungmin dan... Kyuhyun?”
“Mereka di dorm,”
jawab Yesung santai, hot chocolate-nya
sudah hampir habis. “Memang kenapa?”
tanyanya setelah ia menengguk hot
chocolate-nya sampai benar-benar habis.
“Aish... Ada apa,
sih hyung? Ada apa di antara mereka
berdua? Apakah ada masalah?” tanya Ryeowook kepada Leeteuk dengan tatapan
penasaran sekaligus bingung.
“Mereka sama-sama
sensitif,” jawab Leeteuk.
“Itu yang tadi
kukatan kepada Yesung hyung. Lantas
kenapa?” tanya Ryeowook lagi, sedikit tidak sabar.
“HEEEY...” Kang In
mengatur napasnya, uap keluar dari mulutnya. Ia baru saja sampai di dekat mereka bertiga. “Kalian bicara tentang apa sih?
Ajak-ajak, dong...”
-Author POV End-
~~
-Sungmin POV-
Sudah hampir 30
menit aku hanya berguling-guling di atas tempat tidurku yang nyaman dan hangat.
Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku sudah berusaha mendekatinya tapi ia balas
dengan tatapan dingin dan ucapan dingin. Dia benar-benar tidak pantas menjadi magnae! Aku juga tidak menyangka sih...
Anak itu akan menjadi bagian dari kami.
Hhhh... Ngantuuuk...
Tapi aku tidak bisa tidur. Huwaaa! Mungkin jika lebih baik aku menyusul member
lain. Pasti mereka sedang asyik bermain perang-perangan salju atau bermain ice skating. Memang sih... Aku sama
sekali tidak bisa atau lebih tepatnya sama sekali tidak berbakat dalam bermain ice skating, tapi aku tetap saja ‘nekat’
mencobanya dan alhasil aku bolak-balik terpleset dan biasanya Eunhyuk yang
membantuku berdiri, tapi ia terlalu asyik bermain bersama Donghae sehingga
kadang-kadang aku dilupakan olehnya. Hhhh... Andai saja ada yang mau membantuku
berdiri saat bermain ice skating.
Tapi itu tidak mungkin.
Baiklah. Lebih baik
aku pergi saja. Mumpung hari libur dan besok sudah harus kembali melaksankan
jadwal.
Aku pun pergi
memakai perisai dinginku seperti jaket yang super tebaaal, beanie berwarna pink cute, ear muffs, syal, dan sarung tangan. Setelah semua sudah siap
kupakai, aku pun keluar dari kamarku.
Saat berjalan
keluar menuju pintu utama dorm dan melewati ruang tengah, aku sama sekali tidak
melihat anak itu. Hey?! Kemana dia? Aku jadi khawatir. Walau aku tidak
menyukainya, aku tetap harus menjaganya.
Samar-samar
terdengar isakan lirih... Tapi isakan siapa itu? Kurasa tidak mungkin itu suara
isakan hantu atau sejenisnya. Baiklah, kuikuti saja arah suara isakan samar
tadi. Kuharap itu bukan hantu! Eh, bukankah barusan aku mengatakan kalau itu
‘tidak mungkin’ suara hantu. Entahlah... Otakku mungkin sedang sedikit error.
Suara isakan itu
sudah berhenti. Dan ternyata berasal dari tenda Kyuhyun. Apa jangan-jangan ia
menangis? Apa ia sakit? Aku pun membuka tendanya dengan cepat. Ternyata anak
itu sedang tidur dan seluruh tubuhnya ia tutupi dengan selimut tebal sampai ke
kepala, jadi aku tidak bisa melihat bagaimana ekspresinya, yang terlihat hanya
beberapa untaian rambut cokelatnya yang menyembul keluar dari selimut. Jadi
siapa dong, yang barusan menangis? Kuperhatikan suasana tendanya yang nyaman
dan cukup hangat, laptopnya masih terasa panas pertanda baru beberapa saat yang
lalu, laptop ini dimatikan.
BRUGH!
Ups, sosok di balik
selimut itu bangun. Aku yakin sekarang ia pasti sedang melihat ke arahku.
Aish... Kenapa tadi aku bisa tersandung –suatu benda entah apa itu, aku tidak
peduli– dan kenapa aku menimbulkan bunyi yang cukup keras sampai mampu
membangunkan anak itu? Aku pun mengangkat kepalaku. Dan berusaha untuk duduk
tegak dan...
“Sungmin hyung?” kata anak itu dengan suara
tertahan, sepertinya ia ingin berteriak atau membentakku barangkali, “Kenapa
masuk ke tendaku tanpa izin...?”
“Eh, kau sedang
tidur kan?” jawabku kaku.
Ia hanya diam saja.
Aku memperhatikan wajahnya. Ekspresinya hanya menatap dingin ke arahku. Walau
begitu, aku yakin 100%, dia pasti habis menangis. “Kyuhyun...? Kau habis
menangis?” tanyaku hati-hati takut membuatnya marah.
“Aniii...” jawabnya lirih. Lalu ia
merebahkan dirinya lagi dan menyelimuti dirinya sampai ke pipinya. “Hyung, bisakah kau keluar?” katanya
dengan mata tertutup, lalu ia membalikan badannya membelakangi diriku.
Sekarang giliranku
yang terdiam. Aku tidak mau keluar sampai ia menceritakan sesuatu kepadaku,
maka aku pun mengindahkan perkataannya barusan. “Kyuhyun, apa kau baik-baik
saja?” tanyaku pelan–dengan gerakan yang sangat perlahan–medekati dirinya.
Saat aku sudah
dekat dengan posisi tidurnya, ia justru menyelimuti dirinya sampai ke kepala.
Aha! Aku jadi punya ide supaya aku bisa lebih dekat dengannya. “Kyuhyun, apakah
selimutmu kurang tebal? Akan kuambilkan punyaku.” Aku pun berlari keluar dari
tenda Kyuhyun menuju ke kamarku, lalu dengan asal mengambil selimutku yang–kurasa–paling
tebal. Setelah itu, aku pun kembali ke tendanya. Fiuuuh... Syukurlah ia tidak
mengunci tendanya.
Kulihat ia masih
menyelimuti dirinya sampai ke kepala. “Kyuhyun? Aku tahu, kau tidak tidur kan?”
Masih tak ada jawaban. Tapi aku dengan cuek menyelimuti dirinya dengan selimut
tambahan. Setelah menyelimuti dirinya dengan selimutku yang berwarna pink cute,
aku pun duduk di sampingnya. Memperhatikan dirinya yang tertutupi oleh
selimutku.
“Kyuhyun, kalau kau
mau cerita, kau cerita saja kepada hyung.
Eottheoke?” kataku, seperti sedang
ber-monolog, padahal aku sedang berbicara dengan seseoarang. “Kyuhyun, kau
sudah merasa hangat kan?” Tapi ia masih terdiam. Aku tetap akan berusaha berbicara
sampai ia mau mengobrol denganku.
“Aish... Bisakah
kau berbicara sedikiiit saja kepada hyung?
Hyung hanya ingin mendengarkan
ceritamu,” tapi perkataan ini hanya kuucapkan di pikiranku saja, entah kenapa
aku tak berani menyuarakan perkataan tadi.
Tiba-tiba selimut
itu bergerak sedikit. Lalu sosok dari dalam selimut itu bangun. Sosok itu tidak
menatapku sepenuhnya. Ia seperti melihat ke bawah. Matanya sedikit
berkaca-kaca. Apa dia menangis? Apakah omonganku tadi salah? Aish... Kau kenapa
Kyuhyun? Kau membuatku selalu penasaran! Dan hal ini yang membuatku sangat
ingin mendekatimu, walaupun sikapmu itu sangat dingin....
Eh tunggu, ada yang
berbeda, kecanggungan yang biasa menyelimuti kami berdua tiba-tiba hilang
secara seketika.
WOW!
Dan... Tanpa
berucap sepatah kata apa pun, ia memelukku...
“Hyung...” katanya dengan suara mirip
orang bergumam. “A-apakah member lain tidak menyukaiku?” katanya, nadanya datar
dan berusaha terdengar cuek tapi sepertinya ia... menangis. “A-apakah aku tidak
layak di sini?” katanya lagi dengan suara semakin kecil.
“Tentu tidak,
Kyuhyun,” ucapku, membalas pelukannya dengan erat. Aku berusaha menenangkannya.
Tak kusangka, jadi
ini yang ada di pikirannya....
“Hyung tidak bebohong, kan? Bagaimana
dengan pendapat member lain? A-apakah mereka sependapat denganmu?” katanya
lagi, mengeratkan pelukannya.
Lalu hening. Aku
memikirkan ucapannya barusan. Aish... Kyu...
“Aku tidak
bebohong. Percayalah. Member lain juga sependapat denganku,” ucapku berusaha
menenangkannya dengan menepuk-nepuk punggungnya pelan.
“Terima kasih, hyung,” katanya lagi, ia pun melepaskan
pelukannya. Ia menghapus air matanya, lalu menatap ke arahku sambil...
tersenyum hangat. Dan baru kali ini aku
melihatnya tersenyum seperti itu.
~~
-Author POV-
“Lebih baik kita
telepon Sungmin,” usul Shindong.
Leeteuk menekan keypad handphone-nya dengan cepat untuk
menelepon Sungmin, dan ternyata–setelah terhubung– yang menjawab teleponnya
adalah operator yang mengatakan kalau pulsanya habis. “Pulsaku habis,” kata
Leeteuk sambil nyengir lebar.
“Aish... Kau ini hyung!” kata Shindong.
“Kalau begitu pinjam
handphone-mu,” kata Leeteuk ke
Shindong sambil mengulurkan tangannya siap menangkap handphone Shindong, dengan ekspresi innocent.
“Ya! Pulsaku juga habis, hyung,” jawab Shindong sambil nyengir,
tak kalah lebar dengan cengiran Leeteuk barusan.
“Aish kalian ini!
Pakai handphone-ku!” kata Ryeowook,
menengahi Leeteuk dan Shindong yang sedang berdebat tentang pulsa.
Begitu handphone Ryeowook sudah di tangan
Leeteuk, ia bukannya menelepon Sungmin tetapi malah meng-SMS Sungmin. Bagaimana
sih mereka ini?
Sent.
Tak sampai 1 menit,
1 SMS masuk ke handphone Ryeowook.
Leeteuk yang masih memegang handphone
Ryeowook langsung dengan cepat, menekan tombol open untuk membuka SMS itu. Dan entah mengapa, member lain pun,
menunggu dengan tegang.
“Apa katanya hyung?” tanya Yesung hati-hati kepada
Leeteuk, tidak sabar.
“Katanya, dia oke,
dia sedang bersama Kyuhyun sekarang di ski resort bersama Kyuhyun,” jawab Leeteuk dengan ekspresi heran. “Hah?”
“Apa itu benar dari
Sungmin?” tanya Kang In ragu yang sedari tadi berdiri persis di samping
Leeteuk.
Leeteuk mengangguk,
tapi tak lama kemudian ia teresenyum memamerkan dimple-nya, “Kalau begitu ini pertanda baik,” ujarnya yang membuat
member lain kebingungan kecuali Ryeowook. Ia ikut tersenyum kecil.
-Author POV End-
~~
-Sungmin POV-
“Kyu! Sudah ah!”
teriakku, berusaha mengatur napas.
Sudah hampir 100
kali mungkin, aku terjatuh dari papan ski-ku. Dan sudah hampir 100 kali pula,
Kyuhyun dengan susah payah membantuku berdiri karena tempat kami berpijak agak
licin, jadi beberapa kali juga, ia jatuh terpeleset bersamaku. Dan akhirnya,
kami pun terjatuh bersama-sama di atas salju.
“Ayo hyung! Coba lagi!” katanya memberi
semangat, entah sudah ke berapa kalinya ia berkata seperti itu kepadaku. “Hyung pasti bisa!”
“Ah tidak Kyu...
Lebih baik aku menontonmu bermain snowboard
saja,” kataku dengan raut frustasi.
Ia hanya mengangkat
bahu, “Ya sudah.” Lalu ia mengambil snowboard-nya
di pinggir arena bermain ski. Aku duduk di kursi khusus untuk pengunjung dengan
raut frustasi memperhatikan Kyuhyun bermain skteboard.
WOW!
Tak kusangka ia
begitu lihat dalam permainan ini!
-Sungmin POV-
~~
-Author POV-
Tanpa Sungmin
sadari, –Leeteuk, Kang In, Shindong, Yesung, dan Ryeowook– sudah duduk berjejer
di sampingnya.
“Jadi kau sudah baikan
dengan Kyuhyun?” tanya Yesung kepada Sungmin tanpa berbasa-basi terlebih dahulu
sambil menepuk pundak Sungmin pelan berbeda dengan Kang In yang langung menepuk
pundak Sungmin dengan keras sambil berdeham tidak jelas.
Sungmin yang sedang
asyik memperhatikan dongsaeng ‘favorit’-nya
itu bermain skateboard langsung
terkaget-kaget karena ditepuk sekaligus oleh 2 orang.
“Ah hyung, maksud kalian apa deh?” tanya
Sungmin entah kepada siapa dengan tampang innocent.
“Sudah-sudah...”
kata Shindong melerai. “Sungmin, berarti kalian sudah akrab ya?” tanya Shindong
kepada Sungmin sambil tersenyum-senyum tidak jelas.
“Memang iya,” jawab
Sungmin kalem. Ia kembali asyik memperhatikan dongsaeng ‘favorit’-nya itu.
.
Sementara itu di depan pintu
dorm, Eunhyuk dan Donghae sedang kebingungan. Karena mereka berdua lupa membawa
kunci dorm. “Ah sial,” umpat Eunhyuk dengan kesal sambil melemparkan beanie-nya ke tembok. Ia pun langsung
menelepon member lain tanpa memperhatikan siapa member yang ia telepon.
“Halo?” kata
Eunhyuk setelah telepon sudah terhubung.
“Eunhyukkie! What happend?!” ternyata yang ditelepon
Eunhyuk adalah Siwon.
“Kau di mana sekarang?”
tanya Eunhyuk cepat, tidak sabaran.
“Bersama Kibum,
entah di mana. Kami dalam perjalanan menuju dorm,” kata Siwon dengan santai.
“Hyung, cepat pulang ya... Aku dan Donghae
akan menunggu,” kata Eunhyuk lagi.
“Eoh? Ada apa sih, hyung?” sekarang Eunhyuk berbicara
dengan Kibum. Sepertinya telepon diambil alih oleh Kibum.
“Aku dan Donghae-ya
lupa membawa kunci dorm!”
“Wah, kukira kalian
bawa kunci... Soalnya kami berdua juga lupa membawa kunci-“ kata Kibum di
telepon dengan nada sedikit panik.
Telepon langsung
ditutup oleh Eunhyuk. Ia langsung menelepon member lain, kali ini ia juga asal
menekan nomor telepon member lain. “Halo?” ucapnya.
“Apa Hyukie?” sahut
Leeteuk, ternyata yang Eunhyuk telepon adalah Leeteuk. Ia bernapas lega.
“Hyung, kumohon pulang sebentar. Aku dan
Donghae lupa membawa kunci dorm!” keluh Eunhyuk di telepon.
“Oh oke. Kami akan
pulang,” kata Leeteuk. Tet. Telepon ditutup.
“Eh, apa maksud
‘kami’?” kata Eunhyuk kepada Donghae yang dari tadi juga mendengarkan
percakapan telepon Eunhyuk.
“Tadi kan ia pergi
bersama member lain,” jawab Donghae dengan raut muka polos.
“Oh iya ya,” kata
Eunhyuk sambil mengangguk-ngangguk.
“Baiklah, ayo kita
menunggu,” kata Donghae, ia menyandarkan punggungnya di tembok, diikuti oleh couple-nya.
.
“Eunhyukie?
Donghae-ya?” seseorang atau 2 orang lebih tepatnya, memanggil mereka berdua.
“Heechul hyung? Hangeng hyung? Jaket kalian basah sekali?!” pekik Donghae kaget melihat
keadaan Hangeng dan Heechul.
“Bodoh! Cepat buka
pintu!” perintah Heechul tidak sabaran.
“Kami lupa bawa
kunci,” jawab Donghae cepat.
“Kenapa jaket
kalian basah begitu?” tanya Eunhyuk, ikut dalam percakapan.
“Kami habis bermain
ski,” jawab Hangeng mendahului perkataan tajam couple-nya. “Tapi kami berulang kali terjatuh. Kami berdua sedang
iseng saja ingin belajar bermain ski.”
“Ya, dan inilah
hasil pembelajaran kami,” kata Heechul sambil melepas jaketnya yang basah dan
mengibaskan jaketnya dengan kesal.
.
“Eunhyuk dan
Donghae terjebak di luar dorm!” kata Leeteuk memberi tahu kepada member lain.
“Kalau begitu, ayo
kita pulang,” kata Ryeowook bangkit dari duduknya.
Member lain hanya
mengangguk setuju. Akhirnya Leeteuk, Kang In,
Shindong, Yesung, dan Ryeowook pulang ke dorm dengan menaiki taksi.
-Author POV End-
~~
-Sungmin POV-
Member lain sudah
pulang. Fiuuuh... Syukurlah, suasana jadi tenang kalau begini. Sekarang Kyuhyun
sedang duduk di sampingku, semoga saja ia tidak bermain lagi, walau aku masih
ingin melihat ia bermain skateboard,
tapi tidak sekarang. Aku sedang ingin duduk berdua dengannya. Entah kenapa, aku
merasa akrab dengannya, padahal baru hari ini aku dan dia mulai dekat. Dia
benar-benar dongsaeng yang baik
menurutku, walau kadang ia sedikit dingin.
“Kyuhyun...”
panggilku pelan.
“Ne, hyung,” sahutnya, menoleh kepadaku
dengan tatapan innocent, membuatku
gemas melihat wajahnya.
“Bagaimana? Mau
pulang sekarang? Sudah jam 9 malam,” kataku memberi tahu, setelah melihat jam
tangan yang melingkar di pergelangan tanganku.
Suasana area
bermain ski sudah sepi. Masih ada 2 atau 3 orang yang bermain ski. Dan yang
duduk di kursi khusus untuk pengunjung, hanya aku dan Kyuhyun.
“Oh iya Hyung, terima kasih ya, sudah menemaniku
bermain barusan,” katanya, aku melihat sekilas senyumannya. Tiba-tiba ia
menyenderkan kepalanya di pundakku. Aku tidak keberatan, aku malah senang.
“Iya. Kau hebat
tadi,” ungkapku dengan jujur.
Hening lama. Tapi
aku sama sekali tidak merasakan aura canggung yang biasa menyelimuti kami
berdua. Aku dan dia duduk di sini, menikmati udara dingin yang menerpa wajah
kami dengan lembut.
“Ya sudah. Yuk kita
pulang. Di sini dingiiin,” kata Kyuhyun sambil menarik beanie berwarna biru tua yang melindungi kepalanya agar menutupi
telinganya yang dingin. Lalu ia berdiri dari duduknya.
“Oke. Yuk,” ajakku,
juga berdiri. Aku berdiri di sampingnya dan menyadari kalau ia lebih tinggi
dariku. Ia dongsaeng favorit-ku,
mulai sekarang dan bukan lagi sosok misterius.
Tanpa sadar aku
menggenggam tangannya kuat-kuat.
Ternyata Kyuhyun
tak sedingin yang kukira. Ia juga bisa bertingkah sebagai dongsaeng yang ‘manis dan cute’.
.
Di dorm Super Junior....
Suasana dorm sudah
sepi. Eh tumben? Sekarang kan baru saja jam 10 malam. Biasanya dorm baru
benar-benar sepi kalau sudah jam 11 malam ke atas. Semoga saja
member lain tidak sedang mengerjai kami. Ah, tapi kurasa mereka semua sudah
tidur. Hari ini hari libur yang cukup melelahkan karena semua member pergi
berjalan keluar dan udara hari ini juga sangat dingin.
Aku pun melepas
jaketku yang sedikit basah karena tadi saat belajar bermain ski, aku
bolak-balik terjatuh. Aku pun mengganti bajuku dengan baju tidur. Setelah sudah
siap untuk tidur, aku akan pergi ke tenda Kyuhyun yang berada di dekat ruang
tengah. Semoga saja sekarang ia sedang tidak bermain game.
Begitu masuk di
tenda anak itu, –ternyata– ia sudah berbaring dan menyelimuti dirinya dengan
selimut sampai ke pipinya. Ia berbaring memunggungi diriku. Ia juga memakai selimutku,
selimut dengan gambar kelinci berwarna pink.
Hahaha... Jujur saja, Kyuhyun terlihat sangat cocok dengan warna pink.
“Sungmin hyung?”
Aha! Anak itu sudah
menyadari kehadiranku. Ia pun berguling menghadap ke arahku lalu duduk dan
menatapku dengan tatapan innocent.
Aish Kyu! Jangan menatapku dengan tatapan itu. Ia jadi ingin kugigit.
“Ne, Kyu? Selimutku hangat kan?” kataku,
tersenyum.
“Iya. Sangat hangat
malahan,” jawabnya, juga tersenyum.
“Semuanya sudah nyaman kan?” tanyaku lagi
memastikan tempat tidur Kyuhyun.
“Iya, hyung... Tenang saja.”
“Oh, ya sudah ya...
Jaljayo, Kyu,” kataku setelah aku benar-benar
memastikan tempat tidurnya sudah hangat. “Semoga kau mimpi indah.”
“Hyung juga ya,” tiba-tiba ia mengecup
kelopak mataku. Ahhh... Sudah kubilang kan, Kyuhyun juga bisa bertingkah sebagai dongsaeng yang cute dan manis!
“A, ma’af hyung... Aku tidak pandai berkata-kata,”
katanya tiba-tiba, mengagetkanku. Ia sedikit salah tingkah. Lalu merebahkan
dirinya dan menyelimuti dirinya dengan selimut pink cute milikku sampai ke pipinya yang chubby. Dan ia pun, memejamkan matanya.
“Hyung juga tidak pandai berkata-kata. Jaljayo, Kyu...” kataku, tersenyum geli
melihat ekspresi wajahnya saat tidur.
Aku pun keluar dari
tenda Kyuhyun. Aku masih punya selimut lagi kok, walau tidak sehangat selimut
yang tadi kuberikan ke Kyuhyun dan warna selimutku yang lain biru langit
bergambar awan-awan. Hari ini benar-benar menyenangkan, akhirnya aku dan
Kyuhyun bisa akrab. Sekarang, anak itu menjadi dongsaeng favorit-ku. Dan semua kejadian ini dikarenakan game
bodohnya, tendanya, selimut pink cute
milikku, dan karena salju.
Nah, selamat
tidur....
SELESAI
0 comments