Lain Kali
Maret 13, 2021Lain Kali
Matahari
mulai tenggelam di ujung Barat. Cahayanya yang berwarna oranye berpendar
menghiasi langit. Suasana pantai sore itu cukup sunyi karena hari itu bukan
akhir minggu. Suara ombak menjadi satu-satunya pemecah keheningan di antara
mereka berdua.
“Makasih
ya udah ngajak kabur ke pantai,” ucap perempuan itu sambil melangkah dengan
riang di atas pasir dengan kaki telanjang. Namanya Nala—pecinta laut sejak
kecil.
Laki-laki
yang berdiri tak jauh darinya tersenyum memperhatikan perempuan itu. “Hati-hati
kena ombak,” serunya dan benar saja gelombang ombak datang mengenai kaki Nala.
Perempuan
itu tersenyum. Ia sudah lama tidak pergi ke laut dan ia sangat rindu pada ombak.
Entah sudah berapa tahun sejak ia bertemu laut. Semenjak kuliah, ia tidak
pernah lagi bepergian karena banyak hal menyita perhatiannya. Kuliah, organisasi,
masalah keluarga. Ia sudah lama tak pernah pergi melihat dunia. Beberapa saat
kemudian, Nala menoleh ke arah Joe—nama laki-laki yang sedang berdiri
memperhatikannya. “Kenapa Joe?” tanyanya sambil berjalan mendekat. Ia terlalu
tenggelam dalam pikirannya sampai lupa kalau ada seseorang di dekatnya.
“Enggak
apa-apa, cuma lagi menikmati suasana aja,” jawab Joe sembari tersenyum. Ia
memang sedang memperhatikan ombak yang datang silih berganti tapi sebenarnya ia
juga beberapa kali memandang Nala. “Sepertinya kita harus lebih sering kabur.”
Nala
tertawa renyah. Ia suka ide itu. “Lain kali kita kabur lagi ya.”
Sore itu
mereka habiskan di pinggir pantai. Sejenak, mereka melupakan sedikit masalah
mereka. Mereka mengobrol tentang banyak hal, membicarakan tentang masalah
kuliah, pekerjaan, dan segala hal yang dirasa perlu mereka update setelah berminggu-minggu tidak bertemu. Joe memang akhir-akhir
ini sibuk dengan pekerjaannya, tapi bertemu dengan teman masa kecilnya selalu
jadi penghiburan tersendiri baginya. Ia sangat sayang pada sahabatnya itu.
Kenangan
sore itu terus melekat di ingatan Nala. Di dalam dunia kecilnya, ia sering
mengulang setiap adegan dari kenangan itu. Saat ia sedih, bahagia, atau tidak
merasakan apa pun, ia selalu teringat sore itu karena setelah sore itu tidak pernah ada yang namanya lain kali.
Terinspirasi oleh lagu Mondo Gascaro – Dan Bila…
0 comments