Original Story

Laut

November 20, 2016

Laut


Hari Sabtu yang cerah. Langit berwarna biru di atas Kota Yogyakarta terlihat bersih dari awan. Cuaca hari ini benar-benar pas bagi mereka yang ingin pergi berjalan-jalan. Di depan pagar sebuah rumah bernuansa minimalis, terlihat tiga remaja berdiri di samping sebuah mobil Avanza silver yang akan membawa mereka ke pantai.
Namun wajah ketiga anak itu berbanding terbalik dengan cuaca cerah hari ini.
“Amanda sama Rylan di mana sih? Kok belum ke sini juga?” gerutu Vikaã…¡nama cewek berambut panjang itu. Ia yang paling kesal karena pergi ke pantai hari ini adalah idenya.
“Sabar…” kata Eliza. Di antara lima sekawan itu, dia yang paling sabar dalam berbagai keadaan. Bahkan selama Vika mengenal Eliza, dia belum pernah melihat Eilza marah.
“Kalau kayak gini caranya, bisa-bisa gagal,” kata Trevor. Dia yang tertua di antara mereka berlima dan merupakan kakak sepupu Vika. Dalam perjalanan nanti, dia yang akan menyetir.
“Enggak! Pokoknya harus jadi!” kata Vika bersikeras.
Baru saja dibicarakan, tiba-tiba terdengar suara motor melaju dari ujung gang yang menuju rumah Vika. Vika langsung menengok ke arah motor yang sedang melaju kencang itu. Dan ia yakin cowok berhelm hitam itu adalah Rylan. Vika langsung bertanya-tanya di mana Amanda? Ternyata cewek itu ada di belakang Rylan.
“Akhirnya… datang juga,” kata Vika sambil tersenyum lega.
Begitu sampai di rumah Vika, Rylan langsung memarkirkan motornya di garasi rumah Vika.
“Tahu enggak? Kita hampir karatan nungguin kalian berdua,” kata Vika pada Amanda yang baru saja turun dari motor. Rylan berjalan di belakangnya.
Amanda hanya nyengir menjawab omelan Vika. Cewek bernama Vika itu memang sangat perfeksionis dan kadang menyebalkan. Namun Amanda, Rylan, Eliza, dan Trevor tahu kalau Vika sebenarnya baik.
Sorry ya. Aku juga capek nungguin Amanda dandan di rumahnya,” kata Rylan.
Amanda langsung meninju lengan Rylan. “Enak aja! Kamu juga ketiduran kan? Makanya telat!” balasnya.

My Stories

The End of My Trip

November 20, 2016

MY TRIP [PART 2]



19 Juli 2016        

Sial. Pesawatnya delay lagi. Padahal harusnya sekarang udah boarding, tapi ternyata delay sampai jam setengah 8. Aku melihat jam tanganku. Sekarang pukul 18.30 WITA dan aku masih berada di Makassar, padahal besok aku udah harus sekolah. Dan aku sekolah di Purwokerto yang jaraknya ratusan kilometer dari sini!

Terbang ke Yogyakarta butuh waktu 1 jam 30 menit, lalu ke dari Yogyakarta ke Purwokerto butuh waktu perjalanan 5 jam. Itu berarti aku masih harus menempuh perjalanan 6 jam 30 menit untuk sampai ke kosanku yang berada di Kota Purwokerto. Kalau aku baru terbang jam setengah 8… berarti aku baru sampai di kosan jam setengah 3…

-_- Masih lama banget…

Oke. Tenang… Perbedaan waktu Sulawesi dan Jawa itu 1 jam. Berarti kalau menurut perhitungan Waktu Indonesia Barat, aku bakal sampai kosan jam setengah 2. Kalau gitu aku masih bisa tidur dan bersiap-siap ke sekolah besok pagi.

Tugas

Tugas PKn BAB 3 Kelas XI Semester 1 Kurikulum 2013

November 06, 2016

TUGAS PKN



Tugas Mandiri 3.1
Perbedaan antara negara demokrasi dan negara demokrasi:
No
Negara Demokrasi
Negara Otoriter
1
Penyelenggaraan pergantian pimpinan negara (Presiden/Perdana Menteri) secara teratur (di Indonesia setiap 5 tahun sekali).
Tidak ada pergantian pimpinan negara karena sang penguasa (diktator) tidak mau melepas jabatannya.
2
Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman.
Menentang adanya keaneka-ragaman/perbedaan, dan jika ada yang berbeda sikap dengan penguasa, orang tersebut akan ditumpas.
3
Partai politik memiliki fungsi sebagai sarana komunikasi timbal balik antara pemerintah dengan masyarakat.
Partai politik lebih mengedepankan fungsi sebagai sarana pendoktrinan pemerintah kepada masyarakat.
4
Negara menjamin terhadap perlindungan HAM dan adanya jaminan hak minoritas.
Tidak adanya perlindungan HAM, sehingga terjadi banyak pelanggaran HAM tapi kasusnya ditutup-tutupi.
5
Pers (jurnalis) mendapat kebebasan untuk memberitakan pengelolaan Negara oleh pemerintah.
Manajemen pemerintahan tertutup, sehingga tidak diketahui oleh publik.

My Stories

I Wish

Agustus 07, 2016



I always wish. Someday, someone will come to my life and hold my hand tightly. I just want someone to stare at me like I stare at the beautiful night sky.

Sometimes, I need that someone to lean on. I need someone to help me forget this pain. I just want to feel how other people feel when they are loving each other. How is the feel of 'to be loved' by 'someone you love'?


Original Story

Bintang yang Redup

Agustus 07, 2016

Bintang yang Redup
A story by Nandakyu


Summary:

Namanya Shena Adrellia Bintara Liu. Papa dan Mama memberikan nama Shena agar ia bisa bersinar seperti bintang. Namun kenyataannya, ia hanyalah salah satu bintang yang redup.


**

Uncategorized

What is Love?

Juli 22, 2016



Dua insan manusia yang saling mencintai namun tiba-tiba cinta mereka retak ketika tornado menerjang rumah kecil mereka. Mereka pun terpisah jauh dan tak mau kembali. Seakan mereka lupa kalau dulu mereka pernah saling mencintai. Hasil cinta mereka berjuang di antara puing-puing rumah kecil mereka yang telah lama hancur. Berjuang agar tetap hidup dan melanjutkan cinta yang telah lama hilang itu.

Cinta itu dulunya sangat indah, tapi mendadak retak. Patah. Hancur. Dan hanya meninggalkan abu yang menyisakan rasa sakit.










-from a deep thought


My Stories

Trip [PART 1]

Juni 28, 2016



This holiday I went to Makassar. I went there to meet my mom and my big family in Pare-Pare. Pare-Pare was my mom’s hometown. It took 4 hours trip from Makassar Town. I went to Makassar by plane. It was my first time having a flight alone without family or any friends. I was a little bit nervous in the airport, but everything was all right. My baggage was not overweight. I was relieved.

Yogyakarta to Makassar took 1 hour 30 minutes flight. The plane took off at 6.50 p.m. and arrived at around 9.30 p.m. because of the different time zone. My mom picked me up right after I arrived in the airport. I was very happy because I have never met her for a year!

My uncle and my cousin also picked me up. Ayah Jabir (it means Om Jabir, in there we called our uncle as Ayah) drove his car and Israr (my cousin’s name) followed his father. Then we went to my aunt’s home. I stayed there for 3 days to waited my other cousins arrival in Makassar. On June 17, Reyhan arrived followed by her sisterã…¡Viraã…¡in the next day.

As I stayed in Makassar, we went to many places. In the first day, we (my mom, Reyhan, and I) went to mall (oh I forgot the mall’s name). My mom brought me some new clothes. We went there to waited Israr in dentist. In the evening of that day, we (Ayah Jabir, Bunda Diba, my mom, Reyhan, Israr, and I) had breakfasting in TaWan Restaurant in Trans Studio Mall. It was delicious dinner :9 Kkkk~

After that, we walked for sight-walking. Ayah Jabir bought a new watch. Then, we went Losari Beach. I took pictures in different poses xD (okay just forget this) We also ate Pisang Epe. It was my first time ate banana that full. I was very full-stomach after ate that -_- (okay forget this)

In the next day, we went to Trans Studio Mall again ._.v But it was with Vira too. I went to Gramedia for bought a comic and a novel. Then, we went to game centre, but seriously I was very sleepy in there.

On June 18, we went to Pare-Pare. At 2 p.m., we arrived in my Grandparent’s house. At first, I was a little bit awkward because I have never been there for 4 years. When I went there 4 years ago, I only stayed there for 3 days. So, no wonder if I feel awkward at firs. But, little by little I got closer with my cousins, aunts, grandpa, and my grandma. They were very warm. I started playing games with my cousins, talked with them, and laughed with them.

Like last night. I was sitting in living room and talked about everything with Abrar, Annun, Asha, and Vira (they were my cousin, sounds like Arabic name right?) Then night before last night, I was fangirling hard with Kak Mila (she was my cousin that also and KPOPERS. I was so happy having a cousin who was a KPOPERS like me ><) My cousins were so funny. They were talkactive, especially Abrar, Annun, and Vira. But sometimes they were argued and quarelled.

Also this morning! I was morning walking to the beach with Kak Mila, Vira, and Asha. We went to the beach at 5 a.m. It was very beautiful sea. We walked around the beach and enjoyed the scenery. After had walking around, we sitted on the side of the beach. We were sitting on the stones and saw many little fish. Kkkk~ It was enjoyable moment.

At 8 a.m., we went home and continued our sleep. Seriously, after I reached home, I slept again until 1 p.m.

~ Okay. This is some story from my holiday. It’s only the beginning of long holiday. I’ll write more if I get new experience. ^^ And also, don’t forget to enjoy your holiday! It’s time to spend your days with your family. ~

**

NB: Sory for my bad grammar -_-V


My Stories

Not a Very Special Day

April 27, 2016

Not a Very Special Day



                Hari ini berlangsung seperti biasa. Berangkat sekolah seperti biasa, pelajaran seperti biasa, jam istirahat seperti biasa, dan sebagainya. Tapi ada yang berbeda sore harinya. Well, bukan kejadian yang sangat istimewa, tapi kejadian biasa yang terjadi pada orang yang sedang ulang tahun. Kejadian biasa yang terjadi pada anak remaja sekarang.

**

Setelah jam pelajaran terakhir selesai, tak banyak anak yang langsung pulang ke rumah. Termasuk cewek berkerudung itu. Begitu sang guru pergi meninggalkan kelas, ia langsung pergi ke masjid sekolah untuk shalat Ashar.

Sesudah shalat, ia kembali lagi ke kelas dan langsung mendapati suasana yang berbeda.

“Mau ada apaan sih?” tanya cewek itu sambil memperhatikan suasana kelas yang gelap. Sementara itu, beberapa teman sekelasnya yang lain sibuk mengumpulkan botol-botol berisi air dan yang lain menyiapkan dua roti pizza mini dengan tiga lilin di atas masing-masing roti itu. “Oh, buat ulang tahunnya Keanu sama Bari ya?”

Alya yang sedang menyiapkan dua roti pizza itu di atas karton langsung menjawab, “Iya. Tuh, kamu mau ikutan siramin mereka?” tawarnya. Walau terkadang usil dan suka meledek, ia cewek yang cukup perhatian dan paling rajin membuat kejutan untuk teman sekelasnya yang berulang tahun. Apalagi dia juga dekat dengan semua anak cowok di kelas.

“Enggak ah,” jawab Nindya sambil menyalakan handphone-nya. Mungkin saja ada SMS penting yang masuk. Dan benar saja, ada SMS dari sohibnya.

“Nin, kamu mau enggak ikutan siramin Keanu sama Bari?” tanya Yoshi sambil menyodorkan botol berisi air penuh.

Ya ampun, fotocopy-an Sejarah belum diambil! Aishhh… batin Nindya setelah membaca SMS dari sohibnya itu.

“Nin?” panggil Yoshi.

“Bentar ya, aku mau ke fotocopy-an,” jawab Nindya sambil berlari tanpa mempedulikan Yoshi ke tempat fotocopy-an sekolah. Ia agak panik karena buku yang sedang difotocopy adalah materi untuk ulangan Sejarah besok.

Ia mengumpat kesal ketika mendapati tempat fotocopy-an sekolah sudah tutup. Ia membuka handphone-nya lagi dan langsung meng-SMS Deevaã…¡bestie-nya di kelas.

Fotocopy-annya udah tutup weh!

Sent.

Ia pun berjalan menuju ke kelasnya kembali. Tak lama kemudian Deeva membalas pesannya.

Ya udah diambil besok.

Nindya tak membalas lagi. Tapi tak apa juga, sih… Minggu yang lalu, gurunya bilang kalau ulangan Sejarah besok boleh open book tapi tidak boleh open internet. Lagi pula ia juga ada buku yang lain plus catatan. Ia memang cukup rajin mencatat pelajaran Sejarah.

“Oy oy, Keanu sama Bari mana?” tanya Sharfina pada temannya yang lain.

“Mereka masih di deket pohon markisa (?),” jawab Rila.

“Suruh mereka ke sini,” kata Alya dari dalam kelas lewat jendela kelas.

“Emang udah siap?” tanya Sharfina.

“Udah,” jawab Alya.

“Ini siapa yang mau ngodein mereka?” tanya Chandraã…¡ikut dalam pembicaraan.

Tiba-tiba Cahyo datang. “Aku aja.”

“Emang enggak keliatan banget kalau mereka lagi dikerjain?” tanya Sharfina.

“Iya. Entar aku bilang ke Fa’i, kalau dia harus kumpul OSIS. Kan enggak keliatan mereka mau dikerjain,” jelas Cahyo.

Tanpa banyak bicara lagi, ia pun langsung menuju ke pohon markisa yang berada di taman sekolah. Entah apa yang anak-anak cowok lakukan di dekat pohon markisa…

Sedangkan anak-anak cewek yang berada di dekat kelas sudah terlihat siap untuk mengerjai dua anak yang sedang berulang tahun. Mereka terlihat excited mengerjai dua anak cowok ini. Mereka sudah menyiapkan botol-botol air dan siap untuk menyiramkan air itu ke Keanu dan Bari.

Tapi Nindya malah merasa tak begitu excited. Ia hanya duduk di bangku panjang kelas sambil memperhatikan teman-teman sekelasnya merencanakan keusilan untuk teman mereka yang sedang ulang tahun. Sebenarnya ia bisa saja ikut exicted, tapi jujur saja, perutnya sedang sakit karena lapar… Bukan karena hal-hal lain. Entahlah, baru kali ini perutnya sakit waktu lapar. Ia mulai berpikir kalau mungkin ia terkena maag. Jadi ia hanya diam saja bermain game di handphone-nya.

“Eh, mereka mulai mendektat!” kata Qyara memberi aba-aba.

“Alya, mereka udah mau dateng,” kata Chandra pada Alya.

“Waaah! Serius? Bentar! Lilinnya dinyalain dulu!” kata Alya dari dalam kelas. Ia pun langsung menyalakan api di tiga lilin pada masing-masing roti.

Tak lama kemudian, anak-anak cowok kelas X IPA 4 datang dari pohon markisa (?) Maksudnya, datang dari taman sekolah tempat pohon markisa berada. Kelihatan mereka membawa buah markisa di tangan mereka.

Nindya pikir, anak-anak cewek lain akan langsung menyirami Keanu dan Bari. Tapi ternyata menunggu Alya dulu.

“Boleh masuk enggak?” tanya Keanu pada Yoshi yang bertugas menjaga pintu kelas.

“Bentar,” jawab Yoshi.

Keanu menurut saja pada Yoshi. Ia pun berdiri di dekat kelas bersama anak-anak cowok lain.

Tiba-tiba pintu kelas terbuka… dan muncullah Alya bersama dua roti pizza mini dengan tiga lilin kecil di atas masing-masing pizza mini! Roti pizza mini itu berperan sebagai kue ulang tahun Keanu dan Bari. Serentak anak-anak cewek sekelas menyanyikan lagu Happy Birthday untuk dua anak cowok yang sedang ulang tahun itu.

Happy birthday to you~ Happy birthday to you~ Happy birthday, happy birhtday~ Happy birthday to you~

Dan setelah bernyanyi… anak-anak cewek yang sudah berkomplot itu langsung menyiramkan air ke Keanu dan Bari. Bahkan Cahyoã…¡ketua kelas X IPA 4ã…¡ikut menyiram air ke Bari dan berakhir dengan Bari menabrak pohon yang ada di depan kelas! Anak-anak sekelas tertawa melihat Bari yang menabrak pohon.

Sementara anak cowok lainnya ikut menyiram air ke Keanu dan Bari. Mereka juga mulai melempar buah-buah markisa ke satu sama lainã…¡bukan hanya Keanu dan Bari saja. Sepertinya Taka yang mengumpulkan paling banyak markisa. Ia melempar buah-buah markisa itu ke Bari.

Nindya ikut tertawa melihat pemandangan ‘pe-a’ di depannya. Salah satu hal kenapa ia sangat suka dengan kelasnya. Solid dan gesrek!

Kini Keanu dan Bari berdiri di rerumputan yang ada di depan kelas. Mereka sudah disiram air habis-habisan. Kedua cowok itu dikerubungi anak sekelas dan Alya berada di hadapan mereka membawa dua roti pizza.

Tiba-tiba saja mereka menyanyi lagiã…¡tapi kali ini dengan lirik yang diubah.

Happy birthday Bari, Keanu! Happy birthday Bari, Keanu! Happy birthday Bari-Keanu~ Happy birthday Bari, Keanu!”

Di akhir lagu mereka menyoraki kedua anak cowok yang sedang berulang tahun yang ke-16 itu. Kemudian secara berebutan, anak sekelas mengucapkan ‘HBD’. Hanya HBD, bukan happy birthday atau selamat ulang tahun. Beberapa yang lain ada yang mengucapkan ‘WYATB’ alias wish you all the best dan ada yang mengucapkan harapan-harapan untuk mereka. Semuanya diucapkan bersamaan membuatnya terdengar sangat ribut.

“Wooo Bari nangis ya?” kata Cahyo ketika melhat Bari membersihkan mata dengan tangannya.

“Hahahaha… Bari nangis!” sorak yang lainnya.

Sebenarnya Bari bukan menangis, tapi hanya membersihkan air yang tadi menyiprat ke matanya. “Terharu,” kata Bari sambil nyengir.

Mereka tertawa lagi.

“Sekarang tiup lilinnya!” kata Alya memimpin.

“Tiup lilinnya~ Tiup lilinnya~ Tiup lilinnya sekarang juga~ Sekarang~ ju~ga~ Sekarang~ ju~ga~!”

Bari dan Keanu meniup lilinnya bergantian. Mereka berdua hanya nyengir ketika mendapati akan diberi kejutan ulang tahun seperti ini. Ulang tahun mereka memang ada di tanggal yang sama yaitu 26 April. Walaupun mereka disiram air habis-habisan dan diciprati buah markisa, mereka tetap nyengir senang.

“Wahaha… Itu biji markisanya kayak upil,” celetuk Tria yang membuat anak lain tertawa.

Bari langsung membersihkan biji-biji markisa yang menempel di seragam OSIS-nya. Ia juga ikut tertawa mendengar celetukan Tria barusan.

“Nah, sekarang foto yuuuk!” kata Alya.

Anak-anak sekelas langsung mengumpul di atas rumput dan bersiap untuk berfoto. Beruntung ada anak kelas lain yang mau sukarela memotret kenangan ini. Mereka pun mengambil beberapa kali foto dengan berbagai pose.

“Sekarang apa lagi?” tanya Alya.

Aryo langsung menjawab, “Makan laaah!”

Anak kelas itu langsung mengerubungi Keanu dan Bari kemudian mengambil roti pizza mini itu bergantian. Untung saja kali ini mereka tidak begitu anarkis soal makanan…

Acara ulang tahun sederhana itu berakhir dengan makan roti pizza mini bersama. Mungkin lebih tepatnya menjawil roti pizza mini itu. Walaupun ini hanyalah perayaan ulang tahun sederhana, suasana seperti ini tak akan pernah mereka lupakan selamanya. Kejadian yang hanya terjadi sekali di masa putih abu-abu mereka. Untuk sesaat, mereka melupakan ulangan harian, remidial, nilai, tugas, dan pelajaran. Mereka hanya merasakan kebahagiaan karena bisa berkumpul, tertawa, dan berbagi kebahagiaan. Hidup ini hanya sekali! Nikmati, syukuri, dan jangan lupa berbagi kebahagiaan! ;) 


SELESAI

Cerita ini diambil hari Selasa, 26 April 2016. Dan di kelasku memang benar ada dua orang yang ulang tahun ^^ Perayaannya persis seperti di atas xD Karena ini cerita based on true story

My Stories

I'm Not!

April 13, 2016

I’m Not!



Pukul 5.00 p.m.

Cewek berkerudung itu setengah berlari menuju kelasnya yang berada di dekat ruang podium sekolah. Ia baru saja kumpul organisasi, padahal ia masih ada tugas kelompok. Terpaksa ia meninggalkan tugasnya selama kurang lebih sejam. Ia merasa tidak enak karena meninggalkan tugas kelompok tanpa keterangan, karena tadi ia pergi begitu saja tanpa meninggalkan pesan.

Aishhh… Jangan-jangan kelas udah sepi! batinnya ketika melihat deretan kelas lain yang mulai sepi.

Ia pun mempercepat langkahnya dan ketika sampai di kelas… ternyata masih banyak teman-teman sekelasnya yang lain yang juga masih mengerjakan tugas kelompok PK. Masih ada Bari, Keanu, Cahyo, Yuuto, Taka, Deeva, Alya, Nisa, Qyara, Feby, Kamila, Chandra, Tria, dan Sharfina. Ia mengembuskan napas lega sekaligus menggerutu dalam hati.

Tahu begitu aku jalan santai aja tadi, ucapnya dalam hati.

Ia berjalan menuju bangkunya dan melihat pekerjaannya masih tergeletak di atas meja. Ia pun langsung memanggil Bariã…¡yang merupakan teman sekelompok PK-nya. Seharusnya anggota kelompoknya ada 4, tapi 2 yang lain sedang ada ekskul. 

“Bari! Kamu udah mulai ngerjain?” panggilnya pada Bari yang sedang duduk di bangku dekat jendela. Muka cewek itu terlihat kesal karena Bari sepertinya belum menyentuh tugas kelompok mereka. Tugas PK kali ini yaitu membuat percobaan prinsip motor listrik. Ia kesal karena kotak untuk menempatkan alat-alat percobaan tugas PK itu masih sama seperti sebelum ia meninggalkan kelas.

Tiba-tiba saja Bari berjalan mendekat sambil memegang batre yang sudah direkatkan dengan dua paper clip di masing-masing sisinya. “Nih udah,” ucapnya sambil menyodorkan batre itu.

Nindyaã…¡nama cewek ituã…¡langsung tersenyum puas melihat pekerjaan Bari. “Sekarang apa? Batrenya ditempelin ke gabus kan?” tanya cewek itu sambil menunjuk gabus yang sudah ditata rapih di dalam kotak untuk menempatkan alat-alat percobaan. Ia yang menata gabus-gabus itu.

“Iya. Tapi ini mau dicoba dulu bisa atau enggak,” kata Bari dengan nada datarnya.

Nindya mengangguk saja. “Ya udah. Terus aku ngapain?”

Belum menjawab pertanyaan cewek itu, Bari langsung pergi begitu saja ke bangku tempatnya duduk tadi meninggalkan Nindya yang bingung mau mengerjakan apa. Hhhh… Menyebalkan! Harusnya kasih tahu dong, tugasku ngapain setelah menata gabus!

Ia pun hanya duduk sambil memperhatikan anak-anak lain yang sedang sibuk. Ada yang sedang memotong gabus, merekatkan batre, mencoba percobaan, menata alat-alat percobaan… Sepertinya hanya ia yang tidak melakukan apa pun.

Karena bosan, ia pun berjalan menghampiri kelompok lain. “Punya kalian udah bisa?” tanya cewek bermata sipit itu.

“Belum, ini baru mau dicoba,” jawab Nisa.

“Magnetnya mana?” tanya Keanu pada Nisa yang duduk di sampingnya. Mereka sekelompok dalam tugas PK ini.

“Eh, kalian dapet dari mana magnet kayak gitu?” tanya Nindya langsung karena ia baru ingat kalau kelompoknya kekurangan magnet.

“Nemu,” jawab Keanu.

Nindya mendengus tertawa mendengar jawab Keanu. “Yang bener aja…” ucapnya.

“Serius nemu,” jawab Keanu lagi.

“Ooo....”

Karena bingung mau ngapain lagi, akhirnya Nindya mendudukan dirinya di bangku yang ada di dekat kelompok Nisa dan Keanu.

“Hey Nindya!” sapa Alya tiba-tiba membuat Nindya kaget.

“Apaan sih, Al?” jawab Nindya.

Alya dengan senyum isengnya langsung berkata, “Waaah! Kamu lagi ngeliatin Keanu yaaa?”

“Enggak,” jawab Nindya sambil mengernyit.

“Keanu, lihat deh! Nindya lihatin kamu! Kamu suka sama dia kan? Eh bukanã…¡tapi sayang Nindya kaaan?” Alya tertawa melihat ekspresi Nindya yang kesal.

“Enggak! Alya apaan sih?!” Nindya kesal karena ia terus saja diledek dengan Keanu.

“Hahahaha! Udah deh… Kalian itu cocok banget!” kata Alya yang disambut tawa anak lain. “Iya kan, Keanu?”

“Cocok dari mana sih?!”

“Pokoknya kalian cocok!” kata Alya sambil tertawa.

“Keanu itu cocoknya sama Nisa,” elak Nindya ketus.

“Enggaaak! Keanu sama Nindya,” kata Nisa tiba-tiba ikut meledek Nindya.

“Tuh kan, Nisa aja bilang gitu,” kekeh Alya senang.

Karena kesal, Nindya pun langsung berdiri dari bangkunya dan menuju bangku lain yang jauh dari Alya. Ia bahkan bisa melihat Deevaã…¡sohibnyaã…¡juga tertawa mendengar perkataan Alya barusan. Beruntung, sehabis itu Alya pergi keluar kelas karena ia mau pulang. Ia hanya ingin iseng saja pada Nindya sebelum pulang. Wajahnya selalu terlihat puas melihat muka kesal Nindya.

Ugh, dasar nyebelin! Aku enggak ada hubungannya sama Keanu!

Sudah pukul 5.15 p.m. Nindya sudah ingin pulang. Ia ingin cepat-cepat sampai rumahnya dan makan karena dari tadi perutnya kelaparan. Akhirnya ia pun memanggil Bari yang baru saja lewat di depannya untuk mengambil cutter. Cowok itu mau memotong kabel yang akan diambil tembaganya untuk dijadikan alat percobaan tugas PK kali ini.

“Keanu…” Tanpa sengaja, Nindya malah menyebut nama Keanu waktu memanggil Bari. “Eh… Bari!”

“HOOO Nindya!” sorak teman-teman sekelas serentak membuat pipi Nindya terasa panas.

“Cieeeee...” Teman-teman lain ikut menyorakinya.

“Wah wah, ternyata alam bawah sadar Nindya memanggil nama Keanu!” kata Cahyo yang ternyata ikut meledek cewek itu. Nindya tak menyangka ketua kelas X IPA 4 akan ikut meledek dirinya.

“Ih apaan sih? Aku enggak!” elak Nindya yang merasa malu. Argh… Sial! Kenapa sih aku malah manggil Keanu?!!!

Keanu yang merasa namanya disebut hanya menoleh, “Ada apa sih?”

“Gini loh, Nindya mau manggil Bari, tapi yang kepanggil malah Keanu,” jelas Qyara yang disambut tawa anak sekelas.

Nindya yang merasa terpojokan di kelas langsung mengambil tas sekolahnya. “Udah ah!!! Aku mau pulang!” ucapnya keras-keras sambil berjalan keluar kelas. Namun baru beberapa langkah keluar kelas, ia berbalik lagi dengan wajah cemberut. Ia terlalu sebal dan malu karena diledek teman sekelas. Tanpa sadar ia menggembungkan pipinya karena kesal.

Ia lupa kalau ia belum izin ke Bari. “Bari, kamu kerjain sisanya ya! Aku mau pulang!”

Kali ini ia pun langsung melangkahkan kakinya ke gerbang sekolah lewat gerbang utama. Fiuuuh… Ia merasa beruntung Alya sudah pulang. Coba kalau Alya melihat kejadian barusan, pasti akan lebih heboh dan akan dijadikan topik pembicaraan selama seminggu! Berhubung Alya sangat suka dengan hal-hal seperti ini. Ia pasti akan sangat heboh membicarakan ini kalau melihat kejadian barusan.

Nindya menggelengkan kepalanya ketika membayangkan hal itu. Ia tak menyangka sorenya akan seperti ini. Ah, lebih baik ia pulang, makan, lalu mengerjakan tugas.

SELESAI


NB: Cerita ini berasal dari kejadian nyata yang kualami di kelas hari ini -_- (Selasa, 12 April 2016) Serius! Kejadian ini benar-benar memalukan dan nyebelin! >< 

Drama

Naskah Drama: Perang Khandaq

Maret 13, 2016

Hello! I'm here! ^^ Aku mau share naskah drama lagi. Kali ini tentang salah satu perang Islam. Naskah ini kubuat sendiri xD (Padahal ini tugas kelompok -_- But it's ok) Naskah ini boleh kalian pakai buat inspriasi tugas kalian kalau misal ada tugas bikin drama perang Islam ^^ 

Naskah Drama
Perang Khandaq

Kelompok 3:
1.       Gayuh Tentri (17) sebagai Amr bin ‘Abdi Wadd
2.       Maulana Malik Ibrahim (18) sebagai Ali bin Abi Thalib
3.       Meltri Nugraheni (19) sebagai Orang Yahudi
4.       Nabila Pearl Firdaus (20) sebagai Kafir Quraisy 1
5.       Nadia Khansa Amira (21) sebagai Narator
6.       Nanda Putri Mandiri (22) sebagai Kafir Quraisy 2
7.       Narendra Sekar Duhita (23) sebagai Kaum Muslimin
8.       Naufal Magavan Muhammad Priyadi (24) sebagai Salman Al-Farisi

Adegan 1

Alkisah, pada tahun ke-5 Hijriyah, terjadi perang antara kaum muslimin Madinah melawan masyarakat Yahudi dari Bani Nadir dan Bani Wail, musyrikin Quraisy, dan beberapa suku Arab yang masih musyrik. Oleh sebab itu, Perang Khandaq juga disebut dengan Perang Ahzab yang artinya ‘Perang Gabungan’.
Muara peperangan ini adalah ketidakpuasan masyarakat Yahudi dari Bani Nadir dan Bani Wail terhadap keputusan Rasulullah SAW yang menempatkan mereka di luar Madinah. Mereka sangat kecewa dan marah. Maka berangkatlah mereka ke Makkah untuk menemui beberapa tokoh Kafir Quraisy. Mereka berniat untuk menghasut orang Kafir Quraisy agar memerangi Rasulullah SAW.
Sesampainya di Makkah, seorang tokoh Yahudi langsung menghasut beberapa orang Kafir Quraisy yang sedang berkumpul.

Original Story

BROKEN Part 2

Januari 17, 2016



Tittle: Broken
Author: Nandakyu
Genre: Family, Friendship, School-life
NB: Haaai! ^^ Ini lanjutan dari cerita Broken buatanku. Idenya tiba-tiba aja dateng di kepalaku xD Kkkk... Selamat membaca kalau mau membaca... ^^